Kanker Pankreas Umumnya Baru Ditemukan di Tahap Lanjut, Bagaimana Menanganinya?
gospelangolano.com, Jakarta – Kanker pankreas merupakan salah satu jenis kanker terparah, biasanya terdiagnosis pada stadium lanjut dan sulit diobati.
Pankreas sendiri merupakan organ penting pada sistem pencernaan manusia yang terletak di belakang rongga lambung. Salah satu fungsi utama pankreas adalah menghasilkan hormon dan enzim yang dibutuhkan untuk mencerna makanan. Namun, ketika sel-sel pankreas mulai tumbuh terus-menerus, kondisi ini dapat menyebabkan tumor yang disebut kanker pankreas.
Menurut dokter spesialis bedah saluran cerna MRCCC Siloam Semanggi, Wifanto Saditya Jeo, kanker pankreas tidak memiliki gejala spesifik. Oleh karena itu, kanker ini sulit dideteksi atau tidak dapat dilihat pada tahap awal.
Gejala yang mungkin muncul adalah sakit perut, penurunan berat badan, gangguan pencernaan, dan penyakit kuning. “Dalam banyak kasus, seringkali ditemukan pasien sudah memasuki fase perkembangan,” kata Wifanto dalam siaran persnya, Senin (29/7/2024).
Kanker pankreas juga dikenal sebagai kanker saluran empedu. Meski sulit diobati, masih ada pilihan prosedur bedah yang lebih rumit, yaitu operasi whiplash.
Operasi Whipple adalah prosedur pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat tumor kepala di usus besar. Prosedur ini juga dapat dilakukan untuk mengobati kondisi pankreas lainnya, seperti kista pankreas, tumor neuroendokrin, atau tumor di daerah saluran empedu.
Pembedahan biasanya menjadi pilihan ketika tumor belum menyebar ke organ lain di dekat pankreas, kata Wifanto.
Dalam prosedur ini, seorang spesialis akan mengangkat sebagian pankreas. Bagian pertama dari usus halus (duodenum), bagian dari saluran empedu dan kandung empedu. Dalam beberapa kasus, sebagian lambung atau usus besar mungkin diangkat.
Prosedur Whipple merupakan operasi yang kompleks dan membutuhkan tim bedah yang terampil serta fasilitas medis yang memadai. Rata-rata proses ini memakan waktu 6-8 jam.
Wifanto juga menjelaskan tahapan utama dalam operasi skrotum yaitu: Persiapan Persiapan
Sebelum operasi dimulai, pasien akan menjalani tes laboratorium dan pemeriksaan fisik untuk menilai kesehatan mereka secara umum. Ini termasuk tes darah, pencitraan seperti CT scan atau MRI, dan konsultasi dengan spesialis bedah dan anestesi.
Pasien juga akan diberikan petunjuk persiapan pra operasi, seperti puasa sebelum operasi. anestesi
Sebelum prosedur dimulai, pasien akan diberikan anestesi umum untuk memastikan pasien tertidur selama prosedur berlangsung. Seorang ahli anestesi akan memberikan anestesi dan memantau kondisi pasien. Akses ke pankreas
Setelah itu, tim bedah akan membuat sayatan kecil (laparoskopi) di perut untuk mengakses organ yang terlibat dalam prosedur. Sayatan ini biasanya dibuat di bagian tengah atau kanan atas perut
Setelah organ yang terkena diakses, tim bedah akan melakukan pemeriksaan menyeluruh untuk mengetahui sejauh mana penyakit telah menyebar. Dan organ-organ itu harus diangkat.
Organ yang dimaksud adalah pankreas, duodenum (bagian pertama dari usus halus), saluran empedu, dan kandung empedu. Kepala pankreas biasanya menjadi target utama dari prosedur ini. Penghapusan dan Perbaikan
Jika nyeri berasal dari pankreas, dokter spesialis akan mengangkat bagian tersebut, beserta sebagian duodenum, saluran empedu, dan kandung empedu.
Dalam beberapa kasus, sebagian lambung atau usus besar mungkin diangkat. Setelah bagian yang terkena diangkat, langkah selanjutnya adalah merekonstruksi atau menyambung kembali organ yang tersisa.
Ini melibatkan penyambungan usus, saluran empedu, dan pankreas secara hati-hati untuk memastikan aliran nutrisi dan cairan pencernaan. Penutupan perut
Setelah operasi, sayatan akan ditutup dengan jahitan atau selotip medis. Perawatan luka yang tepat penting untuk memastikan penyembuhan yang tepat dan mencegah infeksi.