Kampung Hijau Kemuning Tangerang Potret Keberhasilan Urban Farming Melalui BRInita
gospelangolano.com, Tangerang Salah satu alat terpenting untuk menjaga ketahanan pangan saat ini adalah mencapai pertanian berkelanjutan Langkah tersebut untuk memenuhi kebutuhan pangan di tengah tantangan lingkungan dan semakin terbatasnya lahan produktif
Pertanian berkelanjutan yang bisa dilakukan saat ini melalui urban farming adalah pertanian tanaman hidroponik Tanaman hidroponik dipilih sebagai sistem tanam karena efisiensi air yang tinggi, penggunaan lahan yang rendah dan hasil panen yang lebih cepat dibandingkan dengan pertanian konvensional.
Salah satu daerah yang melaksanakan pengembangan dan budidaya tanaman budidaya perikanan adalah Kampung Hijo Kemuning, Desa Binang, Kecamatan Kurug, Kabupaten Tangerang.
Ketua Kelompok Wanita Tani (KWT) Kampung Hiju Kemuning Widi mengungkapkan, hal ini merupakan inisiatif warga karena menginginkan perubahan dalam budidaya tanaman hidroponik yang dilakukan warga Kampung Kemuning.
Dikatakannya, meski lahan di Kampung Hiju Kemuning sempit, namun dengan inisiatif ini kita bisa menciptakan lingkungan yang bersih, asri, bersih dan hijau.
Para perempuan dan masyarakat memanfaatkan fasilitas umum di wilayah mereka yang sebelumnya merupakan lahan kosong dan tidak digarap untuk berkebun. Warga Kampung Hijo Kemuning mempraktikkan urban farming dengan menanam toga, sayur mayur, pisang, dan bunga telang untuk menunjang ketahanan pangan warga sekitar.
“Ada juga rumah kaca untuk hidroponik, dilanjutkan dengan tanaman rambat untuk berbagai sayuran seperti lobak dan bunga telang, yang bisa digunakan untuk produk Kampung Hijo Kemuning,” ujarnya.
Tanaman obat keluarga seperti Tanaman Toga, pertanian perkotaan yang dijalankan oleh warga Kampung Hijo Kemuning, semakin berkembang. Dengan beragamnya hasil tanaman hidroponik tersebut, Kampung Hijo Kemuning dapat menghasilkan pendapatan dengan memberikan manfaat lebih kepada warga sekitar, demikian bunyi video tersebut.
Hasil pengolahan tanaman hidroponik tersebut kemudian diolah menjadi produk minuman kemasan alami penangkal penyakit, seperti minuman jahe, ampas asam jawa, minuman jahe, empan-empan, beras kenkur dan ekstrak jahe merah.
“Kami bisa menjual sayuran dan dengan menanam pisang dan bunga telang, kami bisa memanfaatkannya untuk minuman tradisional seperti pisang tamari dan teh bunga telang. Hasil penjualan ini kami gunakan untuk membeli bibit tanaman,” ujarnya. .
Masyarakat dapat membeli produk olahan Kampung Hijah Kemuning melalui Instagram @greenkemuning atau langsung di lokasi.
Pertanian berkelanjutan yang dilakukan warga Kampung Hijo Kemuning tidak lepas dari kontribusi BRI melalui program Brinitha (BRI Farming in the City). Dalam program ini BRI menyalurkan dukungan pertanian perkotaan dalam bentuk infrastruktur fisik seperti rumah kaca atau rumah kaca
BRI melakukan pendampingan kepada pemangku kepentingan tidak hanya melalui dukungan infrastruktur pertanian perkotaan, namun juga melalui pemantauan kegiatan pertanian perkotaan dan pengembangan output pertanian perkotaan melalui kerja sama dengan spesialis/instansi terkait. dalam penjualan, manajemen, pengemasan dan pemasaran
“Kami dilatih produk kemasan tanaman dan jenis kemasan yang tepat untuk setiap tanaman,” tambah Chiddy.
Secara terpisah, secara terpisah. Secara terpisah, secara terpisah. Secara terpisah, secara terpisah. Negara-negara yang terpisah
Dijelaskannya, program BRINita merupakan salah satu inisiatif pelestarian lingkungan perkotaan yang memanfaatkan lahan sempit di kawasan padat penduduk.
“Program ini tidak hanya satu kali saja, tapi di 21 titik di Indonesia. Dengan dukungan infrastruktur yang kami berikan, kami berharap program ini terus menjadi wadah positif bagi masyarakat “Diharapkan kelompok lain dapat meneladani kisah inspiratif yang ditunjukkan KWT Kampung Hija Kemuning,” kata Catur Budi.
(*)