Jokowi Ternyata Tak Ingin Harga Beras dan Telur Terlalu Murah, Kenapa?
gospelangolano.com, Presiden Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pemerintah berupaya menjaga keseimbangan harga pangan agar tidak hanya menguntungkan konsumen tetapi juga petani dan warga desa.
Presiden Jokowi, Kamis, saat mengunjungi pasar tradisional Seketeng di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), mengecek harganya, bagus dan trennya menurun, misalnya bawang merah harganya Rp 40.000. , bawang putih juga berharga 40.000 dolar, dan cabai merah berharga 50.000 rubel.
Dalam wawancara di Pasar Seketeng Sumbawa dan Jaringan Kantor Presiden di Jakarta, Presiden mencermati fluktuasi harga telur, daging, dan telur ayam ras yang juga mengalami penurunan, selain bawang merah. harga pasar lokal.
Begitu pula dengan rata-rata harga beras yang dilaporkan Presiden.
“Tapi jangan sampai semuanya turun, berasnya juga turun, kasihan petani, kasihan penggembala. Di sinilah kita jaga keseimbangannya dan konsumen, masyarakat, dan petani juga senang. Senang. ” kata Jokowi.
Presiden Jokowi didampingi Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan dan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman.
Sebelumnya, Perum Bulo disebut mampu menyerap beras setara 30.000 ton Gabah Kering (GKP) petani pada panen kali ini.
Direktur Jenderal Perum Bulog Bayu Krisnamurthy mengatakan pihaknya bertujuan untuk menyerap gabah dan beras dalam negeri sebaik-baiknya pada musim panen terbaik.
Baginya, prioritas pemerintah saat ini adalah menjamin pasokan pangan pemerintah dengan menyerap gandum dan beras dari dalam negeri pada puncak panen raya.
“Pada April tahun ini, serapan beras kita di dalam negeri mencapai 468.000 ton gabah kering panen (GKP), lebih tinggi dibandingkan 3 tahun terakhir. Saat ini, dengan berbagai upaya yang kita lakukan, Bulog mampu menyerap 30.000 ton beras. 20.000 per hari di GKP, kurang dari satu ton,” jelasnya, Kamis (5 Februari 2024).
Terpisah, Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan pihaknya rutin memantau kinerja Bulo di daerah terkait penyerapan hasil panen gandum dan padi dalam negeri.
Arief menegaskan, penyerapan perusahaan “Bulog” merupakan upaya menciptakan sumber daya pangan nasional saat ini dan masa depan.
Momentum panen melimpah ini harus dijaga karena panen melimpah pada semester I menyumbang hingga 70 persen dari total produksi nasional, terutama di daerah sentra padi seperti Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur, ujarnya.
“Pemanfaatan cadangan beras pemerintah menjadi fokus Presiden Jokowi dalam pemanfaatan produksi dalam negeri dan minimalisasi impor,” tegas Arief.
Sementara itu, Suyamto, Direktur Rantai Pasokan dan Pelayanan Masyarakat Perum Bulog, mengatakan pada tahun ini salah satu strateginya dilakukan melalui program budidaya padi surplus di setiap wilayah kerja untuk mempercepat prosesnya. penyerapan hasil produksi.
“Selain itu, kami terus berkoordinasi dan berkolaborasi dengan kelompok petani, unit penggilingan, dan mitra pengadaan. Hal ini tentunya kami lakukan untuk mencapai serapan yang maksimal di puncak panen raya ini,” imbuh Suyamto.