Jasindo Prediksi Klaim Asuransi Kredit 2024 Capai Rp 217 Miliar
gospelangolano.com, Jakarta PT Asuransi Jasa Indonesia (Asuransi Jasindo) Proyek yang asuransi kreditnya wajib dibayar pada akhir tahun 2024 akan mencapai Rp 217,17 miliar.
Perkiraan tersebut muncul di tengah meningkatnya tantangan di industri asuransi, khususnya peningkatan kredit bermasalah (NPL) di sektor usaha kecil dan menengah (UMKM).
Direktur Pengembangan Usaha Jasindo Diwe Novara menuturkan, meski klaim asuransi kredit yang harus dibayar Jasindo hingga Juni 2024 mencapai Rp 116,36 miliar atau rata-rata Rp 19,3 miliar per bulan, namun terdapat tren penurunan dalam beberapa tahun terakhir. Penurunan tersebut terkait keberhasilan program restrukturisasi asuransi kredit yang dijalankan perseroan, ujarnya kepada wartawan, Jumat (16/8/2024).
Namun data nasional menunjukkan terjadi peningkatan klaim asuransi kredit sebesar 29,75% pada Juni 2024 dengan total klaim mencapai Rp 2,09 triliun.
Peningkatan permintaan tersebut erat kaitannya dengan peningkatan NPL sektor UKM yang mencapai 4,04% mendekati level 5% yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Dampak pelonggaran pinjaman
Diwe menjelaskan, dampak pembatalan pelonggaran kredit yang diberikan pada masa wabah Covid-19 masih akan terasa pada tahun 2024. Situasi ini tidak hanya berdampak pada industri perbankan, namun juga berpotensi meningkatkan permintaan asuransi pinjaman, khususnya dari nasabah NMVMs.
“Perusahaan asuransi hipotek harus bersiap menghadapi kemungkinan peningkatan klaim penjaminan kredit akibat penarikan instrumen kredit, khususnya dari nasabah UMKM,” kata Diwe.
Sebagai langkah awal, Jasindo dan perusahaan asuransi lainnya mencapai kesepakatan klaim dengan mitra untuk menstabilkan arus kas perusahaan.
Langkah ini juga memberikan manfaat bagi bank dalam bentuk Pemberian Santunan (CKPN) yang memungkinkan kedua sektor saling membantu dalam mengatasi tantangan kenaikan klaim asuransi kredit.
“Dengan strategi awal ini, kami berharap industri asuransi akan tetap stabil meskipun terjadi peningkatan klaim asuransi kredit, sementara perbankan akan lebih yakin untuk membayar kembali,” tutup Diwe.
Perkiraan peningkatan klaim asuransi kredit menunjukkan perlunya langkah yang lebih strategis dari sektor asuransi dan perbankan untuk menghadapi kondisi perekonomian yang sulit di tahun 2024.