Jakarta International Stadium Jadi Simbol Kemegahan dan Prestise, Simak Sejarahnya
gospelangolano.com, Jakarta Jakarta International Stadium (JIS) merupakan stadion yang memiliki sejarah panjang. Proyek besar ini bermula pada tahun 2008 ketika Fauzi Bowo (Foke) menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Saat itu, lahan yang kini menjadi JIS itu merupakan bagian dari Human Clean Park (BMW) Wibawa seluas 66,6 hektar.
Sebelumnya Pemprov DKI Jakarta memiliki kawasan tersebut melalui hibah tanah kepada tujuh perusahaan swasta. Dengan kapasitas 82.000 penonton yang luar biasa, Stadion Internasional Jakarta telah menjadi ikon bergengsi di dunia stadion. Menurut laporan Daily Mail yang dipublikasikan pada 20 Februari 2021, JIS masuk dalam daftar 10 stadion terbesar di dunia.
Peran Jakarta International Stadium di mata masyarakat tidak hanya sebagai tempat hiburan dan acara olah raga, namun juga menjadi pusat kebanggaan dan jati diri warga Jakarta. Sebagai simbol keagungan dan gengsi, JIS membawa harapan dan inspirasi bagi generasi penerus, mewakili semangat perubahan dan kemajuan yang terus mengalir melalui pusat kota ini.
Berikut sejarah Jakarta International Stadium yang gospelangolano.com rangkum dari berbagai sumber, Jumat (10/5/2024).
Jakarta International Stadium (JIS) adalah stadion sepak bola terbuka yang indah yang terletak di Tanjung Priok dengan 82.000 kursi. Menariknya, stadion ini tidak hanya memiliki kapasitas atap terbuka terbesar di Asia, tetapi juga menempati urutan kedua dunia setelah Stadion AT&T di Arlington, Texas. Dengan stadion seluas 22 hektar dan bangunan induk seluas 375,7 meter persegi, JIS telah menjadi fokus dunia olahraga internasional.
Stadion ini telah menetapkan standar baru infrastruktur olahraga sebagai salah satu venue Piala Dunia U-20. Stadion ini telah menerima tiga penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI) yang mengukuhkan statusnya sebagai pusat keunggulan arsitektur stadion. Dalam upaya memastikan stadion siap menjadi tuan rumah perhelatan penting tersebut, PT Jakarta Propertindo (Jakpro) telah mengalokasikan sumber daya utama, membuat seluruh aspek penataannya.
Meski pandemi COVID-19 menunda agenda penting tersebut hingga tahun 2023, JIS tetap menjadi simbol kemajuan pembangunan infrastruktur olahraga Indonesia. Bahkan, stadion ini telah mendapat pengakuan dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) dalam berbagai kategori bergengsi, antara lain struktur atap terberat, sistem atap terbuka pertama, dan Sertifikat Platinum Green Building. Dengan fokus pada keberlanjutan, Stadion JIS menjadi contoh, stadion pertama di Indonesia yang dibangun dengan prinsip keberlanjutan. Dari rumput hingga infrastruktur, setiap aspek konstruksi stadion dirancang dengan mempertimbangkan lingkungan, sehingga memperoleh Sertifikat Bangunan Hijau Platinum yang bergengsi.
Seiring tumbuh dan berkembangnya Jakarta, Pemprov DKI Jakarta berencana membangun stadion baru menggantikan Lebak Bulus yang bobrok. Tempat lain yang kami pertimbangkan adalah Wibawa Human Clean Park (BMW).
Pada 28 Mei 2014, saat Joko Widodo masih menjabat Wali Kota DKI Jakarta, ia mengusulkan pembangunan stadion internasional di BMW Park. Dia menekankan pentingnya memulai pembangunan sesegera mungkin. Pemerintah DKI Jakarta di bawah kepemimpinannya mengklaim tanah bahkan menggugat sengketa tanah tersebut. Saat itu, Jokowi juga menyerahkan dua sertifikat konfirmasi kepemilikan tanah Pemprov DKI Jakarta di BMW Park. Namun, pembangunan stadion belum dimulai.
Kemudian pada tahun 2017, saat Djarot Saiful Hidayat menjadi Wali Kota DKI Jakarta, rencana pembangunan stadion di BMW Park kembali dipertimbangkan. Djarot melakukan peletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan klub dan venue olahraga di kawasan yang direncanakan untuk Stadion Internasional. Dia membenarkan Pemprov DKI memenangkan sengketa lahan pada 2015 dan menerima hak tersebut pada 18 Agustus 2017. Namun pembangunan stadion belum dimulai.
Pada Oktober 2017, Anies Baswedan menggantikan Wali Kota DKI Jakarta dan mengikuti jejak sebelumnya dengan berencana membangun stadion internasional di BMW Park. Pada 14 Maret 2019, Anies mengumumkan Jakarta International Stadium (JIS) sebagai nama resmi stadion yang akan dibangun. Ia juga mengakui peran mantan gubernur provinsi dalam proyek tersebut. Anies menugaskan BUMD PT Jakarta Proertindo (Jakpro) untuk melaksanakan proyek tersebut. Selang tiga tahun, pembangunan JIS selesai pada 2022. Pada 19 April 2022, Anies meluncurkan JIS soft. Ia mengatakan, JIS merupakan bukti kemajuan Indonesia di bidang olahraga, yang mencerminkan kemampuan negara dalam menciptakan prestasi-prestasi besar yang tidak hanya memenuhi standar nasional, tetapi juga standar internasional.
Dengan fasilitas yang memenuhi standar internasional, Jakarta International Stadium (JIS) menjadi tuan rumah turnamen besar dan menarik para pemain Barcelona dan Atletico selama Kejuaraan Remaja Indonesia 2022. Stadion tidak hanya menjadi venue, tetapi juga pusat pengalaman yang nyaman bagi penonton. Mulai dari rumput hijau yang terawat hingga peralatan kebersihan yang ergonomis dan fasilitas tambahan seperti kompartemen media, toilet bersih, musala, dan ruang pers yang lengkap, JIS menawarkan pengalaman bermain yang tiada duanya.
Berdasarkan informasi yang dirilis Pemprov DKI, JIS mengusung tema modern yang fokus pada kenyamanan transportasi umum untuk event nasional dan internasional. Beberapa fasilitas transportasi umum terintegrasi dengan baik untuk memudahkan akses menuju stadion, antara lain:
1. TransJakarta: Beberapa rute TransJakarta yang melayani JIS antara lain JIS 3 (JIS – Harmoni), Rute 14 (JIS – Senen) dan Rute 10K (Tanjung Priok – Senen via Taman BMW).
2. KRL Commuter Line Jabodetabek: Stasiun KRL Commuter Line seperti Stasiun Ancol (3,5 km dari JIS) dan Stasiun Tanjung Priok (4 km dari JIS) menjadi pilihan transportasi yang nyaman untuk mencapai stadion.
Selain itu, juga tersedia jalur lain seperti Stasiun Bekasi-Manggarai-Stasiun Ancol dan Stasiun Tangerang-Duri-Stasiun Kampung Badan-Stasiun Ancol.
3. Mikrotrans: Metode transportasi mikrotrans seperti Jak 77 (Tanjuk Priok-Jembatan Item) dan Jak 88 (Tanjung Priok-Ancol Barat) memberikan pilihan akses tambahan bagi penonton stadion.
Dengan integrasi yang baik antara stadion dan jaringan transportasi umum, JIS tidak hanya menjadi arena olahraga, namun juga menjadi titik fokus mobilitas ramah dan berkelanjutan dalam menyelenggarakan acara-acara besar di Jakarta.