Inovatif, Gentong Pakan Lele Otomatis Karya Anak Bangsa

0 0
Read Time:2 Minute, 6 Second

JAKARTA – Tong pakan ikan lele lahir otomatis dari ide seorang guru sastra. Selain memberikan solusi praktis untuk produksi hewan, alat ini juga menawarkan pemahaman baru tentang model komunikasi interdisipliner.

Didik Suharijadi, dosen Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Jember (Unej), menciptakan terobosan baru dalam budidaya ikan lele. Ia memanfaatkan tong di area taman kampusnya yang tidak digunakan untuk budidaya ikan. Genton digunakan sebagai wadah pembibitan ikan lele dengan sistem pemberian pakan dan penggantian air yang sepenuhnya otomatis.

“Sistem pemberian pakan otomatis memberikan pakan sebanyak tiga kali sehari agar tidak menyebabkan kanibalisasi ikan karena selalu kenyang. Pemberian pakan diatur dengan pengatur waktu pada pukul 07.00, 15.00, dan 01.00,” kata Didik. Unej, demikian siaran pers resmi, Jumat (24/5/2024).

Dalam proyek inovatif ini, ia menerapkan teknologi otomasi untuk membuat budidaya ikan lele lebih mudah dan efisien. Dalam penerapan teknologi tersebut, Didik banyak meminta masukan dari para guru besar Fakultas Teknologi Pertanian (FTP) Unej yang ahli di bidang teknologi tepat guna.

Budidaya ikan menggunakan sejumlah alat seperti tong, panel surya, timer, baterai, besi tua, dan wadah makanan dari beberapa wadah pengemas makanan bekas.

Pemanfaatan lingkungan, menurut Didik, beternak ikan lele dapat memberikan beberapa manfaat, salah satunya adalah membiasakan siswa dalam berkomunikasi, menyempurnakan kemampuan berbahasanya hingga mempertemukan ilmu yang berbeda dengan para ahli di bidang lain guna mendorong difusi yang sesuai. teknologi. .

Reaksi pertama para mahasiswa tentu saja terkejut melihat teknologi yang diterapkan seolah-olah tidak ada kaitannya dengan kajian sastra. Namun setelah menjelaskan bahwa linguistik berperan besar dalam mendokumentasikan perkembangan terminologi di segala bidang, mahasiswa baru menyadari pentingnya memperhatikan bidang lain.

“Di era digital saat ini, istilah-istilah menjadi kunci dalam menyebarkan ilmu pengetahuan. Jika masyarakat sudah memahami istilah dan nama alatnya, maka mereka bisa membeli sendiri, belajar sendiri bahkan berkreasi sendiri. Tentu harus mengandalkan ahlinya sampai batas tertentu,” kata Didik.

Diharapkan dengan menggunakan alat yang sederhana dapat mengajarkan siswa untuk menggunakan alat yang sederhana sehingga menjadi kreativitas yang bernilai tinggi.

Saat ini budidaya ikan lele ini telah berlangsung kurang lebih tujuh bulan dan telah mengalami dua kali masa panen yang masing-masing berdurasi tiga setengah bulan. “Jadi masa tanamnya tiga setengah bulan. “Pada bulan ketiga panen mulai meningkat secara mencicil, karena pertumbuhan ikan tidak selalu sama,” jelasnya.

Budaya ini diharapkan tidak hanya menghasilkan ikan saja, namun juga dapat menjadi objek akademik bagi mahasiswa berbagai disiplin ilmu. “Biarkan mahasiswa sastra mempelajari terminologinya, mahasiswa teknik berkontribusi dalam peningkatan otomatisasi, mahasiswa peternakan mempelajari efektivitasnya, mahasiswa sosial ekonomi mempelajari kemungkinan-kemungkinannya sebagai usaha ekonomi bagi masyarakat perkotaan” kata Didik.

happy Inovatif, Gentong Pakan Lele Otomatis Karya Anak Bangsa
Happy
0 %
sad Inovatif, Gentong Pakan Lele Otomatis Karya Anak Bangsa
Sad
0 %
excited Inovatif, Gentong Pakan Lele Otomatis Karya Anak Bangsa
Excited
0 %
sleepy Inovatif, Gentong Pakan Lele Otomatis Karya Anak Bangsa
Sleepy
0 %
angry Inovatif, Gentong Pakan Lele Otomatis Karya Anak Bangsa
Angry
0 %
surprise Inovatif, Gentong Pakan Lele Otomatis Karya Anak Bangsa
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D