Indonesia Pertahankan Surplus Neraca Dagang 47 Bulan Beruntun

Read Time:1 Minute, 51 Second

gospelangolano.com, JAKARTA – Neraca perdagangan Indonesia mencapai surplus US$4,47 miliar pada Maret 2024. Dengan demikian, Indonesia masih mempertahankan pertumbuhan berlebih selama 47 bulan berturut-turut.

Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan surplus perdagangan Maret 2024 ditopang oleh surplus perdagangan nonmigas sebesar $6,51 miliar. Hal ini menutupi defisit minyak dan gas sebesar US$2,04 miliar.

Tiga negara penyumbang surplus terbesar Indonesia adalah Amerika Serikat, India, dan Filipina. Sementara Thailand, Brazil, dan Australia menjadi penyumbang defisit terdalam.

Sebelumnya, BPS melaporkan tren impor pada Maret 2024 mencapai $17,96 miliar. Impor turun 12,76 persen tahun ke tahun (year-on-year), namun turun 2,6 persen bulan ke bulan.

Nilai impor kelompok migas mengalami peningkatan baik secara tahunan maupun bulanan. Dalam hal ini, nilai impor kelompok nonmigas mengalami penurunan baik secara tahunan maupun bulanan.

Berdasarkan penggunaannya, pada Maret 2024 tercatat impor barang konsumsi sebesar 1,85 miliar dolar AS. Jumlah tersebut mengalami penurunan sebesar 0,69 persen (mtm), namun meningkat sebesar 4,97 persen (y/y).

Sedangkan impor bahan baku/bahan penolong sebesar 13,21 miliar. mencapai dolar AS. Turun sebesar 0,73 persen (mtm) dan 12,63 persen (y-o-y).

Impor barang modal juga turun menjadi $2,91 miliar. Impor barang jadi secara bulanan mengalami penurunan sebesar 11,26 persen (mtm) dan secara tahunan sebesar 21,72 persen.

Sementara BPS mengumumkan kinerja ekspor Indonesia pada Maret 2024 mencapai $22,43 miliar. Jumlah ini meningkat 16,40 persen dibandingkan bulan lalu. Dibandingkan periode yang sama tahun lalu, ekspor Indonesia meningkat sebesar 4,19 persen (year-on-year).

Pertumbuhan ekspor bulanan Maret 2024 didorong oleh ekspor nonmigas, khususnya logam mulia dan logam mulia (HS71), kata Plt Direktur BPS Amalia Adingar Vidyasanti dalam jumpa pers di Jakarta, Senin (22/4/2024). ) .

Pada Januari hingga Maret 2024, total ekspor Indonesia mengalami penurunan sebesar 7,25 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pada periode tersebut, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan mencatatkan volume ekspor sebesar 1,18 miliar dolar AS dan mencapai peningkatan sebesar 8,05 persen. Sementara industri pertambangan dan lainnya mengalami penurunan signifikan sebesar 17,31 persen menjadi 11,92 miliar dolar AS.

Industri manufaktur juga mengalami penurunan sebesar 4,92 persen menjadi sebesar 45,21 miliar dollar AS.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 6 Potret Vending Machine Ini Jual Tanaman dan Hewan Hidup, Tak Habis Pikir
Next post Ketua Tim Ad Hoc PBSI: Semoga Peak Performa Atlet Tiba Saat Olimpiade