IHSG Berpeluang Naik, Cermati Rekomendasi Saham Hari Ini 27 Maret 2024
gospelangolano.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi menguat pada perdagangan Rabu (27/3/2024). IHSG menguji posisi di 7.500-7.616.
IHSG melemah 0,16 persen menjadi 7.365 seiring munculnya volume penjualan, namun IHSG bergerak di atas rata-rata pergerakan (MA) 20 hari pada Selasa 26 Maret 2024.
Analis PT MNC Sekuritas Herditya Wicaksana mengatakan, pada skenario terbaik (hitam), posisi IHSG saat ini masih berada pada wave iii (iii), sehingga memperkuat IHSG menguji kisaran 7.500-7.616.
Namun pada label merah, posisi IHSG saat ini berada pada awal wave c (iv), sehingga kemungkinan besar IHSG akan terkoreksi lebih lanjut hingga menguji 7.219-7.238, kata Harditya.
IHSG akan berada di level 7.295,7,238 support dan 7.444,7,492 di level resistance, kata Harditya.
Sementara itu, Analis PT RHB Securitas Muhammad Wafi mengatakan IHSG terlihat melakukan koreksi teknikal namun dengan volume candle bullish. Selama berada di atas garis MA20, ada peluang untuk mencapai level Higher High (HH) dan kembali lagi melanjutkan fase bullishnya.
Namun jika support garis MA20 ditembus, ada peluang untuk melakukan koreksi lagi dan menguji support garis MA50 untuk melanjutkan level yang berdekatan, ujarnya.
Wafi mengatakan, peringkat IHSG saat ini berada di level 7.200-7.400.
Riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, peluang pelemahan IHSG terbatas dengan level support dan resistance di 7.300-7.400. Rekomendasi stok
Untuk rekomendasi saham hari ini, Harditya memilih saham PT Manyaka Tambang Tbk (ANTM), PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI), PT Harum Energy Tbk (HRUM), dan PT PP London Sumatra Tbk (LSIP).
Sedangkan Wafi mengambil saham di PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR), PT MD Pictures Tbk (FILM), PT MAP Active Adiparkasa Tbk (MAPA) dan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON).
Berikut rekomendasi teknis dari MNC Securitas:
1.PT Many Tambang Tbk (ANTM) – Beli saat lemah
Saham ANTM naik 0,30% ke 1.665 seiring munculnya volume pembelian. Namun pergerakan ANTM saat ini diperkirakan berada pada awal wave iv (c) dari wave [i] sehingga ANTM masih berpeluang untuk melakukan koreksi lebih awal, kata Harditya.
Beli pada kelemahan: 1,590-1,660
Target harga: 1.740, 1.855
Hentikan Kerugian: Di bawah 1,565
2.PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) – Spesifikasi Oleh
Saham BBNI naik 0,42% ke 5.950 dan masih didominasi volume pembelian, namun penguatan BBNI memburuk dibandingkan MA20.
“Saat ini kami menilai BBNI termasuk dalam gelombang (b) [iv], sehingga BBNI masih mempunyai peluang untuk memperkuat dan menutup gap tersebut,” kata Harditya.
Pembelian Khusus: 5.875-5.925
Target harga : 6.050, 6.150
Hentikan Kerugian: Di bawah 5.800
3.PT Harum Energy Tbk (HRUM) – Beli saat melemah
Saham HRUM terkoreksi 1,48% menjadi 1.335 dan masih didominasi volume penjualan. Herditya memperkirakan posisi HRUM saat ini berada di awal wave 1 [b] sehingga HRUM masih berpeluang melanjutkan koreksinya dan bisa digunakan untuk BW.
Kelemahan beli: 1.220-1.305
Target harga: 1.445, 1.615
Hentikan Kerugian: Di bawah 1,190
4.PT PP London Sumatra Tbk (LSIP) – Beli saat melemah
Saham LSIP naik 1,12% menjadi 905 seiring munculnya volume pembelian. Jika LSIP masih bisa bergerak ke atas 885 sebagai stoploss, maka posisi LSIP saat ini diperkirakan berada di awal wave 1 wave [iii] label hitam, sehingga LSIP masih berpeluang melanjutkan penguatan.
Beli pada kelemahan: 890-900
Target harga: 920.990
Hentikan Kerugian: Di bawah 885
Penafian: Keputusan investasi apa pun ada di tangan pembaca. Lakukan riset dan analisa sebelum membeli dan menjual saham. gospelangolano.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Sebelumnya, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah berada di zona merah pada Selasa (26/3/2024). Pergerakan IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor ekuitas yang memerah.
IHSG yang dikutip data RTI melemah tipis 0,16 persen menjadi 7.365,66. Indeks LQ45 turun 0,41 persen menjadi 997,79. Sebagian besar indeks saham utama berada di bawah tekanan.
Pada perdagangan Selasa pekan ini, IHSG bergerak ke level tertinggi 7.377,76 dan terendah 7.330,46. Sebanyak 356 saham melemah sehingga menekan IHSG. 219 saham menguat dan 208 saham bertahan. Total frekuensi perdagangan sebanyak 985.450 kali dengan volume perdagangan 16,2 miliar lembar saham. Nilai transaksi hariannya Rp 11,8 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 15.777.
Investor asing jual Rp 406,99 miliar saham. Pada 2024, investor asing akan membeli saham senilai Rp 27,52 triliun.
Sebagian besar sektor ekuitas (IDX-IC) melemah pada pekan ini pada perdagangan Selasa. Sektor transportasi turun 3,02% dan mencatatkan penurunan terbesar. Sektor pangsa dasar turun sebesar 0,38 persen, sektor pangsa industri sebesar 0,57 persen, sektor non-siklus sebesar 0,35 persen.
Selain itu, sektor real estate mengalami penurunan sebesar 0,62 persen, sedangkan sektor infrastruktur mengalami penurunan tipis sebesar 0,15 persen. Sementara itu, sektor energi menguat 0,62%, sektor siklikal 0,83%, sektor kesehatan 0,25%, sektor keuangan 0,01%, dan sektor teknologi 0,41%.
Dikutip Antara, tim riset Philip Securita Indonesia mengatakan investor mengambil sikap hati-hati menjelang rilis data inflasi AS pada Jumat 29 Maret 2024. “Data indeks harga PCE menunjukkan masih tingginya tingkat inflasi,” katanya. Riset Indonesia oleh Philip Securita – Tim.
Tak hanya itu, investor juga bersiap menghadapi kemungkinan Federal Reserve Amerika Serikat (AS) dan bank sentral besar lainnya akan mulai menurunkan suku bunga acuannya dalam beberapa bulan mendatang.
Ekspektasi terhadap penurunan suku bunga The Fed pada bulan Juni 2024 semakin meningkat, dengan pelaku pasar melihat kemungkinan sebesar 71,9 persen bank sentral Swiss akan menurunkan suku bunga setidaknya 25 basis poin (bps), atau sekitar 54,7 persen pada minggu lalu. Swiss National Bank (SNB) pekan lalu menjadi bank sentral besar pertama yang memangkas suku bunga acuannya sebagai tanda bahwa kebijakan moneter akan dilonggarkan seiring melambatnya pertumbuhan ekonomi global.
Bank of England (BOE) juga mengindikasikan akan segera melonggarkan kebijakan moneter, sementara Bank Sentral Eropa (ECB) memperkirakan akan menurunkan suku bunga pada bulan Juni.