IHSG Anjlok 1,5%, Sektor Saham Infrastruktur Pimpin Koreksi
gospelangolano.com, Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah pada perdagangan saham Rabu 29 Mei 2024. Koreksi IHSG terjadi di saat sebagian besar sektor ekuitas mengalami tekanan.
IHSG turun 1,56 persen menjadi 7.140,22 mengutip data RTI. Indeks LQ45 turun 1,62 persen menjadi 886,17. Sebagian besar indeks saham berubah menjadi merah.
Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada pada level tertinggi 7.282 dan terendah 7.127,20. Sebanyak 364 saham melemah sehingga menekan IHSG. Sebanyak 186 saham menguat dan 235 saham stagnan.
Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.143.712 kali dan volume perdagangan sebanyak 16,2 miliar lembar saham. Nilai transaksinya Rp 12,7 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 16.159.
Sebagian besar saham mengalami tekanan, kecuali saham transportasi yang menguat 0,63 persen dan energi yang naik 0,45 persen.
Sedangkan sektor saham utama turun 0,33 persen, sektor saham industri turun 0,32 persen, sektor saham non-siklikal turun 1,6 persen, dan sektor saham siklis turun 0,44 persen.
Selain itu, sektor kesehatan turun 0,81 persen, sektor keuangan turun 0,77 persen, dan sektor real estate turun 0,28 persen. Kemudian sektor teknologi turun 2,19 persen dan sektor infrastruktur sebesar 2,28 persen. Sektor sumber daya infrastruktur mencatat penurunan terbesar.
Merujuk Antara, dalam kajian kelompok riset PT Pilarmas Investindo Sekuritas, IHSG bergerak di zona merah dan terdorong oleh sentimen eksternal.
Di luar negeri, bursa lokal Asia melemah, tampaknya terbebani sentimen dengan kenaikan imbal hasil Treasury AS tenor 10-tahun yang naik hampir 10 basis poin (bps) menjadi 5,54 persen, sehingga pelaku pasar menahan diri untuk membeli aset-aset tersebut.
Kenaikan imbal hasil ini merupakan hasil dari sikap para pejabat tinggi The Fed, termasuk Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari, yang mengatakan ia tidak akan mengesampingkan kenaikan suku bunga tambahan jika tekanan inflasi muncul kembali.
Lebih lanjut, Neel Kashkari juga mengatakan dalam wawancara bahwa The Fed harus menunda penurunan suku bunga sampai inflasi membaik secara signifikan, dan bahkan mungkin menaikkan suku bunga jika inflasi semakin turun.
Oleh karena itu, pasar terus mengabaikan ekspektasi penurunan suku bunga Fed tahun ini setelah pernyataan tersebut.
Dari Timur Tengah, meningkatnya risiko geopolitik mengkhawatirkan pasar setelah laporan bahwa militer Israel membantah melakukan serangan terhadap sebuah kamp di sebelah barat Rafah dan pejabat kesehatan di Gaza melaporkan bahwa tembakan tank Israel terhadap sasaran sipil menewaskan sedikitnya 21 orang. Zona Evakuasi – Saham-saham yang termasuk top gainer antara lain: Saham TAXI menguat 100 persen. Saham HADE naik 50 persen. Saham NICL menguat 27,52 persen.
Saham-saham yang termasuk merugi antara lain: Saham BTEK turun 33,33% Saham HELI turun 25% Saham ANDI turun 20% Saham OASA turun 18,71% Saham PTRO turun 17,47%
Saham-saham teraktif berdasarkan nilai adalah: Saham BBRI senilai Rp 2,1 triliun Saham BBCA senilai Rp 1,1 triliun Saham BMRI senilai Rp 980,5 miliar Saham AMMN senilai Rp 703,2 miliar Saham ASII senilai Rp 670,6 miliar Saham berdasarkan frekuensi saham 26:26 berlangganan. kali saham ATLA mengambil bagian 63.874 kali saham BBCA mengambil bagian 42.254 kali saham GOTO mengambil bagian 37.725 kali saham ASII mengambil bagian 32.784 kali
Melansir Antara, bursa lokal Asia malam ini, indeks Nikkei turun 298,50 poin atau 0,77 persen menjadi 38.556,89, indeks Hang Seng melemah 1,44 poin atau 0,05 persen menjadi 18.477,00, indeks Shanghai turun 401%, indeks Strait Times menguat. 4,05 poin atau 0,12 persen menjadi 3326,04.
Pada hari Rabu, 29 Mei 2024, pasar ekuitas Asia-Pasifik diperdagangkan melemah karena investor mempertimbangkan inflasi Australia pada bulan April dan data kepercayaan konsumen dari Jepang. Demikian dikutip dari CNBC.
Indeks harga konsumen Australia naik 3,6 persen pada bulan April, mengalahkan ekspektasi kenaikan 3,4 persen, menurut jajak pendapat Reuters. Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan 3,5 persen pada bulan Maret.
Analis di ING melaporkan laporan inflasi buruk lainnya dari Australia. Pihaknya sedang mempertimbangkan untuk membatalkan rencana penurunan suku bunga oleh Bank Sentral Australia pada kuartal keempat tahun 2024. “Dua lagi dan kita bisa mempertimbangkan untuk menambah kenaikan suku bunga lagi.”