Hipertensi yang Tak Diatasi Bisa Sebabkan Kerusakan Organ dan Saraf
gospelangolano.com, Jakarta Tekanan darah tinggi atau tekanan darah tinggi dapat merusak organ dan saraf bertahun-tahun sebelum gejala lainnya terdeteksi.
Tanpa disadari, tekanan darah tinggi dapat merusak jaringan tubuh selama bertahun-tahun sebelum timbul gejala apa pun. “Hipertensi yang tidak diobati dapat menyebabkan kecacatan,” kata ahli saraf Ekka Harmeivati.
Ketika kualitas organ memburuk, kualitas hidup pasien juga menurun. Orang dengan tekanan darah tinggi yang parah dapat mengalami masalah kesehatan mental dan bahkan demensia. Penyebabnya adalah rusaknya endotel pembuluh darah akibat penurunan aliran darah, sehingga suplai oksigen dan nutrisi tidak tercukupi serta neurotransmitter penyebab kerusakan sel saraf berkurang.
Hipertensi bahkan dapat menyebabkan kematian akibat rusaknya organ sasaran seperti otak, jantung, dan ginjal.
“Pasien stroke berisiko terkena demensia yang disebut demensia vaskular. Selain berdampak langsung pada sistem saraf, tekanan darah tinggi juga bisa terjadi akibat gangguan tekanan darah pada organ lain yang muncul lebih dulu, seperti fibrilasi atrium, infark miokard, dan gagal jantung, ujarnya. dia berkata.
Sementara mengenai pengaruhnya terhadap kerusakan sistem saraf, dokter yang bekerja di RS Harapan Kita mengatakan, tekanan darah tinggi dapat menyebabkan transient ischemic attack (TIA), atau stroke kecil yang terjadi akibat terganggunya aliran darah ke otak. penyumbatan pembuluh darah.
Menurut berbagai penelitian, hipertensi ditemukan pada 60-70 persen kasus stroke. Tekanan darah tinggi akan menyebabkan kerusakan pada endotel dinding pembuluh darah yang akan memulai proses aterosklerosis, ujarnya, mengutip Antara.
Menurutnya, dinding pembuluh darah akan rusak dan partikel-partikelnya akan mudah saling menempel dan membentuk plak yang terkadang tidak stabil dan sewaktu-waktu dapat pecah di bagian distal. Akhirnya menyumbat pembuluh darah, yang menyebabkan penurunan lumen pembuluh darah.
Kedua kondisi ini akan menyebabkan gangguan aliran darah ke otak dan akan terjadi stroke iskemik. Selain menyebabkan penyumbatan aliran darah, tekanan darah tinggi juga menyebabkan darah di otak, Cerebral Palsy. ukurannya kecil, jadi tipis dan mudah meledak,” katanya.
Eka mengingatkan penderita darah tinggi agar menurunkan tekanan darahnya sesuai tujuan yang telah ditentukan. Kini, perbedaan pengendalian tekanan darah meningkat dalam waktu 24 jam, terutama di pagi hari dengan menerapkan gaya hidup dan prosedur medis.
Nah, jika terjadi stroke sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas memadai. Karena pada kasus stroke iskemik, trombolisis intravena (IVT) akan dilakukan dalam waktu empat jam tiga puluh menit dari masa emas pengobatan.
Sedangkan pada kasus perdarahan ringan perlu dilakukan tindakan pencegahan, dan pada kasus perdarahan berat diperlukan pembedahan untuk mengeluarkan darahnya. Eka mengatakan, bila diperlukan, pasien bisa dipasang saluran pembuangan (VP shunt).
“Pasien penyandang disabilitas mental dan demensia yang mengalami stres harus mendapat penanganan khusus yang mencakup berbagai pelatihan untuk mengurangi penurunan pekerjaan dan meningkatkan kualitas hidup mereka,” kata Eka.