Hati-Hati, Orangtua Pemarah Berdampak Negatif pada Perkembangan Struktur Otak Anak

0 0
Read Time:2 Minute, 20 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Masa kanak-kanak merupakan masa penting bagi perkembangan otak dan mental anak. Pada masa ini, anak belajar dan memperoleh berbagai pengetahuan dan pengalaman yang membentuk karakter dan cara mereka memandang dunia.

Salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah metode pengasuhan orang tua. Orang tua yang penuh kasih sayang dan perhatian dapat membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat dan bahagia.

Sebaliknya, orang tua yang sering marah-marah dan menunjukkan perilaku agresif bisa berdampak besar pada perkembangan otak dan emosi anak.

Menurut thesectore.com, penelitian terbaru dari University of Montreal menunjukkan dampak jangka panjang kemarahan orang tua terhadap perkembangan otak anak.

Menurut penelitian tersebut, anak-anak yang orang tuanya sering mengumpat, memukul, atau membentak mereka memiliki beberapa masalah mental ringan ketika mereka remaja.

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Development and Psychology ini menunjukkan pola “pengasuhan agresif” yang sayangnya masih dianggap normal dan dapat diterima di banyak masyarakat, termasuk Indonesia.

“Di luar perubahan struktur otak, temuan ini menunjukkan pentingnya pemahaman orang tua dan masyarakat bahwa pengulangan praktik sulit dalam mengasuh anak dapat menimbulkan konsekuensi serius pada perkembangan anak,” tegas Dr. Sabrina Suffren, penulis utama studi ini. “Dampaknya sangat luas, termasuk perkembangan sosial dan emosional, serta perkembangan otak mereka.”

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa pelecehan seksual, fisik, dan emosional di masa kanak-kanak dapat meningkatkan risiko kecemasan dan depresi di kemudian hari.

Penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami pelecehan parah memiliki otak yang lebih kecil, terutama di area korteks prefrontal dan amigdala, yang berperan penting dalam regulasi emosi dan perkembangan kecemasan dan depresi.

“Temuan ini penting dan membuka perspektif baru,” kata Dr. Sabrina Suffren. “Untuk pertama kalinya, kami melihat bahwa praktik pengasuhan yang sulit dan tidak termasuk dalam kategori kekerasan yang parah dapat menyebabkan berkurangnya ukuran program otak, seperti yang terjadi pada mereka yang mengalami kekerasan yang parah.”

Penelitian ini menambah semakin banyak bukti bahwa praktik pengasuhan agresif tidak hanya memengaruhi fungsi otak anak (seperti yang ditunjukkan dalam penelitian tahun 2019), namun juga secara konsisten memengaruhi struktur otak mereka.

Salah satu kekuatan utama penelitian ini terletak pada penggunaan data longitudinal dari anak-anak yang diikuti sejak lahir di CHU Sainte-Justine pada awal tahun 2000an. Survei ini dilakukan oleh Unit Penelitian Universitas untuk Maladjustment Psikososial Anak (GRIP) dan Institut Statistik Quebec.

Data longitudinal ini mencakup penilaian tahunan terhadap praktik pengasuhan anak dan stres pada anak-anak antara usia dua dan sembilan tahun.

Berdasarkan data ini, para peneliti dapat membagi anak-anak menjadi beberapa kelompok berdasarkan frekuensi paparan berulang terhadap agresi orang tua.

“Penting untuk diketahui bahwa anak-anak dalam kelompok yang sangat terpapar ini mengalami praktik pengasuhan yang sulit dalam waktu tujuh tahun,” kata Dr. menderita

“Hal ini menunjukkan bahwa perbedaan kesehatan otak yang terlihat pada remaja adalah akibat dari paparan pola asuh yang keras secara berulang-ulang dan dalam jangka panjang.”

happy Hati-Hati, Orangtua Pemarah Berdampak Negatif pada Perkembangan Struktur Otak Anak
Happy
0 %
sad Hati-Hati, Orangtua Pemarah Berdampak Negatif pada Perkembangan Struktur Otak Anak
Sad
0 %
excited Hati-Hati, Orangtua Pemarah Berdampak Negatif pada Perkembangan Struktur Otak Anak
Excited
0 %
sleepy Hati-Hati, Orangtua Pemarah Berdampak Negatif pada Perkembangan Struktur Otak Anak
Sleepy
0 %
angry Hati-Hati, Orangtua Pemarah Berdampak Negatif pada Perkembangan Struktur Otak Anak
Angry
0 %
surprise Hati-Hati, Orangtua Pemarah Berdampak Negatif pada Perkembangan Struktur Otak Anak
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D