Hati-Hati, Dokter Sebut Jenis Obat Tertentu Sebabkan Tulang Rapuh Jika Dikonsumsi Lama
gospelangolano.com, Jakarta – Ada golongan obat yang menyebabkan tulang lebih cepat patah jika dikonsumsi dalam jangka waktu lama. Demikian disampaikan konsultan spesialis ortopedi RSUPN Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Kencana.
Ifran Saleh Sp.OT(K), asupan steroid, obat penenang, dan obat kemoterapi dalam jangka panjang dapat menyebabkan tulang cepat rusak.
“Steroid, obat asma, penderita gangguan imun akibat radang sendi atau lupus atau nyeri reumatoid, juga minum obat penenang, obat yang bisa melemahkan tulang dalam jangka panjang, atau obat lain yang melemahkan tulang Kimia Kanker Itu terapi, tapi I ambillah, seperti diberitakan ANTARAH, dan dia mengatakannya padahal sudah bulanan.
Menurut Ifran, orang yang sering mengonsumsi obat-obatan tersebut sebaiknya diperiksa kepadatan tulangnya menggunakan alat bone densitometri (BMC). Tes ini untuk memeriksa apakah kepadatan tulang mengalami penurunan.
Apabila hasil pemeriksaan menunjukkan kepadatan tulang normal, maka tidak perlu dilakukan pemeriksaan tambahan kecuali terdapat kelainan.
Namun, jika tes menunjukkan penurunan kepadatan tulang, dokter akan meresepkan obat bifosfonat seminggu sekali atau sebulan sekali, tergantung pada tingkat keparahan kondisi tulang Anda. Dokter Anda mungkin juga memberi Anda suplemen untuk mencegah pengeroposan tulang.
Ifran mengatakan, dia merekomendasikan pasien tersebut untuk menjalani tes kepadatan tulang setiap enam bulan sekali.
Jika kondisi tulang Anda masuk dalam kategori osteopenik, maka hanya diberikan suplementasi saja.
“Jika tulang Anda termasuk dalam kategori osteopenik atau lunak, misalnya, memberikan 500 mg hingga 1 g kalsium dan 1.000 hingga 2.000 IU (unit internasional) vitamin D3 per hari mungkin cukup untuk tulang Anda.” dia menjelaskan.
“Tapi kalau tulangnya rapuh atau rapuh, ada tablet atau rebusannya,” tambah lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Keropos tulang secara klinis merupakan gejala yang tidak terasa karena prosesnya yang lama, kata Ifran.
Ifran melanjutkan, gejala biasanya baru dirasakan saat tulang mulai membungkuk ke depan atau saat tulang terasa nyeri akibat patah tulang saat mengangkat benda berat, dibandingkan patah tulang akibat cedera serius.
Oleh karena itu, Ifran menganjurkan tes massa tulang bagi remaja yang mengonsumsi steroid atau obat penenang. Wanita yang sudah berhenti menstruasi lebih dari 5 tahun atau sudah mengalami menopause dan pria berusia 70 hingga 80 tahun juga dianjurkan untuk menjalani tes kepadatan tulang.
Selain itu, bagi lansia disarankan untuk melakukan olahraga ringan seperti peregangan dan jalan kaki agar tulang tetap sehat.