Hasil Penelitian: Paparan Plastik BPA Picu Risiko Autisme pada Anak

0 0
Read Time:2 Minute, 12 Second

gospelangolano.com, JAKARTA — Sebuah penelitian terbaru mengungkap peran plastik dalam perkembangan autisme pada anak. Secara khusus, penelitian ini berfokus pada paparan komponen plastik keras – bisphenol A atau BPA – di dalam rahim dan risiko anak laki-laki terkena gangguan perkembangan saraf ini.

Penelitian ini menunjukkan bahwa BPA mungkin berperan dalam tingkat estrogen pada bayi dan anak laki-laki usia sekolah, yang kemudian dapat mempengaruhi peluang mereka untuk didiagnosis autisme. BPA merupakan komponen plastik keras yang telah digunakan selama puluhan tahun. Karena BPA ditemukan dalam plastik yang digunakan dalam wadah makanan dan minuman, banyak orang yang terpapar BPA dalam kadar rendah setiap hari. Sudah lama ada kekhawatiran mengenai dampak BPA terhadap kesehatan, karena BPA mungkin juga memiliki efek buruk pada hormon estrogen dalam tubuh.

Namun, tingkat paparan yang berkelanjutan dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan. Oleh karena itu, beberapa negara telah melarang penggunaan BPA pada botol bayi sebagai tindakan pencegahan.

Seperti dilansir Study Finds, Jumat (16/8/2024), penelitian terbaru ini mengungkap bahwa paparan BPA dalam kandungan merupakan salah satu faktor lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan autisme. Penelitian ini memiliki beberapa komponen, termasuk penelitian pada manusia dan tikus.

Pada manusia, peneliti mengamati sekelompok (atau kohort) yang terdiri dari 1.074 anak-anak Australia; sekitar setengahnya adalah laki-laki. Mereka menemukan bahwa 43 anak (29 laki-laki dan 14 perempuan) telah didiagnosis menderita autisme antara usia tujuh dan 11 tahun (usia rata-rata adalah sembilan tahun).

Mereka mengumpulkan urin 847 ibu pada akhir kehamilan dan mengukur jumlah BPA. Para peneliti kemudian memfokuskan analisisnya pada sampel dengan kadar BPA tertinggi.

Mereka juga mengukur perubahan genetik dengan menganalisis darah tali pusat saat lahir. Hal ini dilakukan untuk memeriksa aktivitas enzim aromatase yang terkait dengan kadar estrogen. Anak-anak dengan perubahan genetik yang mengindikasikan kadar estrogen yang lebih rendah diklasifikasikan sebagai memiliki “aktivitas aromatase rendah”.

Tim menemukan hubungan antara tingkat BPA ibu yang tinggi dan risiko autisme yang lebih tinggi pada anak laki-laki dengan aktivitas aromatase rendah. Dalam analisis akhir, para peneliti mengatakan tidak banyak anak perempuan yang didiagnosis autisme dengan tingkat aromatase rendah untuk dianalisis. Oleh karena itu, kesimpulan mereka terbatas pada anak laki-laki.

Tim peneliti juga mempelajari efek tikus yang terpapar BPA di dalam rahim. Pada tikus yang terpapar BPA, mereka mengamati adanya penurunan perilaku sosial. Para peneliti juga mengamati perubahan di wilayah amigdala otak setelah pengobatan BPA. Wilayah ini penting untuk memproses interaksi sosial.

Para peneliti menyimpulkan bahwa kadar BPA yang tinggi dapat menurunkan enzim aromatase, yang mengubah produksi estrogen dan mengubah cara neuron berkembang di otak tikus. Namun pengujian pada tikus tersebut masih perlu dianalisis ulang, karena peneliti tidak dapat berasumsi bahwa perilaku tikus dapat diterjemahkan langsung ke perilaku manusia.

happy Hasil Penelitian: Paparan Plastik BPA Picu Risiko Autisme pada Anak
Happy
0 %
sad Hasil Penelitian: Paparan Plastik BPA Picu Risiko Autisme pada Anak
Sad
0 %
excited Hasil Penelitian: Paparan Plastik BPA Picu Risiko Autisme pada Anak
Excited
0 %
sleepy Hasil Penelitian: Paparan Plastik BPA Picu Risiko Autisme pada Anak
Sleepy
0 %
angry Hasil Penelitian: Paparan Plastik BPA Picu Risiko Autisme pada Anak
Angry
0 %
surprise Hasil Penelitian: Paparan Plastik BPA Picu Risiko Autisme pada Anak
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D