Harga Emas Bakal Naik Lagi, Negara-negara Ini Paling Getol Membeli

Read Time:1 Minute, 47 Second

JAKARTA – Meski harga emas sudah mencapai level tertingginya, namun hal tersebut diyakini akan terus berlanjut. Ketika bank sentral di sejumlah negara terus membeli emas batangan pada tingkat rekornya, logam mulia masih memiliki ruang untuk kenaikan harga lebih lanjut.

Aakash Doshi, kepala riset komoditas di Citi Amerika Utara, mengatakan kepada CNBC bahwa harga logam mengkilap itu bisa naik menjadi $2.300 per ons, atau Rp36.110 juta (Rp15.700 per dolar) pada paruh kedua tahun 2024, terutama dengan latar belakang ekspektasi Federal Reserve AS pada tahun 2024 bahwa suku bunga akan turun pada paruh kedua tahun ini. Satu ons emas saat ini dijual seharga $2,203.

Harga emas berbanding terbalik dengan suku bunga. Ketika suku bunga turun, emas menjadi lebih menarik dibandingkan dengan aset pendapatan tetap seperti obligasi, yang menghasilkan imbal hasil yang lebih lemah di lingkungan suku bunga rendah.

Macquarie juga meyakini harga emas akan mencapai level tertinggi baru pada paruh kedua tahun ini. Menyadari bahwa pembelian emas fisik telah mendorong harga, ahli strategi Macquarie mengaitkan kenaikan $100 baru-baru ini dengan “pembelian berjangka yang signifikan” dalam surat utang mereka yang bertanggal 7 Maret.

“Bank sentral, yang telah membeli emas pada tingkat bersejarah selama dua tahun terakhir, akan tetap menjadi pembeli yang kuat pada tahun 2024,” kata Shaokai Fan, kepala bank sentral global di Dewan Emas Dunia.

Suku bunga yang tinggi membuat emas kurang menarik dibandingkan obligasi karena tidak memberikan bunga. Pada saat yang sama, penguatan dolar telah mengurangi kilau emas batangan dalam mata uang dolar AS bagi pemegang mata uang lainnya.

Permintaan fisik yang kuat terhadap emas didorong oleh daya tariknya sebagai aset safe-haven di tengah ketidakpastian geopolitik. “Selama dekade terakhir, Rusia dan Tiongkok adalah dua pembeli terbesar. Namun pembelian oleh bank sentral telah terdiversifikasi dalam beberapa tahun terakhir,” kata Doshi.

Tiongkok dikatakan sebagai pendorong utama permintaan konsumen dan pembelian emas oleh bank sentral. Pembelian emas dalam negeri diasumsikan tidak berkurang. Di antara bank sentral, People’s Bank of China (PBOC) tercatat menjadi pembeli emas terbesar pada tahun 2023.

WGC mengatakan melemahnya perekonomian Tiongkok dan perlambatan di sektor properti menyebabkan lebih banyak investor beralih ke aset-aset safe-haven, sementara kepemilikan emas swasta tetap kuat.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Sekolah Mandiri dan Unggul Tingkatkan Kualitas Pendidikan di Sumba Timur
Next post Gokar Listrik Hadir di Indonesia, Lengkap dengan Sirkuit