Gus Men Rilis Pegon Virtual Keyboard dan Rumah Kitab di Dev-X, Yuk Intip Keistimewaannya!

Read Time:4 Minute, 40 Second

JAKARTA – Kementerian Agama memperkenalkan layanan digital terbaru berupa aplikasi “Pegon Virtual Keyboard” dan “Ruma Buku” karya Menteri Agama Yakut Cholil Kumas.

Kedua lamaran tersebut diumumkan pada acara Dev-X (Loyalty Experience) yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC). Sekjen Kemenag Nizar Ali, Dirjen Pendidikan Islam M Ali Ramadan, Plt Direktur Sekolah Dasar dan Pondok Pesantren Wariono Abdul Ghafoor, serta ribuan pengunjung dari Independence Dev-X Islam hadir. Sekolah Berasrama. Showroom, Jakarta.

Menandai dirilisnya aplikasi “Pegon Virtual Keyboard” dan “Rumah Buku”, video pengenalan kedua aplikasi ini menunjukkan, menurut sapaan akrab Gus Er, Menteri Agama Yaqut, memiliki banyak ciri khas pesantren, dua . Seperti Naskah Pegon dan Kitab Kuning.

“Saya tidak bosan-bosannya mengatakan bahwa kita berhutang banyak pada naskah Pegon. Kita mungkin tidak akan bisa menikmati nikmatnya Islam di nusantara jika tidak ada aksara Pegon yang menjadi perantara penyebarannya. Oleh karena itu aksara Pegon harus kita jaga dan jaga,” tegas Gus Men di Jakarta, 6 Januari 2024.

“Satu-satunya cara untuk menjaga kelestariannya dan tidak hilang adalah dengan mengkondisikan bagaimana masyarakat menggunakan aksara Pegon,” lanjutnya.

Aksara pegon masih digunakan sampai sekarang, namun umumnya terbatas pada kalangan santri. Di luar komunitas Santri, aksara Pegon tidak digunakan. Sebenarnya banyak orang yang mungkin belum mengetahui apa itu aksara Pegon. Bahkan, catatan sejarah mencatat aksara Pegon dahulu digunakan untuk menulis teks keagamaan, teks sastra, aksara, ejaan, dan lain-lain. Menurut Gus Mann, penggunaan aksara Paegon dalam konteks perang merupakan salah satu strategi komunikasi yang digunakan pejuang negara untuk menarik perhatian penjajah.

“Terus terang, digitalisasi naskah Pegon menurut saya sangat penting. Dan saya mengapresiasi segala aspek yang ingin mewujudkan “Pegon Virtual Keyboard” sebagai cara mendigitalkan tulisan tangan Pegon. “Saya berharap masyarakat membiasakan penggunaan aksara pegon agar lestari,” kata Gus Men.

Ciri yang wajib dimiliki oleh pesantren adalah Kitab Kuning. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2019 tentang Pesantren Kitab Kuning disebut-sebut menjadi salah satu pilar pondok pesantren. Artinya suatu lembaga tidak bisa disebut pesantren jika tidak mengajarkan Kitab Kuning.

“Seperti Naskah Pegon, menurut saya Kitab Kuning ini harusnya didigitalkan. “Kitab kuning di era digital tidak harus selalu dalam bentuk kertas, melainkan e-book atau sejenisnya yang berbasis elektronik,” jelas Gus Men.

“Saya kira ini lebih tepat dengan zaman dan lebih efektif. Apalagi dengan hadirnya mushaf Pegon di ruang digital maka keduanya bisa dipadukan, misalnya kita bisa menafsirkan Kitab Kuning seperti di pesantren-pesantren sebelumnya, namun melalui smartphone, laptop atau sarana digital lainnya. perlengkapannya,” ujarnya.

“Kalau ini dikembangkan lebih jauh, bisa jadi semacam ‘pondok pesantren virtual’ atau ‘pondok pesantren digital’,” tambah Gus Men.

Dengan aplikasi Ruma Buku, masyarakat kini bisa mengaji buku yang mana dan kepada siapa. Yang harus mereka lakukan hanyalah memilih dari menu. “Kita kini bisa mendengarkan dan menafsirkan Kitab Kuning yang dibaca Kia melalui perangkat digital. “Sederhana dan sangat mudah,” kata Gus Men.

“Adanya Ruma Buku sebagai bagian dari digitalisasi Kitab Kuning tentu mendukung sepenuhnya dan saya mengapresiasinya. “Kehadiran Rumah Buku diharapkan dapat menjadi solusi bagi masyarakat yang ingin mempelajari agama Islam seperti di pesantren, sehingga masyarakat luas dapat merasionalkan agama sebagai salah satu nilai yang ada dalam Kitab Kuning. dikatakan.

Hal senada juga diungkapkan Direktur Jenderal Pendidikan Islam M Ali Ramdani. Ia berharap dengan adanya aplikasi Pegon Virtual Keyboard dan Rumah Buku dapat menciptakan peluang baru bagi generasi muda. Dijelaskannya, Pegon bukan hanya sekedar landmark sejarah, namun benar-benar merupakan simbol Islam dan budaya serta tradisi Indonesia.

Terkait Ruma Buku, Ali Ramdana mengatakan diperkenalkan untuk memudahkan kajian Islam melalui buku-buku referensi yang representatif. Dengan aplikasi ini masyarakat bisa belajar dimana saja tanpa harus ke pesantren.

“Hanya dengan mendownload dan mendaftar aplikasi Rumah Buku, pengguna dapat memilih mata pelajaran atau buku yang ingin dipelajari. “Setiap bab yang dipelajari ada penilaiannya, dan jika siswa tidak memenuhi tujuan yang telah ditetapkan, maka siswa tidak dapat melanjutkan ke pelajaran berikutnya,” ujarnya.

“Guru di Rumah Buku adalah kia dan akademisi yang bisa memiliki ilmu akademik yang jelas. Lanjutnya, “Jadi masyarakat tidak perlu meragukan kemampuan akademik para guru di Rumah Buku.

Kedua aplikasi ini juga akan terintegrasi dengan Pusaka Superapps, ujarnya

Pegon Virtual Keyboard adalah aplikasi digital yang memungkinkan pengguna mengetik dengan karakter Pegon di keyboard apa pun yang tersedia. Dengan mengunduh aplikasi tersebut, pengguna dapat menggunakan aksara pegon sebagai sarana mengungkapkan ide atau berkomunikasi melalui ponsel pintar, laptop, tablet, atau perangkat digital lainnya.

Pegon Virtual Keyboard tersedia untuk pengguna ponsel iOS dan Android. Bagi pengguna ponsel berbasis iOS, keyboard virtual Pegon ini dapat diunduh di aplikasi App Store dengan kata kunci “Pegon Virtual Keyboard dari Republik Indonesia” atau langsung dari link berikut: https://apps.apple.com/ id /app/pegon-virtual-keyboard/id6474830301

Bagi pengguna Android, aplikasi dapat diunduh di Google Play Store dengan kata kunci “Pegon Virtual Keyboard” berlogo “fa” tiga titik berwarna kuning hijau dan coklat. Pengguna juga dapat mengunduh dengan mengunjungi tautan berikut: https://play.google.com/store/apps/details?id=com.kemenagpegon.kemenagpegon

Ruang buku

Ruma Buku merupakan platform digital yang menyediakan pembelajaran Kitab Kuning selama menuntut ilmu di pesantren. Mempelajari Kitab Kuning Ruma Buku dibagi menjadi tiga tingkatan: dasar (ula), menengah (wustha) dan atas (besar).

Bagi pengguna ponsel berbasis iOS, dapat mendownload Rumah Buku di aplikasi app store dengan kata kunci “Rumah Kitab” atau langsung dari link berikut: https://apps.apple.com/id/app/rumah-book/id1641852481

Sedangkan bagi pengguna ponsel berbasis Android dapat mendownloadnya di Google Play Store dengan kata kunci “Rumah Buku Ditpdpontren” atau pada link berikut: https://play.google.com/store/apps/details? Id=id.go.kemenag .rumahkitab RI Wakaf bisa mencapai Rp 180 triliun setiap tahunnya, Menag menyebut kemiskinan yang dikelola Badan Wakaf Indonesia (BWI) bisa membantu pengelolaan wakaf yang bisa mencapai Rp 180 triliun setiap tahunnya. gospelangolano.com.co.id yang dapat berkontribusi dalam upaya pengentasan kemiskinan 28 Maret 2024

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Andri Tedjadharma, Pemegang Saham Bank Centris Internasional Bantah Disebut Obligor oleh Satgas BLBI
Next post Ada Buffon dan Kaka, Ini 37 Pemain Timnas Indonesia U-20 Vs China