Guru: Dunia Pendidikan di Persimpangan yang Berbahaya

0 0
Read Time:1 Minute, 46 Second

Republic.co.id, ditulis oleh Selelsia Diane Cityan

“Setiap perubahan menteri, mengubah kurikulum.” Kata -kata ini sering berbicara ketika pemerintah baru mulai berfungsi. Namun, mengubah menteri, mengubah kurikulum, tetapi pendidikan Indonesia tidak berubah secara signifikan.

Ini ditransfer oleh seorang guru yang belajar di Jumbo Vocational School di Semarang, Jawa Tengah, Muhammad Ali Sodin (43 tahun). Ali melihat bahwa keadaan pendidikan Indonesia saat ini masih merupakan harapan.

Kualitas pendidikan masih jauh dari negara -negara maju, dan masih ada banyak guru yang dipenjara dalam formalitas dan berfokus pada pendidikan untuk menghasilkan jumlah tinggi yang terlihat di atas kertas, seolah -olah anak -anak hanyalah produk dari sistem pendidikan.

Masalah hari ini hanyalah sebagian kecil dari masalah dengan pendidikan Indonesia. Ali menggambarkannya sebagai dunia pendidikan di persimpangan yang berbahaya. Ali mengatakan bahwa mengubah kurikulum tidak selalu mengubah kualitas pendidikan menjadi lebih baik jika masalah dasar tidak diselesaikan di dunia pendidikan.

Dia mengatakan instruksi di Indonesia masih jauh dari apa yang diharapkan. Meskipun Ali tidak menolak bahwa kurikulum yang ia lakukan tentu saja meningkatkan kualitas pendidikan.

“Kurikulum independen, misalnya dalam membuat banyak kesalahpahaman tentang kurikulum. Banyak angka yang ditargetkan dan angka pertemuan penuh dengan manipulasi dan penting bahwa itu dicapai, jadi apa yang dibuat oleh program, meskipun apa yang terjadi di bawah ini bukan itu. “Di SMK Neigeri 1 Jambu ke Republik, Selasa (26/2024).

“Faktanya, kurikulum ingin mengubah berapa kali akan terjadi. Karena kurikulum yang sebenarnya, ya, guru itu sendiri, ibukota dan contoh -contoh anak -anak. Dia mengatakan siapa yang telah menjadi guru sejak 2005, karena hasilnya masih seperti itu, dan berapa kali kurikulum diganti. “

Ali telah melihat bahwa masih ada banyak guru yang mengirimkan pengetahuan hanya kepada anak -anak, yang lebih suka jumlah tinggi yang ditulis di atas kertas. Bahkan, hubungan antara guru dan anak -anak tidak hanya terbatas pada tembok akademik, tetapi lebih.

Menurutnya, masih banyak guru yang fokus pada pengetahuan atau konten materi. Bahkan, guru harus fokus membangun orang dalam kasus ini.

“Kita harus fokus pada orang, bagaimana orang dapat bersimpati dan bagaimana orang lain dapat menghormati orang lain, dan ide -ide orang lain dapat diperkirakan, dan ini tidak mungkin di Indonesia,” jelas Ali.

 

happy Guru: Dunia Pendidikan di Persimpangan yang Berbahaya
Happy
0 %
sad Guru: Dunia Pendidikan di Persimpangan yang Berbahaya
Sad
0 %
excited Guru: Dunia Pendidikan di Persimpangan yang Berbahaya
Excited
0 %
sleepy Guru: Dunia Pendidikan di Persimpangan yang Berbahaya
Sleepy
0 %
angry Guru: Dunia Pendidikan di Persimpangan yang Berbahaya
Angry
0 %
surprise Guru: Dunia Pendidikan di Persimpangan yang Berbahaya
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D slot jepang