Google Doodle Kenang AT Mahmud, Pencipta Lagu Legenda yang Abadi di Hati Anak Indonesia

0 0
Read Time:3 Minute, 38 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Google Doodle hari ini, Kamis 3 Oktober 2024 menampilkan sosok spesial di dunia musik anak Indonesia, AT Mahmud.

Doodle ini dipamerkan dalam rangka merayakan ulang tahun ke-94 sang komposer yang memiliki pengaruh luar biasa dalam mendidik dan menghibur anak-anak melalui lagu-lagunya yang tak lekang oleh waktu. Apa singkatan dari AT Mahmud? Ini profilnya!

Lahir di Kampung 5 Ulu Kedukan Anyar, Palembang pada 3 Februari 1930, Abdullah Totong Mahmud atau AT Mahmud dikenal sebagai salah satu komposer anak-anak paling produktif dan berpengaruh di Indonesia, seperti dikutip Antara, Kamis sore.

Sepanjang hidupnya, AT Mahmud menciptakan lagu-lagu sederhana namun penuh makna yang mengiringi masa kecil jutaan anak Indonesia. AT Mahmud meninggal dunia pada 6 Juli 2010 dalam usia 80 tahun. Namun karyanya masih bertahan hingga saat ini. Lagu apa saja yang diciptakan AT Mahmud?

Bernyanyilah bersama semua lagu AT Mahmud yang terkenal dengan iramanya yang upbeat dan liriknya yang catchy. Siapa yang tak kenal dengan lagu-lagu legendaris seperti ‘Rainbow’, ‘Take the Moon, Mom’ dan ‘Lizards on the Wall’? Setiap kata dalam liriknya seolah menyatu dengan keceriaan masa kecil, membangkitkan imajinasi sekaligus mengajarkan nilai-nilai kehidupan.

Karya-karya AT Mahmud tidak hanya menghibur tetapi juga mendidik. Lagu-lagunya mengandung pesan moral yang mengajarkan anak tentang cinta, persahabatan, keindahan alam dan kasih sayang terhadap orang tua.

Misalnya, lagu “Bintang Kejora” tidak hanya mengajak anak-anak untuk bernyanyi, namun juga menggugah rasa ingin tahu dan imajinasi mereka terhadap alam semesta.

Banyak dari kita yang tumbuh besar dengan mendengarkan lagu-lagu AT Mahmud, menjadikan karyanya sebagai jembatan nostalgia. Lagu-lagu ini tidak hanya menemani masa kecil kita, tetapi juga menjadi kenangan saat-saat bahagia, penuh kegembiraan dan kebebasan.

Tidak banyak orang yang tahu tentang karir musik A.T. Mahmud tidak mudah dan penuh liku-liku. Dari masa kecilnya di Muaraenim, Sumatera Selatan, hingga studinya di Australia, perjalanan hidupnya penuh inspirasi dan kegembiraan.

Perjalanan PADA. Mahmud memulainya sejak muda. Lahir di Palembang pada 3 Februari 1930, kecintaannya terhadap musik mulai tumbuh saat bersekolah di Hollandsch-Inlandsche School (HIS). Saat itu, seorang guru musik memperkenalkan notasi dengan cara yang unik dan menyenangkan, menggunakan kata-kata seperti “do-dol-ga-rut” untuk mengajarkan notasi. Dari situlah benih kecintaan Mahmud terhadap musik mulai tumbuh.

Ketika pindah ke Muaraenim, ia semakin mendalami dunia musik. Di sana, PADA. Mahmud bertemu Ishak Mahmuddin, salah satu anggota Orkestra Ming yang terkenal. Di bawah bimbingan Ishak, Mahmud mulai belajar alat musik dan belajar mengarang lagu.

Di sinilah bakat Mahmud mulai muncul dan ia bergabung dengan orkestra. Namun hidupnya segera berubah ketika pecah revolusi pada tahun 1945, demikian kutipan Kanal Tekno gospelangolano.com, Kamis sore.

Pada masa revolusi, kondisi yang tidak stabil memaksa Mahmud meninggalkan sekolah. Sebagai anggota Tentara Pelajar, ia berjuang bersama rekan-rekannya untuk kemerdekaan Indonesia.

Namun kecintaannya terhadap musik tidak pernah pudar. Di tengah kesulitan, Mahmud terus mengasah kemampuan bermusiknya hingga kembali bersekolah dan lulus SMA.

Setelah lulus, A.T. Mahmud bekerja di sebuah bank Belanda atas undangan pamannya. Namun panggilannya terhadap dunia pendidikan membawanya untuk melanjutkan studi di Sekolah Tinggi Guru Bagian A (SGA). Di sini ia mendalami dunia musik dan mulai menciptakan lagu. Salah satu lagu pertama yang dia tulis adalah lagu untuk ibunya.

 

 

Peluang besar datang ketika Mahmud mendapat beasiswa dari Colombo Plan untuk kuliah di University of Sydney, Australia. Ia belajar di sana selama satu tahun dan memperoleh sertifikat Pengajaran Bahasa Inggris sebagai Bahasa Asing. Pengalaman di Australia tidak hanya membantunya memperkaya pengetahuannya di bidang pendidikan, namun juga mempertebal kecintaannya terhadap musik.

Sekembalinya ke Indonesia, Mahmud mendaftar menjadi guru di salah satu taman kanak-kanak di Jakarta Selatan. Di sinilah karir musiknya mulai menanjak. Ia menggubah lagu-lagu untuk anak-anak yang mudah dinyanyikan, penuh makna dan mendidik, seperti “Pelangi”, “Ambil Bulan” dan “Kadal di Dinding”. Lagu-lagu tersebut merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari masa kecil anak-anak Indonesia.

 

Kontribusi A.T. Mahmud dalam dunia musik anak sangatlah besar. Tak hanya menggubah lagu, ia juga menjadi pembawa acara dua acara musik televisi, My Choice Songs dan Ayo Mening, yang sudah populer selama lebih dari 20 tahun. Melalui peristiwa tersebut, Mahmud semakin mengokohkan statusnya sebagai pencipta lagu anak-anak yang legendaris.

Atas kontribusinya yang luar biasa, Mahmud telah menerima berbagai penghargaan bergengsi seperti AMI Lifetime Achievement Award dan Dharma Parama Medal. Karya-karyanya yang tak lekang oleh waktu telah menjadi bagian dari kenangan masa kecil banyak generasi di Indonesia.

 

happy Google Doodle Kenang AT Mahmud, Pencipta Lagu Legenda yang Abadi di Hati Anak Indonesia
Happy
0 %
sad Google Doodle Kenang AT Mahmud, Pencipta Lagu Legenda yang Abadi di Hati Anak Indonesia
Sad
0 %
excited Google Doodle Kenang AT Mahmud, Pencipta Lagu Legenda yang Abadi di Hati Anak Indonesia
Excited
0 %
sleepy Google Doodle Kenang AT Mahmud, Pencipta Lagu Legenda yang Abadi di Hati Anak Indonesia
Sleepy
0 %
angry Google Doodle Kenang AT Mahmud, Pencipta Lagu Legenda yang Abadi di Hati Anak Indonesia
Angry
0 %
surprise Google Doodle Kenang AT Mahmud, Pencipta Lagu Legenda yang Abadi di Hati Anak Indonesia
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D