Gelar Solo Exhibition, Ryan LH Memuliakan Karat Jadi Art Foto
gospelangolano.com Fotografer Ryan LH lulusan Fakultas Seni Media Rekaman ISI Yogyakarta tahun 2003 ini menggelar pameran tunggal bertema karat bertajuk Reflect So For So Good di Galeri Semara Jakarta pada 19 Mei hingga 3 Juni 2024.
Pada pembukaan pameran tanggal 19 Mei 2024, Ryan, Dr. Ismat Zainal Effendi, SSN, MSN (Kurator), dan Risman Marah (Dosen ISI) mengatakan, 50 foto karat yang dipamerkan tersebut merupakan hasil pengambilan dengan kamera ponsel pada badan kereta api tua. Kereta bekas tersebut berada di sebuah gudang di Purokarta, Jawa Barat.
“Saya meminta izin kepada Humas PT KAI untuk mengambil foto dalam waktu kurang dari sehari.” Sebenarnya dari segi waktu tidak cukup waktu untuk mengambil foto untuk pameran, namun ketika saya mengajukan izin lagi saya tidak bisa mendapatkannya. Izin,” ucap Ryan LH di hadapan 150 tamu undangan.
Sebagai referensi, di antara 150 tamu tersebut terdapat puluhan fotografer, antara lain Don Husman, Urban Rembe, Darvis Tridy, Dion Momongan dan lainnya.
Refleksif dipandang sebagai hasil pemikiran mendalam Ryan LH tentang waktu, kondisi dan eksistensinya bagi seni dan kehidupan.
“Karat melambangkan perjalanan saya saat saya menginjak usia 50 tahun ini. “Kita telah mencapai zaman karat,” dia tertawa.
Pameran fotografi Reflect, yang diselenggarakan untuk memperingati ulang tahun Ryan yang ke-50, menampilkan tekstur karat yang berbeda dengan lapisan warna-warni dan menyajikan gambar yang berbeda di mata pemirsa. Sedikit misterius, unik dan tidak biasa.
“Warna di antara karat yang terlihat di foto merupakan warna asli badan kereta, mungkin sebelumnya sudah beberapa kali berubah warna. , merah,” kata ayah tiga anak ini.
Di bawah visi kurator Ismat Zainal Effendi, dalam pameran tunggalnya kali ini Ryan tidak menampilkan foto-foto karat yang menimbulkan gambaran berbeda dari penontonnya. Mereka juga menampilkan instalasi dan karya interaktif yang sesuai dengan generasi masa kini.
Dalam instalasinya misalnya, Ryan menghadirkan kepala bemo berkarat tanpa badan, ditampilkan dengan foto berbentuk mata menggunakan pecahan cermin, dan sebidang rumput yang menjalar. bemo
Dalam karya interaktif selanjutnya, Ryan mengajak penonton untuk merespon karyanya di bidang interpretasi dalam konteks tertentu.
Khususnya untuk karya interaktif, Ryan menjalankan USWT Challenge (See What You Think), di mana pengunjung pameran diundang untuk menanggapi karya interaktif dan menawarkan interpretasi pribadi.
Setiap pengunjung dapat berpartisipasi dalam pameran. Caranya adalah dengan memilih bola-bola yang tersedia di dalam mangkuk. Dan di dalam bola tersebut terdapat selembar kertas yang diukir dengan salah satu dari 99 sifat Allah SWT, Al Awwal, Al Muhi, Al Hayyu dan lain-lain.
Usai membaca teks pada bola, pengunjung diajak mencocokkan kata-kata yang tertulis dengan salah satu dari 18 foto yang disajikan. Foto yang cocok untuk ditulis ditandai di akun Instagram @reflectry_, @puka_id, @art.vem.tour. “
“99 peserta pertama tantangan ini akan dikirimi souvenir kreatif dari Reflectry x Puka,” kata Ryan yang menyelenggarakan acara tersebut di bawah naungan bisnis barunya, ArtVenture.
Risman Mara yang pernah menjadi dosen semasa kuliah Ryan dan kini menjadi penasihat ahlinya mengatakan, pertunjukan tunggal ini menunjukkan adanya inovasi pada karya Ryan dibandingkan pertunjukan tunggal sebelumnya, Color.
“Hanya jika Ryan ingin mengikuti (pertunjukan) yoga. Mereka harus berani menciptakan karya baru. “Jangan bawa karya ini ke Yogi, (artis) di sana bisa terjadi genosida,” kata Risman yang dianggap sebagai kakek fotografer Indonesia.