Dokter Sebut tak Merokok Dapat Cegah Pneumonia
gospelangolano.com, JAKARTA – Pola hidup tanpa rokok disebut dapat mencegah pneumonia. Dokter spesialis penyakit dalam Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP), dr. Sarjito Dr. Taufiq Indravan mengatakan, pneumonia atau yang populer dengan sebutan paru-paru basah merupakan peradangan yang disebabkan oleh suatu infeksi.
“Jadi tidak boleh merokok, baik itu rokok biasa maupun rokok modern,” kata Tawfiq. “Kalau tidur di lantai sering kali paru-paru jadi lembab, benarkah?” yang dimuat Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis (5 Februari 2024).
Dr. Tawfiq mengatakan, risiko pneumonia lebih tinggi terjadi pada anak-anak dan lansia, terutama mereka yang memiliki penyakit kronis seperti penyakit ginjal kronis, jantung kronis, dan diabetes. “Penyebab kematian pada anak antara lain pneumonia dan diare. Hal yang sama juga berlaku pada orang lanjut usia atau lanjut usia. Salah satu penyebab infeksi paling umum pada orang lanjut usia adalah pneumonia,” katanya.
Tawfiq mengatakan, langkah pencegahan pneumonia selanjutnya adalah menghindari polusi. Bila perlu karena lingkungan kerja terkontaminasi maka wajib menggunakan masker.
Menurut penjelasannya, penyakit pneumonia disebabkan oleh polutan, bakteri, virus, dan jamur. Selain itu, gejala yang muncul akibat sistem imun yang berusaha menyerang patogen, yakni batuk, demam, dan sesak napas jika tidak ditangani.
“Pneumonia banyak yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan bagian atas, jadi awalnya diawali dengan flu, tapi karena tidak diobati, kumannya kemudian berpindah ke paru-paru, ke saluran pernafasan bagian bawah. Lalu berubah menjadi pneumonia,” ujarnya.
Langkah pencegahan pneumonia selanjutnya adalah memperkuat sistem kekebalan tubuh dengan berolahraga, mengonsumsi makanan bergizi, dan melakukan vaksinasi. Menurut dia, dua vaksinasi yang dianjurkan adalah vaksinasi pneumonia dan vaksinasi flu.
Menurutnya, vaksinasi cukup efektif mencegah pneumonia. Namun vaksin pneumonia sebaiknya diberikan setiap lima tahun sekali dan vaksin flu setahun sekali karena virus bermutasi dengan sangat cepat.