Dokter: Gaya Hidup tak Sehat Tingkatkan Risiko Demensia

Read Time:1 Minute, 39 Second

Republik Jakarta – Dr Rati Puspa, Profesor Mahar Marjono, ahli saraf di Rumah Sakit Pusat Otak Nasional, menjelaskan bahwa gaya hidup tidak sehat seperti merokok, merokok, dan begadang mungkin saja meningkat. Risiko demensia.

Dalam pesan “Ayo cegah demensia pada lansia!” Lati dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) DKI Jakarta, Selasa, mengatakan demensia merupakan suatu kondisi terganggunya kemampuan kognitif seseorang, terutama kemampuan berpikir jernih.

Ia mengatakan, selain gangguan kognitif, pasien juga menderita penyakit neuropsikiatri dan sering mengalami sifat mudah tersinggung, halusinasi, dan perilaku yang menyebabkan ia berjalan di tengah malam. Hal ini biasanya terjadi pada penderita demensia berat, jelasnya.

Rati mengatakan demensia lebih sering terjadi pada orang lanjut usia karena seiring bertambahnya usia, terjadi proses degeneratif yang menyebabkan fungsi tubuh kita menjadi kurang efisien. Namun, lanjutnya, ada faktor yang meningkatkan risiko demensia, seperti stroke berulang.

Ia menjelaskan, jenis demensia yang paling banyak terjadi di Indonesia adalah demensia vaskular yang disebabkan oleh stroke. Menurutnya, semua itu bermuara pada pola hidup sehat. Pola hidup sehat yang bermasalah adalah merokok dan terlalu sering berdiri.

Ia mengatakan, ketika Anda tidur larut malam, proses alami tubuh, metabolisme, dan zat yang mengatur keseimbangan dalam tubuh berubah sehingga meningkatkan risiko penurunan mental. Menurutnya tidak apa-apa jika melakukannya sesekali untuk bekerja, namun berbahaya jika dilakukan terlalu sering.

Oleh karena itu, disarankan bagi para lansia untuk menjaga pola hidup sehat seperti makan sayur dan buah serta sering melakukan aktivitas fisik seperti berolahraga, ujarnya.

Rati mengatakan, olah raga bagi lansia merupakan gerakan yang sederhana sehingga cocok dilakukan oleh segala usia, termasuk lansia maupun yang jarang olah raga. Ini bisa menjadi prasyarat untuk mencoba jenis olahraga lain, seperti olahraga intensitas tinggi atau aerobik, katanya.

Ia mengatakan, ada faktor lain yang dapat menyebabkan demensia, seperti trauma akibat kecelakaan atau stroke yang memerlukan pembedahan, yang dapat menyebabkan penurunan fungsi otak. Selain itu, masalah autoimun juga dapat menyebabkan demensia, lanjutnya.

Dia mengatakan penting untuk melakukan tes untuk menentukan risiko Anda terkena demensia, terutama jika keluarga Anda memiliki faktor risiko penyakit pembuluh darah seperti penyakit jantung atau tekanan darah tinggi.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post IKN Contek New York soal Cara Kerja Polisi dan Mobil Terbang
Next post Jadi Pemenang Desa BRILian Paling Inovatif dan Digitalisasi Terbaik, Intip Cerita Desa Ibru Muaro Jambi