Dokter: Berat Janin tak Bertambah Bisa Jadi karena Faktor Rahim Ibu
REPUBLIK.CO.
Dalam website yang dibuat oleh Pemberdayaan, Perlindungan Anak dan Pengendalian Masyarakat DKI Jakarta, ia mengatakan: “Bulan itu sebulan, berapa kehamilan, tapi berat badan anak tidak bertambah, ini salah satu akibat dari kurangnya pembangunan. dari anak itu. rahim.” (PPAPP) Ibadah di Jakarta, Rabu (1/5/2024).
Dhiazmara mengatakan, rahim wanita di bawah usia 19 atau 21 tahun belum cukup matang untuk menumbuhkan janin sehingga pertumbuhan bayi kurang baik. “Rata-rata anak perempuan usia 10-12 tahun sudah bisa haid dan sel telurnya sudah matang. Tapi kalau sudah matang, belum tentu bagus,” ujarnya.
Selain pada rahim, Dhiazmara juga mengatakan, kesehatan tubuh ibu seperti kekurangan zat besi, jika ada penyakit seperti anemia juga bisa berdampak buruk pada anak.
Misalnya, anemia defisiensi besi dikaitkan dengan peningkatan morbiditas dan mortalitas. Selain itu, ibu yang terinfeksi sering mengalami gangguan pernapasan, lemas, kelelahan, jantung berdebar, dan gangguan tidur.
Berdasarkan Statistik Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sekitar 48,9 persen ibu hamil menderita anemia dan 17,3 persen ibu hamil menderita kekurangan energi kronis (CEK). Kini 28 persen ibu hamil berisiko mengalami bayi lahir mati.
Sedangkan menurut Departemen Kesehatan, kehamilan remaja, khususnya kehamilan remaja, mempunyai risiko terjadinya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah (BBLR), dan perdarahan pasca melahirkan yang dapat meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Di sisi lain, kehamilan remaja juga dikaitkan dengan kehamilan yang tidak diinginkan dan aborsi.
Kepala Cabang Pencegahan dan Pengendalian Bencana Keluarga (PPKB) Jakarta Selatan Maria Gracia Manurung menambahkan, dua kasus terakhir juga turut dibahas. di Pelayanan PPAPP, mungkin berkaitan dengan kehamilan.
“Penyakit ini bisa membuat seorang ibu kurang termotivasi dalam merawat anaknya,” ujarnya.