Diduga Dilakukan Mahalini Karena Tampak Mancung, Operasi Hidung Tidak Melulu Soal Kecantikan Loh!
gospelangolano.com, Jakarta – Penyanyi Mahalini menjadi pusat perhatian dunia maya usai tampil di acara FuntasticDay pada Sabtu, 6 Juli 2024. Dalam video yang viral di situs jejaring sosial Twitter dan TikTok, Mahalini terlihat membawakan lagu ‘Bawa Dia Lagi’. Pakaian hitam dan merah.
Alih-alih fokus pada suara indah Mahalina, netizen justru menyoroti penampilannya yang tidak biasa. Mahalini diduga menjalani operasi hidung karena hidungnya lebih mancung dari biasanya.
Video viral tersebut menimbulkan reaksi beragam di kalangan netizen. Mahalini tidak memberikan pernyataan resmi apa pun terkait dugaan operasi hidung pada penampilan terbarunya ini.
Namun netizen sudah menebak-nebak karena penampilan wajah mereka yang dinilai berbeda. Penampilan Mahalin sebelumnya dengan paras cantik ala wanita Bali tak disukai segelintir warganet.
Namun, sebuah laporan menyatakan bahwa Mahalini melakukan operasi hidung atas saran dokter karena dia memiliki riwayat sinusitis.
“Operasi hidung dilakukan atas anjuran dokter karena tulang hidung bengkok sehingga menyebabkan sinus. Jika dibiarkan lama bisa mempengaruhi kualitas suara,” tulis @lindaayuwdya dalam laporan yang dikutip, Minggu. 7 Juli 2024.
Salah satu akun X mengunggah tangkapan layar Mahalini yang membagikan informasi dokternya tentang hidungnya. Informasi tersebut diungkapkan Mahalini beberapa waktu lalu melalui saluran siaran Instagram miliknya.
Pelantun “Mati Matian” itu mengaku kaget dan baru-baru ini mengetahui bahwa kondisinya bisa berujung pada sinusitis jika tidak menjalani operasi.
Operasi hidung tidak melulu tentang kecantikan, ada hal-hal tertentu yang menjadi motivasi seseorang untuk menjalani operasi hidung.
Diposting oleh WebMD pada Minggu, 7 Juli 2024 Rhinoplasty (secara teknis rhinoplasty) dapat dilakukan karena alasan kosmetik atau medis, salah satunya adalah sinusitis.
Pembedahan dapat menjadi pilihan jika sinusitis disebabkan oleh deviasi septum (dinding melengkung di antara lubang hidung), polip, atau masalah struktural lainnya.
Tujuan utama dari operasi sinus adalah untuk meringankan gejala dan mengurangi jumlah infeksi. Jika infeksi terus datang kembali, mungkin ada sesuatu di rongga hidung yang bisa diperbaiki dengan operasi.
Rhinoplasty adalah operasi plastik umum yang dilakukan untuk memperbaiki bentuk hidung dengan mengubah tulang rawan. Selain memperbaiki bentuk hidung, operasi hidung juga dapat menciptakan keserasian wajah karena hidung berperan penting dalam penampilan wajah secara keseluruhan.
Bentuk hidung setiap orang berbeda-beda dan seringkali tidak proporsional karena faktor genetik, kecelakaan atau cedera. Rhinoplasty memiliki dua tujuan utama, estetika dan kesehatan. Secara estetika, operasi hidung dilakukan untuk memperbaiki ukuran hidung agar proporsional dengan wajah. Hal ini dapat berupa penyempitan hidung (memperkecil hidung) atau pelebaran dan penajaman hidung (memperbesar hidung). Seperti disebutkan dalam situs EMC Healthcare, operasi hidung dapat mengubah sudut antara hidung dan bibir atas serta memperbaiki bentuk pangkal atau ujung hidung. Dari sudut pandang kesehatan, operasi hidung dapat memperbaiki masalah pernapasan yang disebabkan oleh kelainan bentuk lahir atau cedera pada hidung.
Novi Arlisma, dokter umum dan ahli kecantikan sekaligus pendiri Novi’s Clinic, menjelaskan bahwa operasi hidung sangat ideal bagi mereka yang merasa tidak nyaman dengan perawatan estetika sementara seperti implan benang dan filler. “Rhinoplasty adalah pengobatan hampir permanen yang berlangsung 10-20 tahun, dan implan pasien dapat dengan mudah diganti atau dilepas,” katanya.
Dokter yang kerap melakukan operasi hidung ini juga menjelaskan prosedur pembedahannya. Rhinoplasty atau operasi hidung dilakukan dengan anestesi lokal dan dua teknik: terbuka dan tertutup. Kedua teknik tersebut menawarkan manfaat yang sama dan hasilnya tidak dapat dibandingkan untuk menentukan mana yang lebih baik.
Menurut Mayo Clinic, operasi hidung bukanlah operasi yang bebas risiko. Seperti operasi besar lainnya, operasi hidung memiliki risiko, seperti pendarahan, infeksi, dan reaksi terhadap anestesi.
Ada juga risiko spesifik setelah operasi hidung, termasuk kesulitan bernapas melalui hidung, mati rasa permanen di dalam dan sekitar hidung, kemungkinan hidung bergelombang, nyeri, perubahan warna, bengkak, jaringan parut, dan bahkan septum berlubang. .
Semua potensi risiko ini sebaiknya didiskusikan dengan dokter Anda untuk memahami manfaat dan risikonya sebelum memutuskan untuk menjalani operasi.