Di Balik Soundtrack Hidup Ini Terlalu Banyak Kamu, Sutradara Akui Suka Lagu Bernadya hingga Sal Priadi
gospelangolano.com, Jakarta Sutradara film ini ekstrem, Kunz Agus, berbagi catatan tentang lagu -lagu tema atau soundtrack yang menghiasi karya terbarunya. Ada lima lagu yang membuat hati mleyot publik dan pada saat yang sama dipecahkan dalam kisah segitiga Saliman-Mera-Annaza.
Penyanyi Bernady Ribka, Bernady Ribka, menyumbangkan dua lagu “Signal” dan “Cross”. Bilal Indrajaya membuka lampu hijau ketika kepemilikan “definitif” adalah untuk memperkuat kehidupan ini.
Jangan lupa lagu Budi Doremi dan Sal Priadi. Kunz Agus memiliki komentar khusus tentang mengapa lima lagu ini dibenarkan untuk mempertajam banyak adegan penting dalam kehidupan banyak dari Anda.
“(Untuk waktu yang lama) Saya sangat menyukai lagu -lagu Sal Priadi dan Bernady,” kata Kopz Agus dalam sesi interiu melalui telepon dengan showbiz gospelangolano.com, Kamis (11/11/2024) malam.
“Tetapi jika Anda hanya mempercayai lagu -lagu ini, perasaan bahagia akan ramping. Kemudian produser menunda lagu ‘Painting Dusk’ dari Budi Doremi (dan banyak lagu lainnya),” akunya.
“Painting Dusk” dirilis sekitar empat tahun yang lalu, ketika Pandemi Covid-19 menghantam dunia, termasuk Indonesia. Hit Budi Doremi menghiasi opera sabun SCTV dengan nama yang sama.
“Painting Twilight” dan empat lagu lainnya tidak ditulis secara khusus untuk film kehidupan ini terlalu banyak dari Anda. Anehnya, lagu -lagu ini terasa benar ketika muncul di film. Anda tampaknya telah ditulis untuk kehidupan ini.
“Setelah bermain untuk memandu adegan, ternyata benar! Temanya juga baik -baik saja. Film ini harus penuh kesenangan secara keseluruhan. Jadi kami menggabungkannya dengan lagu -lagu ini,” lanjut Kanz Agus.
Hidup terlalu banyak bagi Anda untuk mengambil foto MVP dengan bintang -bintang Ajil di sini, Adinia Wirasti dan Pangkini. Film ini telah dirilis di teater country sejak 21 November 2024. Bagaimana dengan kejadian berikutnya?
“Saya mendengar bahwa tahun berikutnya akan dirilis pada tahun berikutnya. Apa yang perlu digarisbawahi, ini bukan film yang rusak oleh dua,” dia menatap ketika dia menyebutkan film yang membuat film ini selama 40 hari di Yogyakarta.