Di 2045, Indonesia Bisa Jadi Negara Perekonomian Terbesar Kelima Dunia
gospelangolano.com, Jakarta – Kementerian Perekonomian yang merupakan titik fokus tim negara yang melatih dan mengakselerasi anggota Indonesia ke Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi/OECD (Tim Nasional OECD), menyelenggarakan lokakarya. Proses aksesi OECD. . Kegiatan ini dirancang untuk mengelola berbagai peluang dan tantangan yang dihadapi selama proses penerimaan.
Anggota OECD Indonesia Emas akan memainkan peran penting dalam transformasi ekonomi untuk mencapai visi Indonesia 2045, jelas Menteri Perekonomian Airlanga Hartarto. Hal ini terkait dengan prinsip tata kelola yang baik, transparansi, dan pembangunan inklusif OECD. Sesuai dengan visi kemajuan dan kesejahteraan Indonesia.
Pada tahun 2045, Indonesia bertujuan untuk menjadi Indonesia Emas, dengan GNI per kapita sebesar US$30.300, populasi kelas menengah sebesar 70%, dan PDB sebesar US$9,8 triliun.
“Pada saat itu, Indonesia bisa menjadi negara dengan ekonomi terbesar kelima di dunia. Tentunya stabilitas politik menjadi kunci untuk mencapai tujuan tersebut,” kata Irlanga (Rabu (29/5/2024).
Untuk mencapai tujuan tersebut, Indonesia perlu tumbuh sebesar 6-7% per tahun. Untuk menghilangkan kelompok berpendapatan menengah, diperlukan investasi besar-besaran. Peta jalan aksesi Indonesia ke OECD merupakan sebuah langkah menuju visi tersebut.
Membuka peluang baru dalam perdagangan, investasi dan kerja sama, masuknya Indonesia ke OECD akan saling menguntungkan bagi OECD dan kawasan Indo-Pasifik.
Menko Aerlanga juga menyampaikan bahwa Indonesia menyadari peran kekuatan global yang sedang berkembang di Asia. Sebagai anggota OECD pertama di Asia Tenggara dan ketiga di Asia, Indonesia akan membantu organisasi tersebut membentuk kebijakan global dan menciptakan OECD yang lebih representatif dan inklusif.
Menurut Menko Eirlanga, Sekretaris Jenderal OECD Matthias Kormann mengapresiasi upaya Indonesia dalam proses bergabung dengan OECD. Dalam sambutannya, Sekjen Korman memaparkan berbagai tahapan proses ini di Indonesia.
Seminar hari ini dimulai dengan pengenalan singkat tentang tim nasional OECD. Edi Pambudi, Wakil Koordinator Kerja Sama Ekonomi Internasional, menjelaskan struktur, peran dan fungsi tim nasional OECD.
Tim tersebut dipimpin oleh Menteri Koordinator Airlanga, Menteri Keuangan Shri Mulyani Indrawati, dan Wakil Ketua Menteri Luar Negeri Retno Marsudi. Sekretariat tim nasional akan bertempat di gedung Kementerian Perekonomian di bawah arahan Menteri Perekonomian Susivijono Moegarso.
Lokakarya ini terdiri dari dua sesi dengan narasumber yang dibawa langsung dari kantor pusat OECD di Paris. Pada sesi pertama, Andreas Schal, Direktur Hubungan Global OECD, menjelaskan perlunya memperkuat kerja sama antara Indonesia dan OECD.
Setelah itu, Gita Kothari, Wakil Direktur Hukum OECD, Indonesia, Koordinator Negara-negara Aksesi, memberikan pembahasan rinci mengenai proses aksesi dan langkah-langkah yang diambil.
Kepala Ekonom OECD Alvaro Santos Pereira juga menjelaskan bagaimana Indonesia akan mendapatkan manfaat dari keanggotaan OECD.
Sesi kedua lebih fokus pada hal-hal teknis seperti proses penyusunan main memorandum (IM). Dokumen IM berisi penilaian independen pemerintah Indonesia terhadap berbagai peraturan, termasuk standar, peraturan, dan praktik terbaik OECD.
Penasihat hukum OECD Nathalie Limbasan mengatakan penilaian independen adalah salah satu perkembangan penting dalam komite beranggotakan 26 orang, yang akan memberikan kerangka kerja bagi para peninjau.
Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian mengundang pejabat senior Pemerintah Indonesia dan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan, akademisi dari beberapa universitas, pusat penelitian, mitra pembangunan, organisasi masyarakat sipil, dan mitra pendidikan dalam seminar tersebut.
Para peserta sangat antusias mengikuti workshop yang disajikan dengan beragam pertanyaan terkait berbagai permasalahan kritis, realistis dan kompleks.