Darah Biru Kepiting Tapal Kuda Jadi Bahan Medis, Harganya Senilai Mobil
JAKARTA – Kepiting tapal kuda banyak diburu karena hewan purba berusia 445 juta tahun lalu ini memiliki darah biru yang sangat berharga. Nilai penjualannya mencapai Rp 200 juta per liter atau setara dengan harga sebuah mobil.
Kepiting tapal kuda, atau Limulus polyphemus, merupakan makhluk laut purba terkenal dengan darah biru yang unik. Darah inilah yang menjadikan kepiting tapal kuda menjadi komoditas berharga dalam dunia medis. Harganya yang luar biasa ini setara dengan beberapa manfaat yang dimiliki kepiting tapal kuda:
Manfaat kepiting tapal kuda
Dilansir Myfwc, Rabu (6/3/2024), darah kepiting tapal kuda merupakan sumber bahan medis yang penting karena berperan dalam menjaga keamanan obat dan peralatan dalam dunia medis. Protein darah ini, yang dikenal sebagai Limulus Amoebosit Lisat (LAL), digunakan oleh produsen farmasi dan peralatan medis untuk menguji produk mereka untuk mengetahui keberadaan endotoksin.
Selain itu, penelitian terus menggali manfaat lain dari kepiting tapal kuda. Salah satunya terkait kesehatan mata manusia. Kepiting jenis ini diyakini berpotensi memperbaiki penglihatan.
Kepiting tapal kuda juga berperan penting dalam ekosistem pesisir karena telurnya merupakan sumber makanan utama bagi burung pantai yang bermigrasi ke utara, termasuk burung simpul merah yang terancam punah.
Migrasi burung pantai ini secara alami bertepatan dengan puncak aktivitas pemijahan kepiting tapal kuda di wilayah seperti Delaware dan Chesapeake Bay. Pantai dengan aktivitas pemijahan ini menyediakan tempat peristirahatan penting bagi burung pantai, sehingga memungkinkan mereka untuk memulihkan tenaga dan melanjutkan perjalanan.
Kepiting tapal kuda juga sering dipelihara di akuarium, dijadikan subjek penelitian atau sebagai bahan ajar di kelas.
Namun penangkapan kepiting tapal kuda secara berlebihan menyebabkan spesies ini mengalami penurunan populasi. Hal ini membuat kepiting tapal kuda menjadi spesies yang terancam punah. Berbagai upaya konservasi sedang dilakukan untuk melindungi kepiting tapal kuda.
MG/Dinda Amelia Putri