Dampak Buruk Uap Rokok Elektrik Bukan Cuma pada Manusia, Juga Lingkungan
gospelangolano.com, Jakarta Paparan uap atau uap rokok elektrik tidak hanya berdampak pada manusia tetapi juga lingkungan.
Menurut Aditya Wirawan, dosen Departemen Pulmonologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), gas buang dan limbahnya mengandung nikotin dan bahan kimia beracun. Hal ini dapat menjadi sumber pencemaran lingkungan.
“Vaping dapat meningkatkan kadar nikotin dan partikel halus (PM2.5) di udara dalam ruangan, meski lebih rendah dibandingkan rokok konvensional,” jelas Aditya mengutip laman resmi UI, Sabtu (22/6/2024). ).
Selain itu, uap rokok elektrik juga mengandung senyawa organik yang mudah menguap dan logam yang dapat berkontribusi terhadap polusi dalam ruangan.
“Meskipun tidak banyak penelitian yang secara khusus mengamati dampak uap pada tanaman, beberapa bahan kimia dalam uap, seperti logam berat dan senyawa organik yang mudah menguap, berpotensi membahayakan tanaman jika terakumulasi dalam konsentrasi tinggi.”
Kandungan nikotin pada uap rokok elektrik juga berdampak buruk bagi hewan. Nikotin yang terkandung dalam uap vaping bersifat racun bagi banyak hewan dan dapat menyebabkan keracunan jika terus menerus dihirup dalam jumlah banyak atau cairan e-vaping tertelan.
Sementara itu, orang-orang di sekitar Anda yang goyah juga membawa risikonya masing-masing. Mereka yang terpapar uap rokok elektrik disebut sebagai vape pasif.
Paparan asap satu kali tidak sama dengan paparan asap satu kali dari Mount konvensional.
Menurut Action on Smoking and Health (ASH), sebagian besar zat berbahaya yang ditemukan dalam asap rokok konvensional tidak terdapat dalam uapnya. Kalau angkanya jauh lebih kecil, kurang dari 1 persen.
“Meski dampaknya mungkin berbeda dengan asap rokok konvensional, paparan aerosol vating tetap menimbulkan risiko kesehatan.”
Dampak paparan asap vapor bagi vaping pasif antara lain: Iritasi saluran pernafasan Bronkitis Sesak nafas Asma Eksaserbasi dan lain sebagainya.
Paparan asap rokok dapat menyebabkan peningkatan risiko gangguan kesehatan pernafasan, terutama pada anak-anak dan orang yang sudah mempunyai gangguan pernafasan.
Sementara itu, dampak kesehatan yang dihadapi pengguna rokok elektrik: Iritasi saluran napas, bronkitis kronis akut, Penyakit paru obstruktif (COPD), Rokok elektrik atau cedera paru terkait vaping (EVALI).
“Waktu yang dibutuhkan seseorang untuk merasakan efek vaping berbeda-beda tergantung beberapa faktor, seperti sensitivitas seseorang terhadap nikotin dan seberapa banyak yang dihirupnya,” kata Aditya.
Beberapa efek dapat dirasakan dengan cepat setelah menghirup uap dari uap tersebut, terutama jika uap tersebut mengandung nikotin. Efek ini dapat terjadi dalam beberapa detik setelah terhirup.
Beberapa efek yang mungkin dirasakan antara lain peningkatan energi, sedasi, atau sensitivitas nikotin lainnya, tergantung pada sensitivitas dan toleransi nikotin individu.
Aditya menambahkan, kebutuhan akan perhatian semakin meningkat dalam beberapa tahun terakhir bagi pengguna vape.
Peningkatan ini diikuti dengan peningkatan laporan penyakit paru stadium lanjut atau EVALI. Menurut Aditya, hal tersebut berpotensi menimbulkan masalah kesehatan masyarakat baru.
“Meski vape mengandung bahan yang berbeda, namun hal ini tidak menjadi alasan untuk menjadi alternatif rokok konvensional, karena sama-sama mengandung nikotin, karsinogen, dan bahan beracun lainnya.”
Oleh karena itu, menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat untuk memahami dan menyebarkan pesan bahwa vaping tidak boleh dianggap lebih aman dibandingkan rokok konvensional,” ujarnya.
Selain itu, masih ada bahaya lain yang bisa timbul. Dan penelitian masih berlangsung untuk mengetahui hubungan antara penggunaan rokok elektrik dan kerusakan paru-paru atau masalah kesehatan lainnya.