Cara Dukung Keluarga dengan Autisme di Hari Kesadaran Autisme Sedunia

Read Time:3 Minute, 39 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Hari Peduli Autisme Sedunia yang diperingati setiap tanggal 2 April merupakan momen penting untuk meningkatkan kesadaran dan kepedulian terhadap spektrum autisme, terutama bagi keluarga yang memiliki anggota keluarga autis.

Autisme adalah gangguan perkembangan saraf yang memengaruhi cara seseorang berperilaku dan berkomunikasi, lapor Pedia Plex. Autisme, juga dikenal sebagai gangguan spektrum autisme (ASD), adalah sekelompok kondisi perkembangan dengan derajat dan gejala yang berbeda-beda. Setiap penyandang autisme memiliki karakteristik dan tantangan uniknya masing-masing.

Gejala autisme biasanya muncul pada anak usia dini dan berbeda-beda pada setiap anak. Berikut beberapa gejala umum yang harus diwaspadai: perkembangan bahasa tertunda, kesulitan memahami bahasa dan berkomunikasi. Kesulitan dalam interaksi sosial, seperti ketidakmampuan melakukan kontak mata, merespons isyarat sosial, dan berinteraksi dengan anak lain. Perilaku atau rutinitas yang berulang, dan keasyikan dengan subjek atau objek tertentu. Hipersensitivitas atau kepekaan terhadap rangsangan seperti sentuhan, suara, atau tekstur, yang dapat menyebabkan kesulitan mengatur emosi. Postur atau gerakan yang tidak biasa.

Mengasuh anak dengan gangguan spektrum autisme (ASD) sering kali merupakan tantangan dan dapat menimbulkan berbagai emosi pada orang tua. Di satu sisi, melihat anak-anak mereka mencapai kemajuan meski kecil, membuat mereka merasa bahagia dan penuh harapan. Di sisi lain, mereka menghadapi tantangan unik yang terkait dengan gangguan spektrum autisme dan sering kali merasa kewalahan, depresi, sedih, dan bingung.

Orang tua dari anak autis harus mengakomodasi kebutuhan anaknya, seperti kepekaan sensorik, keterbatasan komunikasi, dan perilaku menantang. Hal ini dapat diperburuk oleh kurangnya sistem dukungan yang ramah dan stigma sosial yang masih melekat. Orang tua seringkali merasa dihakimi, diasingkan, dan bersalah atas kondisi anaknya.

Oleh karena itu, kegigihan mereka dalam membantu anak mencapai potensi maksimalnya patut mendapat pujian dan dukungan.

Keluarga dengan anak autis seringkali menghadapi tantangan seperti stigma sosial, kesulitan mengakses layanan pendidikan dan kesehatan, serta stres emosional.

Dukungan dari masyarakat luas sangat penting untuk membantu mereka mengatasi berbagai tantangan tersebut. Menurut Autism Parenting Magazine, inilah yang bisa kita lakukan untuk membantu mereka.

1. Meningkatkan kesadaran terhadap autisme

Memahami autisme adalah kunci untuk mendukung orang-orang dengan spektrum autisme dan keluarganya. Luangkan waktu untuk mempelajari karakteristik dan kemampuan mereka dan membantu menyebarkan pengetahuan tersebut kepada orang lain. Advokasi dukungan legislatif untuk membantu meningkatkan kualitas hidup penyandang autisme.

Berbagai informasi tentang autisme dapat membantu orang tua dan orang lain memahami autisme. Anda juga dapat terhubung dengan organisasi dukungan autisme lokal atau nasional untuk mendapatkan sumber daya dan dukungan. Dukungan dan koneksi ini sangat berharga bagi individu dan keluarga yang hidup dengan Gangguan Spektrum Autisme.

Penting bagi saudara kandung, teman, dan anggota keluarga dekat penderita autisme untuk memiliki tempat yang aman untuk berbagi rasa frustrasi, kesedihan, kesedihan, dan ketakutan mereka. Dengarkan mereka tanpa menghakimi. Perhatikan bahwa ada kelompok dukungan yang menyediakan ruang aman bagi orang-orang untuk terhubung dan mendapatkan bantuan.

3. Bantuan

Ada banyak cara untuk membantu keluarga dengan autisme. Memberikan bantuan praktis seperti menyediakan makanan, berbelanja kebutuhan pokok, atau mengantarkan ke tempat tujuan. Kakek-nenek dapat membantu pekerjaan rumah, mengantar cucu ke terapi, atau mengasuh anak-anak lain dalam keluarga. Jenis dukungan ini dapat mengurangi beban keluarga, membebaskan mereka untuk fokus pada kebutuhan anak autisnya.

4. Amal dan kesukarelaan

Anda dapat menjadi sukarelawan di acara-acara lokal yang bermanfaat bagi penyebab autisme, seperti penggalangan dana, acara kesadaran, atau acara yang dirancang untuk mendukung penyandang autisme dan keluarganya. Selain itu, jika Anda membeli buku untuk perpustakaan sekolah, Anda dapat mempromosikan keanekaragaman saraf dan pemahaman, penerimaan, dan inklusi orang-orang dengan gangguan spektrum autisme di kalangan siswa, guru, dan anggota masyarakat.

Dengan berpartisipasi melalui cara-cara tersebut, Anda dapat berkontribusi langsung dalam meningkatkan taraf hidup para penyandang autisme.

Memahami tantangan yang dihadapi keluarga autisme adalah kunci untuk membangun komunitas yang suportif dan inklusif. Dengan mendidik diri sendiri dan orang lain serta memberikan dukungan dan bantuan emosional, kita dapat membuat perbedaan besar dalam kehidupan penyandang autisme dan keluarganya.

Pada Hari Kesadaran Autisme Sedunia, mari kita mengambil langkah nyata untuk meningkatkan kesadaran dan dukungan. Kita bisa mulai dengan mempelajari lebih lanjut tentang autisme, menantang stigma dan diskriminasi, serta meningkatkan pemahaman dan empati.

Mari dukung keluarga yang memiliki anggota keluarga autis dengan memberikan bantuan praktis seperti mengasuh anak, menyediakan transportasi, atau membantu mereka menemukan layanan yang mereka butuhkan. Kita juga dapat menciptakan lingkungan inklusif di sekolah, tempat kerja, dan komunitas dengan menerima perbedaan dan memberikan kesempatan yang sama bagi penyandang autisme.

Dengan bekerja sama, kita dapat membangun dunia yang lebih ramah dan inklusif bagi semua orang, termasuk penyandang autisme dan keluarganya.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post Indonesia Diserang 50 Juta Virus, Kaspersky Colek Badan Intelijen
Next post Menteri Perdagangan Musnahkan Produk Baja Tulangan Beton, Segini Nilainya