Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Sentimen Kebijakan Bank Sentral

0 0
Read Time:4 Minute, 15 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Pasar saham Asia Pasifik diperdagangkan menguat pada Rabu (22/8/2024). Hal ini terjadi ketika investor mengevaluasi data kinerja bisnis dari Australia, Jepang dan India.

Selain itu, Bank of Korea juga mempertahankan suku bunga acuannya sebesar 3,5 persen sesuai ekspektasi. Namun, pelaku pasar akan mencermati rincian yang digunakan dalam pernyataan resmi nanti untuk melihat apakah ada pelonggaran kebijakan oleh bank sentral, seperti dilansir CNBC pada Rabu pekan ini.

Langkah ini diambil setelah Federal Reserve (Fed) menerbitkan risalah pertemuan bulan Juli. Ringkasan tersebut mengungkapkan bahwa beberapa peserta pertemuan mengusulkan penurunan suku bunga pada pertemuan bulan Juli, dibandingkan pada bulan September.

Namun banyak peserta pertemuan 30-31 Juli 2024 yang menilai jika data tetap sesuai harapan, maka kebijakan tersebut sebaiknya dipublikasikan pada pertemuan berikutnya.

Indeks Nikkei 225 Jepang naik 1,03 persen, sedangkan indeks Topix bertambah 0,32 persen. Indeks gabungan manajer pembelian naik menjadi 53 dari 52,5 pada bulan Juli. Sementara itu, sektor manufaktur Jepang kembali tumbuh, sementara sektor jasa mengalami ekspansi yang lebih pesat.

Indeks Kospi di Korea Selatan naik tipis, namun indeks Kosdaq turun 0,53 persen. Indeks Hang Seng Hong Kong naik 0,35 persen dan Indeks CSI 300 diperdagangkan di atas garis datar.

Indeks ASX 200 Australia naik 0,25 persen setelah indeks manajer pembelian federal pada bulan Agustus naik menjadi 51,4 dari 49,9 pada bulan sebelumnya, mencapai level tertinggi dalam tiga bulan karena peningkatan aktivitas, kata Judo Bank.

Di Wall Street, acuan menguat setelah risalah rapat The Fed meningkatkan ekspektasi penurunan suku bunga dalam waktu dekat.

Indeks S&P 500 naik 0,42 persen, meninggalkan indeks acuan dalam kisaran 1 persen dari level tertinggi sepanjang masa. Indeks Nasdaq menguat 0,57 persen dan indeks Dow Jones bertambah 0,14 persen.

Sebelumnya, Indeks Saham IHSG (IHSG) terus menguat pada perdagangan Kamis 21 Agustus 2024. Penguatan IHSG dipimpin oleh mayoritas sektor saham yang menghijau dan nasib investor asing yang memborong Rp 1,79 triliun.

Mengutip data RTI, IHSG ditutup menguat 0,27 persen ke level 7.554,59 pada Rabu 21 Agustus 2024. Indeks saham LQ45 menguat 0,34 persen ke level 942,36. Kebanyakan indeks saham acuan berbeda.

Pada perdagangan Rabu pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.594,54 dan terendah 7.543,63. Total ada 268 saham yang menguat. Namun, 295 saham melemah sehingga menghambat penguatan IHSG dan 231 saham berada pada posisinya.

Total frekuensi perdagangan sebanyak 1.152.277 kali dengan volume perdagangan 23 miliar lembar saham. Jumlah transaksi harian Rp 14,1 triliun. Investor asing memborong saham senilai Rp 1,79 triliun. Selama tahun 2024, investor asing akan membeli saham senilai €8,4 triliun. Posisi dolar AS terhadap rupee berada di kisaran 15.480.

Sebagian besar sektor saham berubah menjadi hijau, dipimpin oleh sektor saham seluler. Sektor transportasi menguat 0,88 persen. Sektor real estate bertambah 0,75 persen dan sektor kesehatan naik 0,67 persen. Selain itu, sektor saham energi naik 0,42 persen, sektor saham industri naik 0,25 persen, dan sektor saham non-siklikal naik 0,04 persen. Selain itu, sektor keuangan menguat 0,24 persen.

Sedangkan saham gabungan dasar turun 0,93 persen dan mencatatkan koreksi terbesar. Siklus turun 0,28 persen, teknologi turun 0,13 persen, dan infrastruktur turun 0,19 persen.

Kata Antara, dalam kajian kelompok riset Philip Sekuritas Indonesia, semua perhatian tertuju pada rilis data The Fed Minutes atau naskah rapat kebijakan The Fed Amerika Serikat (AS) periode Juli lalu.

Selain pidato Ketua Federal Reserve Jerome Powell pada konferensi ekonomi di Jackson Hole, AS, pada Jumat 23 Agustus 2024, kata Phillip Sekuritas Indonesia Research Group dalam risetnya di Jakarta, Kamis. Perwakilan dari seluruh bank sentral dunia akan berkumpul di Jackson Hole, Wyoming, AS, untuk menghadiri konferensi ekonomi tahunan, di mana Ketua Federal Reserve Jerome Powell dijadwalkan akan menyampaikan pidato pada hari Jumat, 23 Agustus 2024.

“Pelaku pasar akan mengikuti pidato Jerome Powell untuk mendapatkan petunjuk mengenai waktu dan sejauh mana penurunan suku bunga acuan tahun ini dan tahun depan,” ujarnya.

Selain itu, konflik geopolitik dan prospek penurunan suku bunga acuan di AS juga memberikan daya tarik pada aset-aset yang aman (safe-haven) dan tidak memberikan bunga (earned interest).

Dari kawasan Asia, pelaku pasar pagi ini mengasimilasi publikasi data neraca perdagangan Jepang, dimana defisit meningkat menjadi 621,8 miliar yuan pada Juli 2024, dari 61,3 miliar yuan pada periode yang sama tahun lalu, dan lebih buruk dari perkiraan defisit sebesar 330,7 miliar. . Yuan, karena impor meningkat 16,6 persen year-on-year (yoy), atau tumbuh lebih cepat dibandingkan ekspor yang meningkat 10,3 persen (yoy).

Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mengumumkan hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang menetapkan suku bunga acuan BI sebesar 6,25 persen.

Di bursa saham regional Asia pada Rabu sore antara lain indeks Nikkei melemah 111,09 poin atau 0,29 persen ke level 37.951,80, indeks Hang Seng melemah 120,07 poin atau 0,69 persen ke level 17.391,00, dan indeks Shanghai melemah 10.035 persen atau 0,8. dan Indeks Strait Times naik 3,44 poin atau 0,10 persen menjadi 3.373,76.

happy Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Sentimen Kebijakan Bank Sentral
Happy
0 %
sad Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Sentimen Kebijakan Bank Sentral
Sad
0 %
excited Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Sentimen Kebijakan Bank Sentral
Excited
0 %
sleepy Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Sentimen Kebijakan Bank Sentral
Sleepy
0 %
angry Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Sentimen Kebijakan Bank Sentral
Angry
0 %
surprise Bursa Saham Asia Menguat di Tengah Sentimen Kebijakan Bank Sentral
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D