Bukit Asam Bidik Produksi Batu Bara 41,3 Juta Ton pada 2024

Read Time:5 Minute, 12 Second

gospelangolano.com, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton pada tahun 2024. Direktur Utama PT Bukit Asam Tbk Arsal Ismail mengatakan, rencana perseroan pada tahun ini disusun dengan memantau perkembangan pasar terkini dan memprediksi berbagai faktor pendorong.

Saat jumpa pers mengenai hasil operasi perseroan tahun anggaran 2023, Arsal mengatakan, Jumat (3/8/2024), produksi batu bara PTBA sebanyak 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, dan pengangkutan 33,7 juta ton. 2024).

Relatifnya, perseroan berhasil meningkatkan kinerja operasionalnya sepanjang tahun 2023. Total produksi batu bara Bukit Asam mencapai Rp 41,9 juta ton pada periode yang sama. Capaian tersebut meningkat 13% dibandingkan realisasi produksi tahun 2022 yaitu Rp37,1 juta.

“Pencapaian produksi ini berhasil melampaui target sebesar 41 juta ton pada tahun 2023,” kata Arsal.

Setelah peningkatan produksi tersebut, volume penjualan batubara akan meningkat menjadi 37,0 juta ton pada tahun 2023, meningkat 17% dibandingkan tahun sebelumnya. Perseroan mencatatkan pendapatan ekspor sebesar 15,6 juta ton, meningkat 25% dibandingkan tahun 2022. Sementara itu, pendapatan dalam negeri tercatat sebesar 21,4 juta ton, tumbuh 12% year-on-year (dibandingkan periode yang sama tahun lalu).

Tantangan yang dihadapi perseroan pada tahun ini antara lain penyesuaian harga batu bara dan fluktuasi pasar. Harga rata-rata batubara ICI-3 mengalami penyesuaian sekitar 34% dari USD 127,8/ton pada tahun 2022 menjadi USD 84,8/ton pada tahun 2023. Sementara itu, harga pokok penjualan meningkat. Ini termasuk royalti, angkutan kereta api dan kompensasi jasa pertambangan.

“Oleh karena itu, PTBA terus berupaya memaksimalkan potensi pasar dalam negeri serta peluang ekspor untuk menjaga operasional tetap baik. Perusahaan juga mengedepankan cost Leadership di seluruh industrinya sehingga penerapan keberlanjutan yang efektif dapat dilakukan secara optimal,” tambah Arsal. 

Selain itu, pembentukan Managing Agent Partnerships (MIPs) dapat dilaksanakan dengan cepat dan PTBA berharap dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja keuangan PTBA.

Diberitakan sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) mengumumkan hasil usaha perseroan tahun buku 2023 yang berakhir 31 Desember 2023. Pada periode tersebut, perseroan mengumumkan pendapatannya telah terkumpul Rp 38,49 triliun. Pendapatan ini turun 9,75% dari Rp 42,65 pada tahun 2022.

Pendapatan menurun, sedangkan beban pendapatan meningkat dari Rp 24,68 triliun pada tahun 2022 menjadi Rp 29,22 triliun pada tahun 2023. Akibatnya, laba kotor perseroan pada tahun 2022 turun signifikan sebesar 49,03% dibandingkan rekor laba kotor Rp7 pada tahun 2022. ,97 triliun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan yang dipublikasikan di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (23 Mei 2024), perseroan mengumumkan beban umum dan administrasi sebesar Rp 1,94 triliun pada 2023. Setelah itu, beban penjualan dan pemasaran sebesar Rp656,36 miliar dan tambahan pendapatan sebesar Rp638,4 miliar.

Pada periode tersebut, perseroan melaporkan pendapatan keuangan sebesar Rp584,34 miliar, beban keuangan sebesar Rp204,04 miliar, dan sebagian laba bersih entitas asosiasi dan ventura bersama sebesar Rp571,3 miliar.

Setelah dikurangi beban pajak penghasilan, perseroan mengumumkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 6,1 triliun pada tahun 2023. Laba tersebut turun 51,42% dibandingkan laba 2022 yang dilaporkan sebesar Rp 12,57 triliun.

Aset perseroan turun dari Rp45,36 triliun menjadi Rp38,77 triliun pada akhir tahun 2023. Liabilitas meningkat dari Rp16,44 triliun menjadi Rp17,2 triliun pada tahun 2023 menjadi Rp28,92 triliun pada tahun 2022.

 

Sebelumnya, PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melakukan digitalisasi untuk menunjang kegiatan operasional perusahaan. Menggunakan aplikasi super internal Cizea (sistem informasi perusahaan dan aplikasi perusahaan) penambangan ponsel dapat memantau semua operasi produk secara real time.

“Bisnis kami dikelola dengan menggunakan teknologi digital modern secara modern, profesional, dan andal. Pengembangan teknologi dan digitalisasi merupakan langkah strategis untuk meningkatkan efisiensi, kinerja, dan akurasi. Hal ini juga bertujuan untuk mengurangi risiko human error,” kata Ketua. Direktur. PT Bukit Asam Tbk (PTBA), keterangan resmi Arsal Ismail, Selasa (20 Februari 2024).

Aplikasi CISEA mengintegrasikan beberapa sistem sekaligus. Untuk operasional penambangan, CISEA memiliki Map Operation System (MAPO), Slope Stability Radar, Mine Operation System.

Lokasi peralatan penambangan dan kinerja operator dapat dipantau melalui MAPO yang terintegrasi dengan Fleet Management System dan pelacakan GPS. Radar stabilitas lereng dapat mendeteksi perubahan atau pergerakan lereng permukaan dari waktu ke waktu untuk memastikan keselamatan dalam operasi penambangan.

Sistem operasi penambangan mengawasi proses mulai dari perencanaan produksi dan transportasi, pelaksanaan produksi hingga biaya batubara dan penggunaan bahan bakar di pertambangan.

Kemudian untuk operasional transportasi, CISEA memiliki Supervisory Control and Data Acquisition (SCADA), Cargo Tracking System, Automatic Loading Station (ATLS). SCADA secara otomatis mengontrol peralatan pertambangan seperti konveyor sabuk.

 

Sebelumnya beredar informasi produksi batubara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melebihi target sepanjang tahun 2023. Total produksi batu bara PTBA pada Januari hingga Desember 2023 mencapai 41,9 juta ton, meningkat 13% dibandingkan 37,1 juta ton pada tahun 2022.

Capaian produksi batu bara tersebut melampaui target sebesar 41 juta ton pada awal tahun 2023. Kontraktor jasa pertambangan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) menyumbang 56% produksi atau 23,6 juta ton. Kemudian PT Satria Bahana Sarana (SBS), kontraktor jasa pertambangan yang juga anak usaha PTBA, menyumbang produksi sebesar 7,5 juta ton atau 18%.

Kontraktor lainnya, PT Putra Perkasa Abadi (PPA), menyumbang 5,6 juta ton atau 13%. Sedangkan sisanya sebesar 4,2 juta ton atau 10% merupakan hasil produksi swakelola PT Bukit Asam Tbk. Kemudian, PT International Prima Coal (IPC), anak usaha PTBA, menyumbang 1,03 juta ton.

 

Peningkatan produksi ini sejalan dengan peningkatan penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton. Perusahaan telah melaporkan penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton, meningkat 25% dibandingkan tahun 2022. Sementara itu, penjualan dalam negeri tercatat 21,4 juta ton, tumbuh 12% year-on-year (dibandingkan periode yang sama tahun lalu).

Sekretaris Perusahaan PT Bukit Asam Tbk Niko mengatakan: “Perusahaan terus berupaya mengoptimalkan efisiensi operasional. Kami memaksimalkan potensi pasar domestik serta peluang ekspor ke sejumlah negara.” , di pasar eksisting dan pasar baru,” kata Chandra dalam keterangan resmi, Selasa (16 Januari 2024).

Pasar ekspor PTBA akan semakin beragam pada tahun 2023. Beberapa pasar baru tercatat berhasil dioptimalkan, antara lain Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, dan Bangladesh. Proyek-proyek strategis terus dilaksanakan untuk menunjang kinerja perusahaan.

Diantaranya adalah PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 (2×621,72 MW) yang efektif beroperasi komersial mulai 7 Oktober 2023, dan pengembangan angkutan batubara jalur Tanjung Enim – Keramasan yang akan ditingkatkan kapasitasnya menjadi 20. juta ton per tahun. . bertahun-tahun

 

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 5 Tips Tetap Nyaman Beraktivitas di Luar Rumah Saat Cuaca Panas
Next post Fitur Galaxy AI Bakal Hadir di Galaxy Buds 2 Pro, Galaxy Buds 2, dan Galaxy Buds FE