BI: Rupiah Melemah, Tapi Lebih Baik Dibanding Ringgit hingga Won

Read Time:2 Minute, 21 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memastikan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan tetap stabil pada tahun ini. Faktanya, Bank Indonesia tetap mempertahankan kebijakan nilai tukar Rupiah.

Gubernur Bank Indonesia Perry Warzio menjelaskan nilai tukar rupiah akan tetap stabil hingga 19 Maret 2024. Pergerakan rupee disebabkan oleh kebijakan stabilisasi yang dilakukan BI terhadap fluktuasi nilai tukar mata uang asing di pasar keuangan. .

“Dengan perkembangan tersebut, nilai tukar rupiah terdepresiasi sebesar 2,02 persen dibandingkan akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan ringgit Malaysia, won Korea, dan baht Thailand yang masing-masing terdepresiasi sebesar 3,02 persen, 3,87 persen, dan 5,39 persen,” Perry Jakarta , Rabu (20/3) Dr. dalam konferensi pers.

Perry meyakini nilai tukar rupiah diperkirakan akan stabil dengan tren penguatan didorong oleh kembalinya aliran devisa sejalan dengan prospek perekonomian Indonesia yang tetap positif.

Selain itu, kebijakan Bank Indonesia yang melakukan stabilisasi kebijakan dan penguatan kebijakan moneter melalui penyesuaian instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI juga mendukung ekspektasi penguatan nilai tukar rupiah.

“Kami memperkuat kerja sama dengan pemerintah, perbankan, dan dunia usaha untuk mendukung penerapan instrumen penanaman modal asing langsung ekspor sumber daya alam (DHE SDA) sejalan dengan PP Nomor 36 Tahun 2023,” tutup Perry.

Rupiah melemah terhadap dolar AS pada Rabu pagi di tengah ekspektasi pasar dan analis bahwa Bank Indonesia (BI) akan menaikkan suku bunga BI-rate menjadi 6 persen.

Pada perdagangan dini hari Rabu, rupee melemah empat poin atau 0,03 persen menjadi dibuka pada 15.722 per dolar AS dari 15.718 per dolar AS.

“BI tidak akan mengubah suku bunganya. Mau dinaikkan pun tidak, karena inflasi Indonesia masih stabil. Kalau rendah, ada risiko nilai tukar rupiah turun karena The Fed masih menahan, Pengamat pasar keuangan Ariston mengutip dari Antara, kata Tejendra, Rabu (20/3/2024).

Pasar menantikan pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) hari ini, khususnya terkait kebijakan moneter BI-rate.

Selain itu, pelaku pasar juga fokus pada pengumuman hasil rapat moneter Bank Sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pada Kamis pagi.

Dolar AS tampaknya masih menguat terhadap nilai tukar mata uang asing dan emerging market. Indeks dolar AS masih menguat dari minggu lalu, kini berada di level 103,87 sedangkan penutupan minggu lalu berada di kisaran 103,44.

Data inflasi AS yang dirilis pekan lalu meningkatkan ekspektasi pelaku pasar bahwa The Fed mungkin akan memberikan pernyataan yang kurang agresif mengenai penurunan suku bunganya pada tahun ini pasca pertemuannya sehingga dolar AS menguat sejak dirilisnya data inflasi AS. menunjukkan pertumbuhan.

Inflasi AS meningkat menjadi 3,2 persen (yoy) secara tahunan pada bulan Februari 2024, lebih tinggi dari ekspektasi pasar sebesar 3,1 persen (yoy) karena kenaikan biaya pangan dan energi.

Ariston memperkirakan rupiah hari ini bisa melemah ke level 15.750 hingga 15.780 per dolar AS, dengan kemungkinan support di level 15.700 per dolar AS.

Happy
Happy
0 %
Sad
Sad
0 %
Excited
Excited
0 %
Sleepy
Sleepy
0 %
Angry
Angry
0 %
Surprise
Surprise
0 %
Previous post 403
Next post The Big Van, Wadah 8 Komunitas Pecinta Mobil Keluarga Bongsor di Indonesia