BI Ramal Transaksi Keuangan Digital Tumbuh 14 Kali Lipat di 2030, Ini Pemicunya

0 0
Read Time:2 Minute, 42 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Bank Indonesia (BI) memperkirakan transaksi digital di Indonesia akan tumbuh 14 kali lipat dari semula 0,6 miliar transaksi menjadi 10,05 miliar transaksi.

“Kami memperkirakan transaksi digital bisa berlipat ganda 14 kali lipat pada tahun 2030, dari 0,6 miliar menjadi 10,05 transaksi,” kata Ryan Rizaldi, Direktur Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia, di Bali, Jumat (23/08/2024).

Faktor pendukung tumbuhnya transaksi keuangan digital di Indonesia adalah Generasi Y dan Generasi Z. Saat ini kedua generasi tersebutlah yang paling dominan dalam melakukan transaksi digital.

“Siapa yang menggerakkan Generasi Y dan Generasi Z yang bahkan dominan dalam perekonomian kita saat ini? Merekalah yang akan semakin dominan perannya dalam perekonomian pada tahun 2030,” ujarnya.

Tak hanya itu, generasi penerus yang mendorong pertumbuhan transaksi keuangan digital adalah generasi Alpha. Ketika mereka memasuki usia remaja pada tahun 2030, penggunaan transaksi digital akan semakin besar. 

“Generasi alpha akan datang nanti. Jadi bukan hanya Gen Y yang akan menentukan selera atau preferensi, mungkin anak-anak kita akan tumbuh dan memasuki dunia kerja. Kira-kira yang akan menentukan gaji dan yang akan membawa tawaran.” 14 kali,” katanya.

Namun Ryan mengatakan tantangan ke depan adalah infrastruktur digital perlu diperkuat dan memadai.

“Apakah BI-FAST atau mungkin infrastruktur yang digerakkan oleh sektor swasta mampu menangani peningkatan transaksi sebesar 14 kali lipat? Itu sebabnya kami mengatakan dari Bank Indonesia bahwa kita harus melakukan sesuatu untuk mengakomodasi pertumbuhan 14 kali lipat ini dan meresponsnya dengan baik.” infrastruktur yang kita miliki saat ini,” ujarnya.

Menurutnya, ada dua cara untuk mencapai transaksi keuangan digital di Indonesia. Pertama, infrastruktur harus disesuaikan dengan kebutuhan yang ada.

“Saya pikir, apa maksudnya lebih modular? Tapi soal kemampuan merespon peningkatan transaksi 14 kali lipat,” ujarnya.

Kedua, perlu adanya sinergi antara Bank Indonesia dan pemangku kepentingan lainnya agar kedepannya ketika terjadi permasalahan pada sistem digital, pemerintah dan swasta dapat saling bekerjasama.

“Sinergi tidak bisa terwujud hanya dengan BI-FAST, terlalu menuntut. Kita sedang mengkaji apakah bisa ada, misalnya maintenance,” tutupnya.

 

Kantor Jasa Keuangan (OJK) sebelumnya telah resmi merilis rencana pengembangan dan penguatan inovasi teknologi, aset keuangan digital, dan aset kripto di sektor keuangan pada tahun 2024 hingga 2028. Salah satunya adalah menangkap potensi sektor digital di Indonesia. .

Ketua OJK Mahendra Siregar menyadari inovasi keuangan digital Indonesia masih terbuka mengingat pemanfaatannya masih terbilang kecil di Indonesia.

“Jika kita ibaratkan perumpamaan segelas penuh air, saat ini inovasi teknologi di bidang keuangan hanya 1/4 atau kurang yang terisi air,” kata Mahendra dalam pidatonya di Jakarta, Jumat (08/09/2024). ). ).

“Skala pengembangan dan pemanfaatannya masih luar biasa,” lanjutnya.

Meski demikian, ia juga menyadari bahwa terdapat banyak tantangan dalam pengembangan aset keuangan digital di Indonesia yang tidak mudah, sehingga diperlukan regulasi dan kontrol untuk membatasi koridor praktik di bidang tersebut.

“Tetapi karena bukan sekedar kebutuhan, maka perlu kita optimalkan semaksimal mungkin. Saya rasa kehadiran departemen baru di BEC siap beradaptasi untuk tumbuh menjadi platform teknologi yang membawa manfaat besar bagi masyarakat Indonesia,” dia menjelaskan.

 

Diketahui, OJK memiliki unit pemantauan inovasi teknologi sektor keuangan (ITSK), aset keuangan digital, dan aset kripto (IAKD) hanya sekitar 1 tahun setelah dikembangkan.

“Tantangan dan risiko negatif tidak kita pungkiri, namun nyatanya berkat kerja sama dan sinergitas OJK yang sudah kita bicarakan, semuanya dipertimbangkan, dibelokkan dari berbagai sudut pandang, risiko bisa semaksimal mungkin diminimalisir. . jelas Mahendra.

happy BI Ramal Transaksi Keuangan Digital Tumbuh 14 Kali Lipat di 2030, Ini Pemicunya
Happy
0 %
sad BI Ramal Transaksi Keuangan Digital Tumbuh 14 Kali Lipat di 2030, Ini Pemicunya
Sad
0 %
excited BI Ramal Transaksi Keuangan Digital Tumbuh 14 Kali Lipat di 2030, Ini Pemicunya
Excited
0 %
sleepy BI Ramal Transaksi Keuangan Digital Tumbuh 14 Kali Lipat di 2030, Ini Pemicunya
Sleepy
0 %
angry BI Ramal Transaksi Keuangan Digital Tumbuh 14 Kali Lipat di 2030, Ini Pemicunya
Angry
0 %
surprise BI Ramal Transaksi Keuangan Digital Tumbuh 14 Kali Lipat di 2030, Ini Pemicunya
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D