Begini Cara Ikut Awasi Perolehan Suara Pemilu 2024 Lewat Platform KawalPemilu
gospelangolano.com, Jakarta – Kehadiran Kawalpemilu yang sempat dianggap tidak diperlukan pasca terbentuknya tempat (situs) penghitungan KPU pada 2019, kini kembali berfungsi, seminggu menjelang pemilihan umum (Pemilu) pada 14 Februari 2024.
Belum ada kabar resmi mengenai kelanjutan Situng KPU. Salinan Hasil-PPWP juga belum ada kepastian akan dibuka untuk umum seperti tahun 2014 dan 2019.
Dua hal itulah yang membuat Kavalapemilu merasa perlu mengambil langkah aktif agar masyarakat bisa ikut memantau penghitungan suara Pilpres (2024).
Untuk itu Kavalapemilu juga membuka situs listing beserta C.Hasil-PPWP atau C.Hasil Nukul-PPWP yang dapat diakses masyarakat pada masa pemilu.
Sehubungan dengan itu, berdasarkan keterangan resmi, Rabu (7/2/2024), Kelompok Kavalpemilu 2024 mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk berpartisipasi dalam keamanan memilih Pilpres melalui tiga langkah sederhana: Unggah -Tulis-Kirim (UTK). Caranya: Upload: Foto halaman 2 Formulir C.PPWP hasil penghitungan TPS Pemilu Presiden/Kawalpemilu selesai lalu upload ke kawalpemilu.org. Tulis: Isikan nomor pemenang setiap pasangan calon. Kolom yang tersedia Kirim: Tekan tombol kirim yang tersedia pada kolom
Halaman Kedua (2) Siapapun dapat mengumpulkan gambar C.Result PPWP dari beberapa TPS setelah memiliki koneksi internet yang stabil dan mengakses kawalpemilu.org.
Situs Kawalpemilu terbuka untuk digunakan oleh masyarakat, relawan dan saksi dari partai politik, pejabat KPPS, KPU, Bawaslu dan masyarakat yang ingin mengikuti hasil pemilu presiden.
Platform ini tidak melihat preferensi politik, dan dirancang untuk mendeteksi berbagai potensi kesalahan, seperti total suara yang tidak akurat atau total suara yang melebihi jumlah pemilih.
Lebih lanjut, Kavalpemilu masih berharap KPU membuka hasil scan Formulir C. Salinan Hasil-PPWP dari 823.220 TPS kepada publik. Hal ini penting agar masyarakat dapat mengikuti perkembangan proses penghitungan secara real time setiap hari hingga hasil akhir resmi diumumkan oleh KPU.
Kavalapemilu mengapresiasi contoh baik yang diberikan KPU dalam membuka data C1 di setiap TPS pada pemilu 2014 dan 2019.
Data terbuka hasil pemilu di setiap TPS menjadi salah satu hal yang membuat pemilu di Indonesia unik dan transparan. Keterbukaan data ini perlu dijaga.
Selain itu, pemilihan umum untuk memilih Presiden dan Wakil Presiden, DPD, DPRD Daerah, DPRD Kota/Provinsi, dan DPR RI alias Pemilu 2024 akan dilaksanakan pada 14 Februari 2024.
Jelang hari pemungutan suara Pemilu 2024, KPU telah merilis Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang bisa dilihat pemilih secara online.
Layanan verifikasi DPT online ini memungkinkan masyarakat Indonesia mengecek apakah dirinya terdaftar untuk menggunakan hak pilihnya pada pemilu 2024.
Untuk mengecek apakah nama Anda terdaftar di DPT dan di mana Anda bisa menggunakan hak pilih alias kode pada Pemilu 2024, Anda bisa mengunjungi website https://cekdptonline.kpu.go Bisa cek menggunakan .id/. Berikut cara cek DPT online: Melalui browser smartphone, buka halaman https://cekdptonline.kpu.go.id/ Halaman Pencarian Informasi Pemilih Pemilu 2024 Tulis Nomor Induk Kependudukan (NIK) sesuai dengan yang akan ditampilkan pada kotak . ) atau nomor paspor bagi pemilih di luar negeri. Pada kotak yang tersedia, pengguna dapat memasukkan NIK KTP-nya. Sebaliknya, pemilih di luar negeri bisa memasukkan nomor paspornya untuk mengetahui lokasi TPSnya. Setelah memasukkan nomor KTP/nomor paspor, klik cari pada kotak di bawah. Pastikan Anda menulis NIK atau nomor paspor, jangan copy paste ke kotak yang tersedia. Setelah itu, jika nomor NIK atau paspor Anda masih berlaku, maka alamat TPS tempat Anda dapat memilih pada Pemilu 2024 akan terpampang di TPS tersebut.
Di sisi lain, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Ari Setiadi mengatakan kecurangan pada Pilpres 2024 lebih lambat dibandingkan pemilu presiden sebelumnya.
Hal itu diungkapkannya saat ditanya soal banyaknya kebohongan politik jelang Pilpres 2024 saat menggelar jumpa pers di Kantor Komunikasi dan Informatika Jakarta, Jumat (19/1/2024).
Budi Ari Setiyadi mengatakan, “Kalau melihat data perbandingan tahun 2019, kecurangan (menyebar sebelum Pilpres 2024) menguntungkan. (Penipuan) masih ada, tapi lebih baik dibandingkan tahun 2019.”
Budi Ari Setiadi juga meminta masyarakat tidak menebar kebohongan dan terus menggalakkan pemilu yang bijak jelang Pilpres 2024.
Budi Eri mengatakan, “Mari kita lakukan kampanye yang adil, mari kita tunjukkan kerjasama satu sama lain, bukan makian dan suara-suara yang jauh dari kenyataan.”
Sebelumnya, Budi Eri menyebut partainya sukses dalam 203 isu pemilu. Penatalaksanaan ini dilakukan terkait maraknya isu-isu bohong terkait pemilu serentak yang akan digelar pada Februari 2024.
Terkait angka tersebut, lebih lanjut Budi Arie menjelaskan, belum ada pemilu yang curang dan belum ada undang-undang yang disahkan.
Hal itu diungkapkannya saat ditanya soal banyaknya kebohongan politik jelang Pilpres 2024 saat menggelar jumpa pers di Kantor Komunikasi dan Informatika Jakarta, Jumat (19/1/2024).
Budi Ari Setiyadi mengatakan, “Kalau melihat data perbandingan tahun 2019, kecurangan (menyebar sebelum Pilpres 2024) menguntungkan. (Penipuan) masih ada, tapi lebih baik dibandingkan tahun 2019.”
Budi Ari Setiadi juga meminta masyarakat tidak menebar kebohongan dan terus menggalakkan pemilu cerdas jelang Pilpres 2024.
Budi Eri mengatakan, “Mari kita lakukan kampanye yang adil, mari kita tunjukkan kerjasama satu sama lain, bukan makian dan suara-suara yang jauh dari kenyataan.”
Sebelumnya, Budi Eri menyebut partainya sukses dalam 203 isu pemilu. Penatalaksanaan ini dilakukan terkait maraknya isu-isu bohong terkait pemilu serentak yang akan digelar pada Februari 2024.
Terkait angka tersebut, lebih lanjut Budi Arie menjelaskan, belum ada pemilu yang curang dan belum ada undang-undang yang disahkan.
Menkominfo meminta seluruh pihak, khususnya kontestan Pemilu 2024, berperan aktif menjaga ruang digital tetap aman dan nyaman selama acara berlangsung.
Di sisi lain, dalam konferensi pers yang digelar Desember lalu, Budi mengatakan kebohongan terkait pemilu semakin berkurang, hal ini menurutnya menunjukkan masyarakat semakin cerdas.
“Yang pasti kami akan terus mengikutinya, karena ini adalah keputusan kami untuk menyelenggarakan pemilu yang aman. Anda sudah melihat (kampanye) di ponsel Anda. Saya berjanji setiap kali Anda membuka ponsel Anda akan tertulis ‘Pemilu yang Aman’. tutupnya, Menteri Komunikasi dan Informatika.