Beda Rusia dengan China, India Tolak Malaysia Gabung BRICS
JAKARTA – Tiongkok mendukung penguatan aliansi BRICS melalui ekspansi di negara-negara Asia Tenggara. Dengan masuknya negara-negara baru ke dalam BRICS, negara komunis ini berharap mampu meningkatkan agenda deregulasinya untuk menyaingi Amerika Serikat (AS) di kancah perdagangan dunia.
Tujuan utama BRICS adalah menghapus dolar AS dari mata uang cadangan dunia dan menggantinya dengan mata uang lokal. Malaysia baru-baru ini mengajukan permohonan untuk bergabung dengan BRICS dengan bantuan Rusia.
Tiongkok mendukung masuknya Malaysia ke dalam aliansi ini. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Lin Jian menegaskan negaranya siap menerima Malaysia untuk bergabung dengan blok tersebut.
“Tiongkok menyambut baik partisipasi lebih banyak mitra kerja sama di BRICS sehingga kita dapat bertindak bersama untuk mendorong pembangunan tatanan internasional yang lebih adil dan merata,” kata Lin Jian seperti dikutip Watcher Guru, Kamis (1/8/2024).
Namun, perluasan BRICS dilakukan berdasarkan konsensus dan anggota lain harus memilih keanggotaan Malaysia. Malaysia tidak akan menjadi bagian dari blok ini jika hanya mendapat dukungan dari Tiongkok dan Rusia.
Baca juga: Khamenei Perintahkan Iran Serang Israel, Balas Dendam Pembunuhan Ismail Haniyeh
Berdasarkan perjanjian tersebut, semua anggota lainnya harus menyetujui pelantikan Malaysia agar negara tersebut dapat diundang secara resmi untuk bergabung dengan BRICS.
India Menolak
Laporan terbaru menunjukkan bahwa India akan menolak gagasan ekspansi BRICS pada tahun 2024. Pemerintahan Modi ingin untuk sementara waktu berhenti menerima negara baru termasuk Malaysia selama lima tahun ke depan. India ingin menetapkan seperangkat aturan dan kebijakan yang jelas dalam lima tahun ke depan dan tidak menerima negara-negara baru begitu saja. Di sisi lain, Tiongkok dan Rusia menginginkan hal sebaliknya.