Banjir Dubai, Penyemaian Awan Buatan Jadi Biang Kerok?
JAKARTA – Kota Dubai (Uni Emirat Arab) lumpuh total setelah diguyur hujan deras selama 24 jam. Instalasi cloud diduga menjadi penyebabnya.
Pada Kamis (18/04/2024) diluncurkan Desain Menarik dan beberapa media mengaitkan banjir ini dengan aktivitas awan yang rutin dilakukan Dubai untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Pesawat terbang digunakan untuk menyemprotkan bahan kimia dan partikel kecil seperti garam kalium klorida ke awan hujan untuk meningkatkan curah hujan.
Menurut Ahmed Habib, ahli meteorologi di Pusat Meteorologi Nasional (NCM), penyemaian awan di Tanah Air dilakukan sehari sebelum hujan. Pesawat berangkat dari Bandara Al Ain setiap hari Senin dan Selasa untuk menyebarkan awan konvektif di area tersebut.
Sejak berita ini tersiar, pengguna media sosial telah berbagi gambar dan video tentang banjir tersebut dan menyalahkan kegiatan menabur benih. Meskipun mudah untuk menghubungkan kedua peristiwa tersebut dan menyalahkan banjir sebagai penyebab penyebaran awan buatan, penelaahan lebih dalam terhadap fakta-fakta tersebut menunjukkan cerita yang berbeda.
Adopsi cloud bukanlah hal baru bagi Dubai. Bloomberg melaporkan bahwa teknik ini telah digunakan sejak tahun 2002 dan tidak pernah menunjukkan hasil yang buruk selama dua dekade terakhir.
Beberapa orang percaya upaya vaksinasi ini tidak bersalah karena Dubai melakukan sekitar 300 operasi setiap tahunnya. NCM juga menjelaskan tidak ada penyemaian awan yang dilakukan selama badai terjadi. Meskipun penyemaian awan terdengar seperti kemenangan manusia atas kekuatan alam, teknik ini hanya mampu meningkatkan produksi hujan sekitar 25 persen.
Dengan kata lain, campur tangan manusia tidak dapat menimbulkan hujan jika tidak ada awan hujan di langit. Sekalipun curah hujan meningkat di Dubai, peran penyemaian awan relatif kecil, dan sebagian besar wilayah menerima dengan atau tanpa penyemaian.
Wired melaporkan bahwa penyemaian awan mempunyai dampak yang sangat lokal. Sebagian besar pelatihan di UEA berlangsung di bagian timur kawasan, jauh dari Dubai. Bukti lebih lanjut bahwa Oman juga menerima curah hujan yang melimpah meski tidak melakukan praktik penyemaian awan.
Penyebab banjir Dubai
Jawaban atas pertanyaan ini sederhana. Dubai tidak dibangun untuk menangani hujan sebanyak ini. Ketika kota gurun ini berupaya meningkatkan pasokan air bersihnya, Dubai belum membangun saluran air hujan untuk membuang air tambahan selama hujan terus-menerus.
Kota ini dibangun dari beton dan kaca dan tidak memiliki infrastruktur untuk menyerap kelebihan air. Akibat perubahan iklim, kota-kota besar sering dilanda banjir saat hujan lebat. Situasi ini merupakan pengingat bahwa infrastruktur perkotaan perlu dirancang dengan mempertimbangkan perubahan iklim dan dampaknya terhadap lingkungan alam dan manusia.
Di Dubai, banjir menutup sekolah dan memaksa karyawan untuk bekerja dari rumah setelah membanjiri tempat parkir bawah tanah. Transportasi metro juga terganggu setelah dua hari diguyur hujan lebat. Bandara Internasional Dubai, salah satu bandara tersibuk di dunia, mengalami gangguan signifikan karena penerbangan dialihkan atau ditunda selama beberapa jam. Kerusakan yang terjadi tidak hanya terjadi di kota itu sendiri. Jalan-jalan juga terendam banjir di ibu kota, Abu Dhabi, dan seorang pria berusia 70 tahun tewas ketika kendaraannya tersapu banjir bandang di Ras Al Khaimah.