Bandara Incheon Korea Selatan Sempat Tutup Gara-Gara Balon Sampah dari Korea Utara
gospelangolano.com, Jakarta – Lepas landas dan mendarat pesawat di Bandara Incheon Korea Selatan dihentikan pada Rabu, 26 Juni 2024, sekitar tiga jam sebelum matahari terbit. Hal ini disebabkan oleh balon puing yang diluncurkan oleh Korea Utara, kata juru bicara bandara.
Pada Kamis (27/06/2024), juru bicara mengatakan sebuah balon mendarat di landasan dekat Terminal 2 dan tiga lainnya terlihat di landasan. Korea Utara telah menerbangkan balon pengangkut sampah sejak akhir Mei 2024, dengan ratusan balon mendarat di Korea Selatan.
Beberapa balon terlihat di dalam dan sekitar bandara, kata juru bicara tersebut. Ia menambahkan, ini bukan pertama kalinya pekerjaan di bandara yang berjarak sekitar 40 km dari perbatasan dengan Korea Utara itu terganggu oleh balon berisi sampah.
Penerbangan domestik dan internasional dihentikan antara pukul 01:46 hingga 04:44 waktu setempat, dan landasan pacu telah dibuka kembali, kata Bandara Internasional Incheon. Volume penerbangan umumnya rendah saat ini.
FlightRadar24 menunjukkan delapan penerbangan kargo dan penumpang tiba di bandara Cheonju atau Jeju di Korea Selatan. Pesawat China Cargo dari Shanghai kemudian dialihkan ke Yantai di China.
Beberapa pendaratan lainnya ditunda dan keberangkatan ditunda beberapa jam. Korea Utara mengatakan balon-balon tersebut merupakan respons terhadap kampanye propaganda para pembelot Korea Utara dan aktivis Korea Selatan yang secara teratur mengirimkan balon-balon berisi makanan, obat-obatan, uang, dan selebaran yang mengkritik para pemimpin Korea Utara.
Parasit tinja manusia, barang-barang bergambar karakter Hello Kitty, dan pakaian Barat yang rusak ditemukan di kantong sampah yang dibawa ke Korea Selatan dengan balon Korea Utara, kata pemerintah negara tersebut, ABC News melaporkan. Korea Selatan mengirimkan unit alat peledak militer serta tim perang kimia dan biologi untuk menyelidiki fasilitas tersebut.
Kementerian Unifikasi Korea Selatan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa analisis terhadap isi 70 balon menemukan bahwa balon tersebut mengandung tanah yang mengandung “banyak parasit seperti cacing gelang, cacing cambuk, dan cacing kremi.” Hal ini mungkin terjadi karena kotoran manusia digunakan di dalam tanah, bukan pupuk kimia, tambahnya.
Pernyataan tersebut menekankan bahwa “tidak ada risiko kontaminasi tanah (atau) penyakit menular” dari balon tersebut, karena volume tanah yang dikirimkan relatif rendah. Kedua Korea telah terlibat dalam “perang balon” dan seorang aktivis di Korea Selatan mengkonfirmasi pekan lalu bahwa ia telah menerbangkan lebih banyak balon yang membawa selebaran propaganda ke Korea Utara.
Tak lama setelah itu, saudara perempuan Kim, Kim Yo Jong, memperingatkan bahwa Korea Utara bisa melakukan pembalasan. Awal pekan ini, militer Korea Selatan mengatakan pihaknya memantau perkiraan perubahan arah angin yang memungkinkan Korea Utara mengirim lebih banyak balon sampah melintasi perbatasan.
Kementerian juga menyatakan bahwa limbah yang dikirim oleh Korea Utara mengungkapkan situasi ekonomi negara tersebut yang buruk. Mengacu pada pakaian anak-anak yang robek dan pakaian lain yang dikenakan “sampai rusak”.
Selain itu, beberapa pakaian balon tersebut dilaporkan sebelumnya disumbangkan oleh perusahaan Korea Selatan dalam upaya bantuan dan sengaja dirusak, termasuk dipotong dengan pisau. Tampaknya ini merupakan tindakan Korea Utara yang “mengekspresikan permusuhan ekstrim terhadap kampanye selebaran tersebut dan menyoroti sikap permusuhannya terhadap Korea Selatan,” kata seorang pejabat kementerian.
Pekan lalu, Kim dan Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani perjanjian pertahanan besar yang dikhawatirkan para pengamat dapat memicu lebih banyak provokasi Kim terhadap Korea Selatan.
Mengutip AFP, warga Korea Selatan diminta untuk tidak menyentuh balon Korea Utara dan melaporkan penampakan tersebut kepada otoritas militer dan polisi. Militer belum mengatakan bagaimana tanggapan mereka terhadap peluncuran balon baru tersebut.
Secara terpisah, pemerintah kota Seoul mengirimkan pesan teks yang mendesak warganya untuk berhati-hati agar tidak terjatuh saat penerbangan balon udara di atas ibu kota. Seoul dikatakan berjarak satu jam perjalanan dari perbatasan.
Pihak berwenang Korea Selatan mengatakan mereka tidak melarang aktivis membagikan selebaran ke Korea Utara. Tahun lalu, keputusan Mahkamah Konstitusi negara tersebut membatalkan undang-undang kontroversial yang mengkriminalisasi selebaran semacam ini, karena dianggap sebagai pelanggaran kebebasan berekspresi.
Sebagian besar limbah yang sebelumnya dibuang oleh Korea Utara berupa kertas, vinil, dan potongan-potongan berukuran serupa, menunjukkan bahwa limbah tersebut dibuat dengan sengaja. Botol-botol plastik tersebut tidak memiliki label dan tutup, yang mengindikasikan bahwa botol-botol tersebut dikeluarkan untuk mencegah penyebaran informasi mengenai produk-produk konsumen Korea Utara, kata Kementerian Unifikasi Korea Selatan.