Aurora Australis Terlihat Lebih Banyak dari Biasanya di Langit Australia, Indah tapi Pertanda Bahaya
gospelangolano.com, Jakarta – Pengamat bintang dan benda langit di Australia bagian selatan baru-baru ini menyaksikan pemandangan spektakuler aurora australis pada Sabtu, 11 Mei 2024. Diambil dari The Sydney Morning Herald, Minggu (12/5/2024), penampakan tersebut kemungkinan besar akan terjadi lagi malam ini.
Aurora australis berasal dari dua kata, aurora berarti munculnya cahaya di langit jika dilihat dari garis lintang, sedangkan australis berarti kata austral yang berarti selatan. Selain aurora australis, ada juga aurora borealis yang disebut dengan bintang utara atau cahaya selatan.
Aurora australis dikatakan terlihat dan menari-nari melintasi langit Tasmania, pedesaan Australia Barat, dan wilayah pesisir Victoria dan Australia Selatan pada malam hari. Ini merupakan pemandangan langka karena lampu ini biasanya hanya terlihat dari Tasmania dan ujung Victoria Selatan.
Faktanya, aurora australis juga terlihat di langit kota Melbourne, Adelaide, dan Perth, meski polusi cahaya membuat aurora kurang terang. Sementara itu di Sydney dan Canberra, awan gelap dan hujan menghalangi terlihatnya aurora australis.
“Australia disuguhi pertunjukan cahaya spektakuler tadi malam, berkat badai geomagnetik terkuat dalam lebih dari 20 tahun,” kata Biro Meteorologi Australia di Facebook.
Cahaya ini biasanya terlihat antara pukul 22.00 hingga 02.00, meski sulit diprediksi secara pasti kapan akan terlihat. Namun Biro Meteorologi Australia menyebutkan cahaya akibat badai matahari diperkirakan akan terus berlanjut hingga Senin pagi, 13 Mei 2024.
Kehadiran aurora australis yang lebih besar dari biasanya rupanya disebabkan oleh panasnya udara akibat badai matahari yang melanda bumi baru-baru ini. Baik aurora australis maupun aurora borealis telah terlihat di seluruh dunia dalam beberapa hari terakhir saat matahari mengeluarkan ‘gelembung’ material besar dari permukaannya ke luar angkasa.
Profesor Andrew Cole, dosen fisika di Universitas Tasmania, mengatakan matahari berada pada titik paling aktifnya dalam satu dekade, yang berarti lebih banyak peluang untuk melihat aurora australis bisa disaksikan akhir tahun ini.
“Anda tidak pernah bisa mengetahui secara pasti kapan aurora akan berhenti dan mulai terjadi, namun hal tersebut lebih mungkin terjadi saat ini dibandingkan sebelumnya,” ujarnya. Selain itu, Cole mengungkapkan badai geomagnetik ini bisa berlangsung hingga akhir tahun dan merupakan peristiwa langka yang terjadi sekali dalam beberapa dekade.
Biro Meteorologi Australia pada Sabtu 11 Mei 2024 menyebutkan badai geomagnetik akan mencapai level ekstrim G5 pada minggu ini. G5 adalah tingkat evolusi tertinggi dalam medan magnet bumi. Terakhir kali Bumi mengalami badai tingkat G5 adalah pada tahun 2003.
Selain Aurora di langit selatan, badai matahari ini juga menyebabkan fenomena tersebut banyak terlihat di tempat lain di dunia. Seperti dilansir laman berita Euronews, aurora juga terlihat jelas di Inggris, Amerika Serikat, termasuk California, Missouri, dan Oregon. Selain itu, aurora juga disebut-sebut hadir di langit China.
Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) telah mengeluarkan peringatan mengenai dampak badai geomagnetik ini yang diyakini akan menimbulkan gangguan pada tenaga listrik dan Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) yang mengorbit bumi.
Meski ekstrem, badai matahari terbesar yang pernah tercatat terjadi pada tahun 1859 yang menyebabkan aurora di Amerika Tengah. Meski tidak menimbulkan ancaman langsung bagi warga, namun badai geomagnetik ini dikhawatirkan dapat mengganggu jaringan listrik tegangan tinggi, layanan perjalanan, dan komunikasi di seluruh dunia.
Bahkan setelah badai mereda, sinyal antara satelit GPS dan penerima di darat dapat diblokir atau hilang, menurut NOAA. Namun, jumlah satelit yang ada sangat banyak sehingga pemadaman listrik tidak akan berlangsung lama.
Ada dua jenis aurora yang dikenal, yaitu aurora australis dan aurora borealis. Keduanya dibedakan menurut tempat kemunculannya.
Aurora australis sering terlihat di garis lintang selatan, seperti Australia dan Selandia Baru. Aurora jenis ini dapat dinikmati sepanjang tahun namun paling baik dilihat pada musim dingin, yaitu pada bulan Mei hingga Agustus.
Sedangkan aurora borealis mengacu pada cahaya langit yang terlihat di belahan dunia utara. Aurora jenis ini dapat dinikmati di negara-negara dekat Kutub Utara seperti Islandia, Kanada dan Rusia bagian utara, Norwegia, Finlandia, dan Swedia.
Aurora juga hadir dalam berbagai warna, namun warna yang paling umum adalah hijau dan ungu. Warna yang dihasilkan aurora erat kaitannya dengan kondisi alam, seperti tingkat gelombang geomagnetik dan pantulan sinar matahari. Indonesia belum pernah mengalami fenomena tersebut karena berada di tengah garis lintang bumi dan jauh dari kutub.