Aturan Memberi Tip untuk Tour Guide dan Etika Wisata Berombongan yang Wajib Diperhatikan

0 0
Read Time:3 Minute, 32 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Ada lebih banyak cara untuk bepergian. Salah satunya adalah dengan mengikuti paket wisata yang ditawarkan oleh berbagai agen perjalanan. Mereka sudah menyiapkan rute menuju akomodasi yang akan Anda tempati, namun seringkali tip untuk pemandu wisata tidak termasuk dalam komponen biaya.

General Manager Tour Golden Rama Yohanes Wahyu mengatakan, budaya memberi tip kepada pemandu wisata bukanlah sebuah larangan, melainkan gestur standar dalam dunia pariwisata. Namun, banyak masyarakat Indonesia yang belum memahami bagaimana cara memberi nasehat kepada pemandu wisatanya.

Tip hariannya rata-rata 2-5 dolar sehari per orang. Kalau ke Eropa perhitungannya dalam euro, ujarnya dalam wawancara media di Jakarta, Senin, 29 Juli 2024.

Jumlah tersebut berlaku bagi Anda yang berada dalam rombongan wisata utama. Beda jumlahnya jika wisatanya hanya untuk rombongan kecil, misalnya satu keluarga saja.

“Misalnya jalan-jalan bersama keluarga beranggotakan empat orang bersama sopir. Besarannya untuk satu orang bisa $50 per hari, baik di Eropa atau Amerika. Kalau berkelompok, lebih murah,” ujarnya. Pemandu wisata biasanya mengumpulkan tip di tengah perjalanan, namun cenderung menanyakannya saat ia berangkat menuju tujuan tamu yang dibawanya.

 

Selain memberikan nasehat, berwisata bersama rombongan wisata juga diklaim memiliki keuntungan dalam memberikan ketenangan dan kenyamanan. Salah satunya melibatkan rute perjalanan yang telah dirancang untuk melayani kebutuhan wisatawan masa depan.

 

Berbeda dengan pergi sendirian, calon wisatawan sebaiknya melakukan riset terlebih dahulu sebelum berangkat. Hal ini tidak sesuai dengan harapan, sebab kondisi aktual di lapangan bisa saja tidak sesuai dengan informasi yang ditampilkan secara online. Selain itu, kehadiran pemandu wisata dapat membantu anggota wisata yang mengalami permasalahan dokumen seperti kehilangan paspor atau visa, karena memiliki jaringan yang lebih luas dibandingkan peserta.

“Untuk wisata kelompok, kita punya skala ekonomi, kita bisa punya relasi, maskapai penerbangan, transportasi, dan akomodasi sudah tidak bisa diprediksi lagi,” tambah Yohanes.

Meski nyaman, bukan berarti tidak ada aturan. Johannes mengingatkan, ada moral yang harus dijaga, yakni saling menghormati. Terutama ini adalah masalah waktu. “Kalau salah satu pasangan cenderung terlambat, pasti bisa merugikan 18 pasangan lainnya. Jadi ketelitian harus dijaga,” ujarnya.

Selain itu, Anda juga harus memperhatikan bimbingan dari pemandu wisata. Peraturan setempat tidak boleh diabaikan karena jika dilanggar maka kita akan dianggap tidak sopan. “Harus peka terhadap budaya lokal,” ujarnya.

Terkait jalan-jalan ke luar negeri, Pak Yohanes mengatakan Eropa Barat masih menjadi titik temu dua puluh orang Indonesia yang gemar jalan-jalan ke luar negeri. Selain itu, Eropa Utara mulai mendapatkan popularitas, terutama untuk tamasya dengan adanya euro.

Presiden Direktur Golden Rama Madu Sudono mengatakan ada perubahan tren terkait perjalanan liburan di Eropa. Meskipun wisatawan biasanya ingin mengunjungi negara sebanyak mungkin, saat ini banyak wisatawan yang lebih memilih mengunjungi destinasi yang lebih panjang untuk mengurangi jumlah negara yang mereka kunjungi.

“Ada juga yang mencari pengalaman tematik, misalnya ada yang suka olahraga atau kuliner, mencoba makanan kategori bintang Mchelin. Banyak pengalaman baru,” ujarnya.

Selain Eropa, Jepang juga menjadi destinasi favorit masyarakat Indonesia. Selain itu, nilai tukar yen terhadap rupee terdepresiasi dan harga di sana terlihat lebih terjangkau. 

Yang tidak terduga adalah Tiongkok. “Permintaan melebihi ekspektasi, apalagi banyak destinasi baru di China. Mulai dari Chongqing hingga Mongolia, peminat pasarnya sangat tinggi,” lanjutnya.

Selain kenyamanan, ada risiko yang terkait dengan bergabung dengan grup tur tanpa pengawasan. Peristiwa itu menimpa sekelompok wisatawan asal Tiongkok saat diajak ke toko tempat tidur oleh seorang pemandu wisata. Mereka terpaksa berbelanja di toko tersebut.

Peristiwa tersebut terekam dalam video berdurasi 53 detik yang diunggah ke Weibo pada 27 Maret 2024. Video tersebut memperlihatkan wisatawan asal Provinsi Liaoning Tiongkok yang mengaku ditangkap di sebuah toko kasur di Xishuangbanna, Provinsi Yunnan.

South China Morning Post melaporkan bahwa sekelompok 37 turis diyakini telah disekap di toko tersebut selama beberapa jam pada 26 Maret 2024 setelah mereka menolak membeli apa pun. Dalam video tersebut, terdengar perempuan di belakang kamera memprotes agar mereka tidak diizinkan pergi.

“Kami tiba siang hari dan masih di sini,” kata perempuan itu, dilansir AsiaOne, Minggu 14 April 2024. Anggota rombongan terlihat duduk dan berbaring di sofa toko, sementara pegawai toko terlihat berjaga di dekatnya. . pintu.

Menurut platform berita Tiongkok NetEase, buku panduan mereka dirilis oleh staf toko. Meminta sekelompok wisatawan untuk membeli barang-barang agar mereka dapat pergi. Para wisatawan juga menjelaskan bahwa mereka masing-masing menghabiskan 3.979 yuan (sekitar 9 juta rupiah) untuk tur kelompok yang dioperasikan oleh Perusahaan Perjalanan Internasional Liaoning Youde.

happy Aturan Memberi Tip untuk Tour Guide dan Etika Wisata Berombongan yang Wajib Diperhatikan
Happy
0 %
sad Aturan Memberi Tip untuk Tour Guide dan Etika Wisata Berombongan yang Wajib Diperhatikan
Sad
0 %
excited Aturan Memberi Tip untuk Tour Guide dan Etika Wisata Berombongan yang Wajib Diperhatikan
Excited
0 %
sleepy Aturan Memberi Tip untuk Tour Guide dan Etika Wisata Berombongan yang Wajib Diperhatikan
Sleepy
0 %
angry Aturan Memberi Tip untuk Tour Guide dan Etika Wisata Berombongan yang Wajib Diperhatikan
Angry
0 %
surprise Aturan Memberi Tip untuk Tour Guide dan Etika Wisata Berombongan yang Wajib Diperhatikan
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D