Anak Obesitas Lebih Berisiko Kena Multiple Sclerosis Ketika Dewasa
gospelangolano.com, JAKARTA — Obesitas pada anak dapat menimbulkan dampak negatif jangka panjang terhadap kesehatannya di kemudian hari. Salah satu dampak buruk dari obesitas pada masa kanak-kanak adalah peningkatan risiko multiple sclerosis di masa dewasa.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti di Swedia, anak-anak yang mengalami obesitas dua kali lebih mungkin terdiagnosis obesitas dibandingkan orang dewasa. Kesimpulan ini didapat setelah tim peneliti dari Karolinska Institute menganalisis data dari Swedish Childhood Obesity Treatment Register.
Selama penelitian, tim peneliti menganalisis data lebih dari 21.600 anak obesitas berusia 2-19 tahun yang terdaftar di Swedish Childhood Obesity Treatment Register selama periode 1995-2020. Tim peneliti membandingkan analisis ini dengan data dari hampir 100.000 anak-anak non-obesitas.
Tim peneliti mengikuti semua anak yang terlibat dalam penelitian ini selama rata-rata enam tahun. Selama kurun waktu tersebut, 28 anak yang mengalami obesitas, atau sekitar 0,13 persen anak yang mengalami obesitas, didiagnosis mengidap multiple sclerosis. Selain itu, terdapat 58 anak non-obesitas, atau sekitar 0,06 persen anak non-obesitas, yang didiagnosis menderita multiple sclerosis pada periode yang sama.
Berdasarkan data tersebut, analisis statistik menunjukkan bahwa anak-anak yang mengalami obesitas memiliki peningkatan risiko untuk didiagnosis menderita multiple sclerosis. Risiko ini dua kali lebih besar dibandingkan anak-anak yang tidak mengalami obesitas.
Tim peneliti seperti Associate Professor Emilia Hagemann dan Profesor Claude Marcus menilai apakah obesitas mempengaruhi risiko multiple sclerosis karena obesitas dapat menyebabkan peradangan tingkat rendah namun kronis atau jangka panjang. Peningkatan peradangan jangka panjang ini secara signifikan mempengaruhi risiko multiple sclerosis pada anak-anak yang mengalami obesitas.
Peradangan kronis tingkat rendah juga diduga meningkatkan risiko banyak penyakit lain seperti asma, radang sendi, diabetes tipe 1, dan berbagai jenis kanker, lanjut Hagman dan Marcus, dikutip dari The Independent, Minggu (7/4/7). ). 2024).
Di sisi lain, tim peneliti mengatakan bahwa peningkatan peradangan ini dapat dibalik dengan menurunkan berat badan. Ketika orang gemuk mengalami penurunan berat badan, peradangan pada tubuhnya pun ikut berkurang. Pengurangan peradangan ini dapat mengurangi risiko penyakit-penyakit tersebut.