Alasan Militer di Seluruh Dunia Masih Menggunakan Pesawat Bermesin Jet
NEW YORK – Pesawat militer bertenaga jet sebenarnya pertama kali digunakan oleh militer Jerman pada akhir Perang Dunia II.
Namun, dengan jumlah yang sedikit pada saat itu dan teknologi mesin jet yang belum sepenuhnya matang, teknologi jet ini gagal membalikkan kekalahan Angkatan Darat Jerman dalam perang tersebut.
Jet tempur mulai digunakan secara luas selama Perang Saudara Korea antara tahun 1950 dan 1953, yang menyaksikan penggunaan MiG-15 oleh Rusia dan Tiongkok melawan Komunis melawan pasukan PBB, yang pada saat itu jet tempur F80C dan F86 Sabre juga digunakan. . .
Mesin jet merupakan langkah penting dalam sejarah penerbangan, dengan tenaga mesin yang lebih tinggi maka pesawat dapat membawa lebih banyak kargo, bom, terbang lebih cepat, lebih tinggi, dan memiliki tingkat pendakian yang lebih cepat.
Bahkan mesin jet banyak digunakan untuk pesawat umum awal.
Namun jika diperhatikan, masih ada pesawat militer yang menggunakan kipas atau baling-baling untuk bertahan hidup meski pesawat bermesin jet sudah semakin canggih.
Misalnya, RMAF mengoperasikan Airbus A400M Atlas, C130 Hercules, Beechcraft Super King Air, dan akan menerima 2 pesawat patroli maritim ATR72 yang digerakkan oleh baling-baling.
Meski pesawat bermesin jet lebih efisien di atas kertas, pesawat baling-baling tetap memiliki keunggulan dibandingkan pesawat bermesin jet.
Yang pertama adalah pesawat penjelajah menggunakan lebih banyak bahan bakar, sehingga memungkinkan mereka terbang lebih jauh