Pendiri Telegram Ditangkap, Elon Musk Sindir Hukum Eropa
0
0
PARIS – Setelah pendiri Telegram Pavel Durov ditangkap di Prancis, pengusaha Amerika Serikat Elon Musk dengan sinis meramalkan bahwa pada tahun 2030 Eropa bisa mulai menghukum orang-orang yang menyukai gambar-gambar lucu di internet (meme) pribadi.
Menurut Kantor Berita Satelit Rusia (Sputnik), Musk mengomentari laporan penangkapan Durov di X (sebelumnya Twitter): “POV: Ini adalah Eropa pada tahun 2030, dan Anda akan dihukum berat karena menyukai meme”
Dalam tweet lainnya, Musk dengan sinis mengatakan penangkapan Durov adalah “tindakan afirmatif” terhadap Amandemen Pertama Konstitusi AS, yang menyatakan bahwa pemerintah tidak dapat melanggar kebebasan berpendapat.
Sebelumnya, media Prancis memberitakan Durov ditangkap di Bandara Le Bourget di pinggiran kota Paris.
Durov memegang kewarganegaraan Perancis dan diklasifikasikan sebagai pengungsi oleh otoritas Perancis.
Pada tanggal 19 Agustus, Sputnik melaporkan bahwa pemerintah kota Amsterdam di Belanda telah melarang pejabat publik menggunakan aplikasi Telegram karena kekhawatiran mengenai risiko spionase, radio BNR melaporkan pada hari Senin.
Alexander Scholtes, anggota dewan kota yang bertanggung jawab atas kebijakan TI, mengonfirmasi kepada radio BNR bahwa larangan tersebut diberlakukan pada akhir April, dengan menyebutkan “risiko aktivitas kriminal dan spionase dalam aplikasi yang terlibat” sebagai alasan faktor utama keputusan tersebut.
Meskipun Telegram didirikan di Rusia, kantor pusatnya kini berada di Dubai dan perusahaan tersebut resmi terdaftar di Kepulauan Virgin.
Sejauh ini, belum ada kota lain di Belanda yang menerapkan larangan serupa terhadap Telegram.
