S-ICD, Harapan Baru bagi Pasien Berisiko Tinggi Henti Jantung

0 0
Read Time:2 Minute, 27 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Serangan jantung merupakan salah satu penyebab kematian mendadak yang sering terjadi secara tiba-tiba. Bagi orang yang berisiko terkena serangan jantung, seperti penderita penyakit jantung atau memiliki riwayat serangan jantung dalam keluarga, pasti selalu merasa cemas dan takut.

Salah satu cara untuk mencegah serangan jantung adalah dengan menggunakan defibrillator kardioverter implan (ICD). ICD adalah perangkat kecil yang ditanamkan di dada yang dapat mendeteksi dan menghentikan irama jantung yang tidak normal.

Versi ICD yang lebih lama memiliki beberapa keterbatasan. Salah satunya dapat menimbulkan komplikasi, seperti infeksi dan kerusakan saraf.

Maka kini hadir S-ICD (Subcutanable Implantable Cardioverter Defibrillator), sebuah perangkat modern yang menawarkan harapan baru bagi pasien yang berisiko tinggi terkena serangan jantung. S-ICD adalah perangkat defibrilator yang ditanam di bawah kulit dan secara otomatis dapat mendeteksi dan menghentikan irama jantung yang tidak normal.

Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah serta konsultan aritmia Rumah Sakit Pembuluh Darah Hortologi, Jakarta, Sunu Budhi Raharjo memaparkan alat yang pertama kali tersedia di Indonesia ini dalam diskusi media pada Senin, 25 Maret 2024.

S-ICD memiliki kemampuan yang sama dengan ICD, namun penempatan perangkat ini berbeda dengan sebelumnya. “Alat yang tidak harus masuk ke jantung, tapi cukup di bawah kulit,” kata Sunu. 

Alat S-ICD terdiri dari generator yang ditanam di bawah kulit di bawah ketiak dan dimasukkan ke dalam ruang intermuskular. Begitu pula dengan kabel yang tidak dipasang di inti.

Baru-baru ini, Rumah Sakit Pembuluh Darah Hortologi, Jakarta mengumumkan instalasi S-ICD pertama di Indonesia. Itu didirikan pada 9 Maret 2024 pada seorang pasien pria berusia 46 tahun dari Paus.

Sunu mengatakan, pasien ini datang tanpa keluhan, hanya EKG. Hasil pemeriksaan menunjukkan gambaran aritmia atau gangguan irama jantung, “Pasien relatif tanpa keluhan. Namun dari pemeriksaan elektrokardiografi (EKG), ditemukan gambaran gangguan aritmia yang disebut sindrom Brugada.”

Sindrom Brugada sendiri merupakan salah satu jenis kelainan aritmia yang menyebabkan jantung berdetak lebih cepat. Sindrom ini merupakan penyebab utama kematian jantung mendadak pada orang sehat di Asia Tenggara.

Sunu mengatakan, pemasangan S-ICD pada pasien memiliki risiko komplikasi yang kecil dan tidak mengganggu aktivitas pasien.

 “Ini (S-ICD) mampu mengurangi komplikasi dan, yang tidak kalah penting, mengurangi gangguan aktivitas pasien.”

Pemasangan S-ICD pada pasien terlebih dahulu diawali dengan pemeriksaan kesehatan. Bagi pasien yang deteksi detak jantung permukaan kulitnya masih cukup baik, dapat ditanamkan S-ICD. “Kalau tidak cukup baik mendeteksi detak jantung dari kulit, maka terpaksa kita katakan harus ke jantung,” jelas Sunu.

Hal ini karena S-ICD ditanam tepat di bawah permukaan kulit, sehingga mungkin tidak efektif membantu orang yang jantungnya terlalu lemah. 

Penyisipan kabel S-ICD melalui tulang selangka juga dikatakan membatasi gerak bahu pasien. Oleh karena itu, pasien yang dipasangi S-ICD disarankan untuk tidak melakukan banyak aktivitas yang melibatkan gerakan bahu untuk mengurangi risiko cedera.

Mengenai cara kerja S-ICD, Sunu menjelaskan, alat tersebut akan aktif secara otomatis ketika detak jantung meningkat terlalu cepat. S-ICD menghentikannya dengan kejutan energi. Dengan demikian, pasien akan terhindar dari risiko fatal. 

happy S-ICD, Harapan Baru bagi Pasien Berisiko Tinggi Henti Jantung
Happy
0 %
sad S-ICD, Harapan Baru bagi Pasien Berisiko Tinggi Henti Jantung
Sad
0 %
excited S-ICD, Harapan Baru bagi Pasien Berisiko Tinggi Henti Jantung
Excited
0 %
sleepy S-ICD, Harapan Baru bagi Pasien Berisiko Tinggi Henti Jantung
Sleepy
0 %
angry S-ICD, Harapan Baru bagi Pasien Berisiko Tinggi Henti Jantung
Angry
0 %
surprise S-ICD, Harapan Baru bagi Pasien Berisiko Tinggi Henti Jantung
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D