Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis

0 0
Read Time:2 Minute, 51 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Ransomware menyerang Pusat Data Nasional Sementara (PDNS). Terkait permasalahan tersebut, Direktur Jenderal Kesehatan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ali Ghufron Mukti memastikan data BPJS tidak terdampak.

“Kami selalu berkoordinasi dengan Dukcapil (Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil), Dukcapil melindungi data, tentunya BPJS Kesehatan tidak hanya bekerjasama dengan BSSN (Badan Siber dan Sandi Negara) dan Kementerian Perhubungan untuk keamanan data. dan informasi, tapi merupakan sistem yang berlapis-lapis,” kata Ali Ghufron saat peluncuran pengenalan wajah BPJS Kesehatan (FRISTA) di Jakarta, Senin (7/8/2024).

Perlindungan sistem berlapis ini antara lain diterapkan untuk mencegah serangan ransomware yang merupakan kejahatan siber paling berbahaya saat ini.

“Termasuk ransomware terbaru yang sudah kami miliki (perlindungannya), termasuk ISO (standar keamanan internasional) khusus untuk keamanan siber, kami juga memilikinya.”

“Kami tidak sombong, tapi kami usahakan karena ada Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (UU PDP) yang benar-benar kami ikuti agar tidak bocor,” tambah Ali Ghufron.

Ia juga mengungkapkan keprihatinannya atas serangan ransomware di pusat data nasional.

“Tentu kita khawatir karena Indonesia bangkrut, cadangannya tidak cukup, jadi itu masalah. “Kami di BPJS Kesehatan sangat memperhatikan keamanan data pribadi,” jelasnya.

Ali Ghufron menambahkan, hacker mempunyai komunitasnya sendiri. Di dalam masyarakat, mereka selalu mengembangkan kemampuan untuk melancarkan serangan yang lebih kuat.

Oleh karena itu, ia mendesak Indonesia untuk terus belajar meningkatkan dan memperkuat ketahanan digitalnya.

“Sebagai catatan, para hacker punya komunitasnya masing-masing, tempat mereka saling berbagi, saling belajar, jadi kita juga harus terus berbenah,” ujarnya.  

Erza Aminato, mantan Associate Professor dan Koordinator Program Magister Keamanan Siber di Monash University, Indonesia, berbicara tentang ransomware.

Menurutnya, ransomware merupakan varian berbahaya dari perangkat lunak berbahaya (Ransomware) yang digunakan peretas untuk memblokir akses data korban dan mengembalikan uang tebusan.

Untuk mencegah serangan di masa depan, menurut Aminato, penting untuk memperkuat keamanan siber.

Menurutnya, penerapan seluruh langkah keamanan siber tidaklah mudah karena memerlukan investasi besar di bidang infrastruktur, teknologi, dan sumber daya manusia.

Di sisi lain, ancaman ransomware terus berkembang dan peretas terus mencari cara baru untuk menembus pertahanan. Oleh karena itu, sangat penting untuk menerapkan pendekatan proaktif, adaptif, dan kolaboratif sejak dini.

Upaya-upaya ini juga harus didukung oleh kerja sama sektor swasta-publik, di mana negara harus berkolaborasi dengan perusahaan teknologi dan organisasi non-pemerintah untuk berbagi informasi dan sumber daya guna memerangi ancaman dunia maya.

“Inisiatif yang dilaksanakan dapat berupa pendirian pusat serangan siber nasional, program pelatihan keamanan siber, dan kampanye pengabdian kepada masyarakat,” kata Aminato merujuk siaran pers yang dikeluarkan pada Rabu, 3 Juli 2024.

Pemerintah, lanjut Aminanto, harus memastikan aturan ini tidak hanya mencakup sektor publik, tapi juga sektor swasta, termasuk usaha kecil dan menengah yang kerap menjadi sasaran serangan siber.

“Serangan ransomware terhadap PDN merupakan pengingat akan kerentanan infrastruktur digital kita. Namun, dengan menerapkan langkah-langkah pencegahan yang tepat dan melakukan upaya nyata untuk meningkatkan kesadaran akan ancaman siber, kita dapat memperkuat pertahanan dan mengurangi risiko serangan di masa depan, jelas Aminato.

“Inisiatif ini penting tidak hanya untuk keamanan informasi, tetapi juga untuk memulihkan dan menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kemampuan pemerintah dan sektor swasta dalam mengelola dan melindungi informasi,” tambahnya.

Membangun keberlanjutan dan keamanan ekosistem digital memerlukan kolaborasi, investasi, dan komitmen berkelanjutan, kata Aminato.

“Dengan kolaborasi yang kuat, investasi yang tepat, dan komitmen berkelanjutan, kita dapat membangun ekosistem digital yang lebih aman dan berkelanjutan.” “Ini tugas bersama yang memerlukan peran serta semua pihak, mulai dari individu, dunia usaha, hingga pemerintah.

“Hanya melalui upaya seperti itulah kita dapat mengalahkan ancaman ransomware dan memastikan masa depan digital yang aman,” tutupnya.

happy Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis
Happy
0 %
sad Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis
Sad
0 %
excited Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis
Excited
0 %
sleepy Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis
Sleepy
0 %
angry Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis
Angry
0 %
surprise Soal Serangan Ransomware, Dirut BPJS Kesehatan: Keamanan Data Kami Berlapis-Lapis
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D