Rupiah Loyo, Terseret Utang Jatuh Tempo Pemerintah Rp800 Triliun

0 0
Read Time:2 Minute, 18 Second

JAKARTA – Nilai tukar rupiah melemah 87 poin atau 0,54% ke Rp16.282 pada perdagangan hari ini, setelah sebelumnya diperdagangkan Rp16.196 terhadap dolar AS. Rupee dibuka pada 16.271 rupee terhadap dolar AS, menurut data Bloomberg.

Pengamat pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan indeks dolar AS terus menunjukkan kenaikan yang kuat dari minggu lalu setelah laporan non-farm payrolls yang kuat membuat para pedagang secara signifikan mengurangi ekspektasi penurunan suku bunga di bulan September.

“Pasar fokus pada pertemuan The Fed mendatang, suku bunga akan diputuskan pada hari Rabu. Bank sentral diperkirakan akan menjaga suku bunga tetap stabil,” tulis Ibrahim dalam catatan risetnya, Senin (10/6/2024).

Baca Juga: Utang Indonesia Rp 800 Triliun Bakal Habis di 2025, Begini Penjelasan Sri Mulyani

Namun, setiap indikasi kebijakan di masa depan akan diawasi dengan ketat, terutama setelah tanda-tanda inflasi AS dan ketahanan pasar tenaga kerja AS baru-baru ini muncul. Beberapa pejabat Fed telah memperingatkan bahwa inflasi yang tinggi dan pasar tenaga kerja yang kuat akan menjaga suku bunga tetap tinggi untuk jangka waktu yang lama. Data non-farm payrolls pada hari Jumat mengkonfirmasi sentimen ini.

Menjelang keputusan The Fed pada hari Rabu, data utama inflasi CPI juga tersedia minggu ini dan diperkirakan menunjukkan bahwa inflasi tetap jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2% pada bulan Mei.

Selain itu, data produk domestik bruto menunjukkan bahwa perekonomian Jepang menyusut sedikit lebih kecil dari perkiraan pada kuartal pertama. Namun, perekonomian terus menyusut. Data PDB muncul menjelang pertemuan Bank Sentral Jepang minggu ini, di mana bank sentral diperkirakan akan memperketat kebijakan dengan mengurangi pembelian aset.

Baca Juga: Jokowi Warisan Utang Rp 8.000 Triliun di Akhir Masa Jabatan Ditanggung Presiden Baru

Berdasarkan sentimen dalam negeri, jatuh tempo utang negara pada tahun 2025 mencapai Rp 800,33 triliun. Meski besarnya utang negara yang ada sering menimbulkan pertanyaan dan kekhawatiran, namun utang tersebut masih berada dalam koridor aman dengan beberapa komentar.

Misalnya, selama negara tetap kredibel, persepsi terhadap APBN baik, dan kebijakan fiskal ekonomi dan politik tetap stabil. Sebelumnya, Kementerian Keuangan mencatat utang negara yang jatuh tempo pada tahun 2025 sebesar Rp 800,33 triliun. Jumlah tersebut terdiri dari Obligasi Negara (SBN) senilai Rp705,5 triliun dan pinjaman jatuh tempo senilai Rp94,83 triliun.

Tingginya jatuh tempo utang negara merupakan dampak dari pandemi Covid-19. Saat itu, Indonesia membutuhkan tambahan belanja hampir Rp 1000 triliun. Sementara itu, pendapatan pemerintah turun sebesar 19 persen karena perekonomian terhenti.

Sedangkan keringanan utang dilakukan melalui sistem pembagian beban dengan Bank Indonesia (BI), sehingga neraca BI stabil, nilai anggarannya kredibel, dan dapat diterima secara politik dengan menggunakan surat utang negara yang jangka waktunya sampai dengan tujuh tahun. Berdasarkan data di atas, mata uang Rupiah diperkirakan akan berfluktuasi pada perdagangan berikutnya, namun akan kembali ditutup melemah pada kisaran Rp 16.270 hingga Rp 16.330.

happy Rupiah Loyo, Terseret Utang Jatuh Tempo Pemerintah Rp800 Triliun
Happy
0 %
sad Rupiah Loyo, Terseret Utang Jatuh Tempo Pemerintah Rp800 Triliun
Sad
0 %
excited Rupiah Loyo, Terseret Utang Jatuh Tempo Pemerintah Rp800 Triliun
Excited
0 %
sleepy Rupiah Loyo, Terseret Utang Jatuh Tempo Pemerintah Rp800 Triliun
Sleepy
0 %
angry Rupiah Loyo, Terseret Utang Jatuh Tempo Pemerintah Rp800 Triliun
Angry
0 %
surprise Rupiah Loyo, Terseret Utang Jatuh Tempo Pemerintah Rp800 Triliun
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D