AI dan Masa Depan Jurnalisme, Kolaborasi atau Kompetisi?

0 0
Read Time:2 Minute, 0 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Seminar nasional berjudul Jurnalisme tentang Kecerdasan Buatan, Peluang dan Tantangan akan menjadi waktu yang kritis bagi aktor media untuk memahami hubungan antara teknologi dan dunia jurnalisme.

Dalam hal ini, banyak ahli berbagi pandangan menarik tentang bagaimana kecerdasan buatan (AI) menjadi mitra strategis daripada ancaman.

Jurnalisme itu sendiri menghadapi tantangan besar sebagai canggih Technology Intelligence (AI). Dalam seminar ini, beberapa angka menyatakan pandangan mereka tentang peran AI di dunia jurnalisme.

AI dan Jurnalisme: Apakah mereka bersaing atau bekerja sama?

Tri Agung Kristanto, Ketua Komite Pendidikan dan Pengembangan, menekankan bahwa AI harus melengkapi jurnalisme, bukan ancaman.

“Kita tahu bahwa jurnalisme dan AI tidak akan melakukan yang sebaliknya. Mereka harus saling menyelesaikan. Dia memberi tahu Jakarta pada hari Rabu (11/12/2024).

Menurut Tri Agung, teknologi tidak sepenuhnya menggantikan peran orang. AI adalah alat yang mendukung jurnalis dan menggunakannya dengan hati -hati untuk membuat konten lebih cepat dan lebih akurat.

Wensslaus Manggut sebagai konten utamanya juga Anda Youniverse, dan kami juga akan menjelaskan rasio AI.

“Jika komputer adalah sepeda, maka AI adalah mobil,” katanya. Dia menekankan bahwa AI adalah teknologi yang mempercepat proses kerja, tetapi masih membutuhkan kontrol manusia.

Menurut survei oleh organisasi media, 73% responden percaya AI menawarkan peluang baru, dan 85% organisasi mulai menggunakan AI.

“Tugas kami adalah melatih AI dalam jurnalisme,” kata Wens.

Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki kecemasan tinggi tentang AI, yang dapat menggantikan tenaga kerja manusia.

Tetapi Wens ingat bahwa ancaman hanya berlaku untuk orang -orang yang tidak dapat beradaptasi.

“Cara terbaik untuk menggunakan AI adalah dengan menggunakan hibrida. Ini adalah menggunakan AI, tetapi masih dikendalikan dan diproses oleh orang -orang,” jelasnya.

Wens menekankan pentingnya menulis untuk orang -orang, bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan SEO, karena SEO adalah alat. Wartawan perlu menentukan masalah ini, dan AI hanya membantu pencarian data.

AI: Peluang positif untuk jurnalisme Indonesia

Ada kekhawatiran, tetapi menurut seminar, dampak positif AI pada jurnalisme di Indonesia adalah 80%. 

Selain mempercepat proses kerja, AI dapat menjadi solusi untuk kebutuhan analitik data yang kompleks. Namun, orang perlu dilatih untuk membedakan berita yang telah dibuat dengan atau tanpa AI Touch.

Bagaimanapun, AI bukan ancaman, itu adalah alat yang dapat membawa jurnalisme kembali ke esensinya dan memberikan informasi berkualitas kepada masyarakat. Seperti yang dikatakan Wens, “AI adalah jalan menuju jurnalisme.”

Seminar ini merupakan pengingat penting bahwa teknologi tidak pernah sepenuhnya menggantikan kreativitas manusia, tetapi membuat pernyataan bahwa pekerjaan jurnalistik lebih efektif dan lebih efektif daripada era digital.

happy AI dan Masa Depan Jurnalisme, Kolaborasi atau Kompetisi?
Happy
0 %
sad AI dan Masa Depan Jurnalisme, Kolaborasi atau Kompetisi?
Sad
0 %
excited AI dan Masa Depan Jurnalisme, Kolaborasi atau Kompetisi?
Excited
0 %
sleepy AI dan Masa Depan Jurnalisme, Kolaborasi atau Kompetisi?
Sleepy
0 %
angry AI dan Masa Depan Jurnalisme, Kolaborasi atau Kompetisi?
Angry
0 %
surprise AI dan Masa Depan Jurnalisme, Kolaborasi atau Kompetisi?
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D slot jepang