Dewan Media Sosial Jadi Polemik, Menkominfo: Itu Bukan Ide Pinggir Jalan
LIPUTAN6.
“Pembentukan Dewan Media Sosial bukanlah cara dan idenya tidak diperkenalkan ketika dia minum kopi, bahkan lebih sedikit secara digital,” kata Budi ketika dia bertemu di whitepapaer google ai case untuk emas Indonesia, pada hari Senin (3/4/ 4/2024) di sore hari).
Dia mengatakan bahwa gagasan Dewan Media Sosial adalah rekomendasi UNESCO (Lembaga Pendidikan, Ilmiah dan Budaya PBB), di mana proposal tersebut diberikan kepada Kementerian Komunikasi dan Informasi dan Informasi pada 160 halaman.
“Naskah teoretis di dewan media sosial yang diusulkan di dunia adalah 160 halaman, ini bukan ide yang sewenang -wenang,” kata Budi Arie Setiadi.
“Cominfo perlu melakukan penelitian untuk pembentukan media sosial dewan sehingga publik tidak salah,” tambah Budi.
Dia menyatakan bahwa Dewan Media Sosial akan memiliki peran yang mirip dengan Dewan Berita dan tidak dimaksudkan untuk mengelola setiap konten media sosial.
“Ini adalah rekomendasi UNESCO, Anda tahu. Bukan untuk melihat sumber daya sosial, “kata Budi.
Menteri Komunikasi dan Informasi melaporkan bahwa pembentukan media sosial dewan akan memiliki prinsip UNESCO, yang berpartisipasi dalam berbagai pemangku kepentingan, seperti para sarjana, masyarakat, pemimpin agama dan seluruh masyarakat, sehingga media sosial independen.
Dia melaporkan bahwa rencana untuk membentuk Dewan Media Sosial bertujuan untuk melindungi penulis dari konten untuk tidak sewenang -wenang dan terus melindungi hak untuk berekspresi.
“Apa yang tentu saja adalah bahwa pemerintah mendukung kebebasan media untuk berbicara dan berpikir,” Buni berakhir.
Munculnya retorika pada pembentukan Dewan Media Sosial (DMS) prihatin bahwa kebebasan akan dikeluarkan.
Budi Arie, yang mendengar ini, segera menekankan bahwa retorika tidak akan terpental pada kebebasan tampilan.
“Ini adalah negara yang demokratis, tidak mengkhawatirkan, dewan media sosial adalah untuk rakyat untuk rakyat,” kata Budi.
Budi mengatakan rencana untuk membentuk dewan media sosial akan direvisi.
Dia juga menyebutkan bahwa pengembangan media baru ini menyebabkan perselisihan, jadi perlu untuk mengatur pembentukan Dewan Media Sosial.
“Pengembangan media baru ini menimbulkan perselisihan, jadi harus ditingkatkan,” kata Budi.
Tidak hanya itu, ia juga mengatakan bahwa dewan media sosial dapat membantu mengurangi tingkat intimidasi.
“Di Dewan Media Sosial, kami juga memberikan perlindungan anak untuk mengurangi penganiayaan di lingkungan internet,” kata Budi.
Untuk memperlancar program untuk membentuk Dewan Media Sosial, ia juga mengatakan bahwa ia telah bernegosiasi dengan platform media sosial untuk retorika.
“Kami bertemu dengan berbagai platform, seperti mengevaluasi, tikktok, pada retorika ini,” Budi berakhir.
Untuk informasi, Kementerian Komunikasi dan Informasi (Cominfo) memiliki retorika tentang pembentukan Dewan Media Sosial (DMS). Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Budi Ariadi setiadi mengatakan bahwa DMS nanti akan bekerja untuk mengelola kualitas media sosial.
Dengan mengutip Antara pada hari Rabu (29/05/2024), Budi menyampaikan retorika tentang pembentukan Dewan Media Sosial, yang awalnya oleh organisasi masyarakat sipil.
Dia mengatakan pemerintah menyambut proposal untuk pembentukan media sosial dewan karena didukung oleh penelitian akademik sebagai inisiatif pendidikan, ilmiah dan PBB tentang lembaga pendidikan, ilmiah dan budaya (UNESCO).
“Saat ini, pemerintah adalah cara retorika ini dan terbuka untuk konten lebih lanjut. Jika terbentuk, DMS ditujukan untuk mengamankan dan mengelola kualitas kontrol media sosial di Indonesia, yang lebih bertanggung jawab, ”jelas Budi.
Dia menambahkan bahwa dewan media sosial diusulkan dalam bentuk jaringan atau organisasi independen, bukan atas nama pemerintah.
Anggota Dewan dapat menjadi perwakilan dari organisasi masyarakat, sarjana, media, komunitas, praktisi, pakar, industri.
“Jika terbentuk, DMS dapat menjadi perusahaan strategis pemerintah tentang keunggulan media sosial, termasuk memastikan kebebasan tekanan dan kebebasan tampilan di ruang digital,” Budi telah menyelidiki.
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi (Masyarakat Ceko) terus menghentikan penyebaran kebencian, ekspresi kebencian, radikalisme, dan bahkan kebiasaan curang. Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informasi diperlukan bahwa pemahaman publik tentang literasi digital diperlukan.
Dengan meningkatkan literasi digital dibuat oleh acara digital yang lebih mampu dengan tema “Unit Indonesia Langsung tidak mudah untuk bangun di zaman kedutaan informatif” yang diadakan di Garut Regency, West -java (-java Barat), yang lebih dari 2.800 warga yang terdiri dari siswa yang terdiri dari siswa yang terdiri dari siswa yang terdiri dari dan publik.
Dalam hal ini, terungkap dalam berbagai perspektif, termasuk perspektif etika digital, budaya digital dan digital. Ada tiga pembicara, yaitu komandan komunikasi dan informasi dari Garut Regency, Margiyanto, guru dan pemain tim nasional Aula Putri Juniart, dan podcaster dan pengusaha Rizky Ardi Nugroh.
Dalam hal ini, kepala Kabupaten Garut menawarkan komunikasi dan informasi yang ditawarkan Margiyer kepada seluruh masyarakat untuk menjadi bijak dalam penggunaan media sosial (media sosial). Karena, katanya, media sosial sekarang dapat digunakan sebagai kejahatan.
“Alasan utama bagi Indonesia untuk menggunakan sumber daya sosial adalah mengobrol dan menemukan informasi, program yang paling banyak digunakan adalah WhatsApp. 5/2024).
Guru nasional Aulia Putri Juniarto menambahkan, ia membutuhkan kemampuan individu untuk memahami perangkat lunak informasi dan komunikasi. Menurutnya, ada beberapa cara untuk meningkatkan kemampuan melek huruf digital, salah satunya adalah pemikiran kritis.
“Takut hilang atau cenderung mengikuti tren lebih di sisi negatif. Jadi rencanakan hal yang berguna untuk masa depan, “kata Aulia Putri.