Waspadai Gig Economy, Biang Kerok Turunnya Kasta Kelas Menengah

0 0
Read Time:1 Minute, 46 Second

gospelangolano.com, JAKARTA — Guru Besar Institut Teknologi Bisnis dan Manajemen Bandung (SBM ITB) Muhammad Yoga Permana mengungkapkan kondisi gig economy saat membahas isu kulit kelas menengah yang sedang hangat belakangan ini. . Yoga mengetahui bahwa keruntuhan kelas menengah telah terjadi beberapa tahun sebelum pandemi, seiring dengan bangkitnya gig economy.

Yoga mengatakan dirinya mempelajari isu gig economy di Indonesia dan pengemudi kendaraan bermotor menjadi fokus penelitiannya. Berdasarkan hasil penelitiannya, menurutnya mayoritas pekerja ekonomi di Indonesia menghidupi dirinya sendiri dengan menjadi pengemudi sepeda motor, seiring dengan minimnya lapangan kerja yang layak di sektor formal. Hal ini dikaitkan dengan merosotnya kelas menengah saat ini.

“Saya setuju bahwa Covid-19 memang menjadi pendorong (penurunan kelas menengah), namun seperti yang saya katakan beberapa tahun lalu, sejak tahun 2014. ada tanda-tanda penurunan kelas menengah dan krisis pekerjaan yang baik di Indonesia,” ujar Yoga dalam diskusi Indef bertajuk “Kelas Menengah” yang digelar secara daring, Senin (9/9/2024).

Berdasarkan analisis penelitian yang dilakukan, minimnya lapangan kerja formal mendorong masyarakat pada akhirnya memilih menjadi driver ojol dibandingkan orang lain. Dengan kata lain, terjebak dalam gig economy.

“Pengemudi ojol pengen banget kerja di sektor dinas tapi nggak bisa. “60 persen yang ingin bekerja sebagai sekretaris atau pekerja, namun tetap bekerja sebagai entertainer karena tidak punya pilihan lain,” ujarnya.

Yoga menjelaskan, situasi ini merupakan ancaman. Karena pekerja gig economy berada dalam posisi rentan, tidak ada pemeriksaan bulanan dan tidak ada stabilitas opini.

“Jadi mereka masuk kelompok lemah, dan yang paling tinggi ada di kalangan menengah yang berminat (kelompok yang pindah ke kelas menengah),” ujarnya. Artinya, sulit bagi mereka menjangkau kelas menengah.

Selain itu, Yoga menjelaskan, gig economy menjadi permasalahan di kota. Sebanyak 25 persen pekerja taksi dan kurir di Indonesia terkonsentrasi di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek), dimana 40 persennya berlokasi di Pulau Jawa.

“Kalaupun saya ekspansi, karena fokus studi saya di Jakarta selama 10 tahun terakhir sebelum pandemi, maka lapangan kerja baru di DKI didukung oleh supir taksi. “Secara keseluruhan, tidak ada lapangan kerja baru di sektor formal, namun lapangan kerja berkembang di sektor transportasi, wirausaha menggunakan internet untuk menggantikan pekerja transportasi yang pertumbuhannya pesat,” jelasnya.

Masalah pekerjaan….(baca halaman selanjutnya)

 

happy Waspadai Gig Economy, Biang Kerok Turunnya Kasta Kelas Menengah
Happy
0 %
sad Waspadai Gig Economy, Biang Kerok Turunnya Kasta Kelas Menengah
Sad
0 %
excited Waspadai Gig Economy, Biang Kerok Turunnya Kasta Kelas Menengah
Excited
0 %
sleepy Waspadai Gig Economy, Biang Kerok Turunnya Kasta Kelas Menengah
Sleepy
0 %
angry Waspadai Gig Economy, Biang Kerok Turunnya Kasta Kelas Menengah
Angry
0 %
surprise Waspadai Gig Economy, Biang Kerok Turunnya Kasta Kelas Menengah
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D