Uni Eropa Buka Penyelidikan Terhadap TikTok, Diduga Ikut ‘Campur Tangan’ Pemilu
gospelangolano.com, JAKARTA — Komisi Eropa (UE) telah membuka proses resmi terhadap perusahaan media sosial TikTok atas dugaan kegagalannya membatasi campur tangan dalam pemilihan umum, khususnya pemilihan presiden Rumania bulan lalu. Komisi tersebut mengatakan akan meminta informasi dan menyelidiki kebijakan TikTok mengenai iklan politik dan konten politik berbayar, serta sistem TikTok untuk menghasilkan rujukan dan risiko manipulasi.
Pembukaan proses formal ini memberi wewenang kepada Komisi untuk mengambil tindakan penegakan lebih lanjut dan menerima komitmen yang dibuat oleh TikTok. Tidak ada tenggat waktu khusus untuk menyelesaikan proses ini.
TikTok, yang dimiliki oleh Bytedance Tiongkok, mengatakan pihaknya telah melindungi integritas platformnya melalui lebih dari 150 pemilu di seluruh dunia dan memberikan informasi rinci kepada Komisi Eropa tentang upayanya.
TikTok menambahkan bahwa mereka tidak menerima iklan politik berbayar dan secara proaktif menghapus konten yang melanggar kebijakannya mengenai misinformasi dan ujaran kebencian. Komisi Eropa memerintahkan TikTok pada 5 Desember untuk membekukan data terkait pemilu Rumania berdasarkan Undang-Undang Layanan Digital (DSA), yang mengatur cara perusahaan media sosial terbesar di dunia beroperasi di Eropa.
Mahkamah Agung Rumania kemudian membatalkan pemilihan presiden menyusul tuduhan campur tangan Rusia dan kemenangan ultranasionalis pro-Rusia Călin Georgescu di putaran pertama. Komisi juga menyadari adanya risiko campur tangan dalam pemilihan parlemen Jerman pada bulan Februari dan pemilihan presiden Kroasia yang dimulai pada tanggal 29 Desember.
Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, mengatakan penyelidikan baru diluncurkan setelah ada tanda-tanda serius campur tangan asing dalam pemilihan presiden di Rumania. “Kita harus melindungi demokrasi kita dari segala bentuk campur tangan asing. “Kapan pun kami mencurigai adanya campur tangan seperti itu, terutama saat pemilihan umum, kami harus bertindak cepat dan tegas,” kata von der Leyen, seperti dilansir Reuters, Kamis (19/12/2024).
Ini merupakan investigasi ketiga yang dilakukan Komisi terhadap TikTok berdasarkan DSA, keduanya berkaitan dengan risiko terhadap anak di bawah umur. Salah satunya ditutup setelah TikTok berjanji untuk menghapus TikTok Lite Rewards dari Uni Eropa.