Marak Fenomena ‘Brain Drain’, Jadi Harus Ngapain?

0 0
Read Time:2 Minute, 17 Second

gospelangolano.com Tekno – Belakangan ini fenomena “brain drain” semakin menjadi perbincangan hangat dalam perbincangan ketenagakerjaan global. Istilah ini mengacu pada perpindahan tenaga profesional seperti dokter, ilmuwan, insinyur, dan pekerja kesehatan kerja dari satu wilayah ke wilayah lain atau seringkali dari satu negara ke negara lain untuk mendapatkan peluang karir yang lebih baik atau standar hidup yang lebih tinggi. Menurut data dari Indeks Pengurasan Otak Penerbangan Manusia (Human Aviation Brain Drain Index) dari Ekonomi Global, dampak “pengurasan otak” (brain drain) bisa sangat merugikan, terutama bila kita kehilangan para profesional kunci dalam pengembangan industri ini. Indonesia menempati peringkat keempat di Asia Tenggara dalam hal migrasi tenaga kerja berketerampilan tinggi antara tahun 2007 dan 2023. Laporan Job Street yang diterbitkan oleh SEEK “Menguraikan Bakat Global 2024: Tren Mobilitas Tenaga Kerja” mengungkapkan bahwa banyak profesional Indonesia mencari peluang karir yang lebih baik di luar negeri. Australia, Jepang, dan Singapura menjadi tujuan utama mereka. Alasan utama migrasi ini adalah kesempatan kerja yang lebih baik, standar hidup yang lebih tinggi, dan pendapatan yang lebih tinggi. Dampak negatif “brain drain” dapat dilihat di berbagai bidang. Kurangnya pekerja terampil dapat mendistorsi struktur lapangan kerja, menghambat pembangunan industri dan pada akhirnya menghambat pertumbuhan ekonomi. Fenomena ini juga menghambat tujuan jangka panjang Indonesia seperti visi emas Indonesia 2045. Kesempatan kerja yang terbatas dan kualitas kerja yang buruk mendorong talenta-talenta terbaik untuk mencari peluang di luar negeri sehingga perusahaan dapat mengatasi masalah ini dalam strategi rekrutmen dan retensi karyawannya. Berikut beberapa langkah yang dapat Anda lakukan: 1. Mengevaluasi dan meningkatkan kompensasi dan tunjangan Perusahaan harus menyediakan lingkungan kerja yang menarik dan kompetitif. Hal ini dapat dilakukan dengan meningkatkan kompensasi dan tunjangan, serta menciptakan budaya kerja yang inklusif dan mendukung kualitas hidup yang lebih baik. Tunjangan seperti tunjangan internet, tunjangan transportasi, dan program liburan khusus menjadi daya tarik tambahan yang membuat karyawan enggan bekerja di perusahaan lain atau melakukan outsourcing. Pengembangan Keterampilan Dimungkinkan juga untuk menyediakan program pelatihan khusus industri untuk membantu menyediakan tenaga kerja yang siap kerja dan terampil. Berinvestasi dalam pengembangan karir tidak hanya meningkatkan kepuasan dan loyalitas karyawan tetapi juga mempercepat pengembangan karir mereka, sehingga mengurangi risiko meninggalkan perusahaan. Dukungan Kesejahteraan Karyawan memberikan sejumlah dukungan terfokus untuk kesejahteraan karyawan seperti dukungan kesehatan mental, program bantuan karyawan, dan program keseimbangan kehidupan kerja. Lingkungan kerja yang mendukung dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan kepuasan kerja sehingga karyawan dapat bertahan lebih lama di perusahaan. Dengan menerapkan langkah-langkah ini, perusahaan dapat mengurangi dampak fenomena “brain drain”, mempertahankan dan mengambil bagian dalam talenta lokal. Pertumbuhan Industri dan Perekonomian di Indonesia. Pekerjaan Sempurna untuk Orang Komunikatif: 5 Pilihan Karir Menguntungkan Seringkali orang menganggapnya sebagai kelemahan. Apakah Anda merasa orang-orang di sekitar Anda sering mencap Anda sebagai orang yang “tidak bisa diam” atau “terlalu banyak bicara”? gospelangolano.com.co.id 24 Desember 2024

happy Marak Fenomena 'Brain Drain', Jadi Harus Ngapain?
Happy
0 %
sad Marak Fenomena 'Brain Drain', Jadi Harus Ngapain?
Sad
0 %
excited Marak Fenomena 'Brain Drain', Jadi Harus Ngapain?
Excited
0 %
sleepy Marak Fenomena 'Brain Drain', Jadi Harus Ngapain?
Sleepy
0 %
angry Marak Fenomena 'Brain Drain', Jadi Harus Ngapain?
Angry
0 %
surprise Marak Fenomena 'Brain Drain', Jadi Harus Ngapain?
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D