Menteri ESDM Arifin Tasrif Pede Penerapan B40 Meluncur pada 2025

0 0
Read Time:3 Minute, 12 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif memberikan usulan penerapan biodiesel 40 persen atau B40. Rencananya akan mulai diterapkan pada awal tahun 2025.

“Iya tunggu awal tahun (implementasi B40 tahun 2025), kami siap,” kata Arifin Tasrif dalam rapat di Kementerian ESDM, Jumat (12/7/2024). .

Arifin membenarkan, penerapan B40 hanya sesaat. Sebab pihaknya telah menetapkan beberapa tahapan seperti pengujian, teknis, hingga penyiapan peralatan B40.

Kasusnya sudah siap, teknologinya sudah siap, pasokannya sudah siap, pendanaannya sudah siap. Ini baru permulaan, ujarnya.

Sebagai informasi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) akan menguji coba penerapan biodiesel B40 untuk beberapa sektor di luar sektor otomotif. Aplikasi B40 diuji untuk kereta api, kapal laut, peralatan dan mesin pertanian (Alsanton), alat berat dan pembangkit listrik.

Sementara Kementerian ESDM akan melakukan uji terapan pada sektor non otomotif selama delapan bulan. Diketahui, LEMIGAS sebagai unit uji di bawah Direktorat Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral juga sedang mempersiapkan uji coba penggunaan biodiesel BBM B40.

Bahan bakar biodiesel B40 merupakan campuran minyak solar dan 40% biodiesel atau minyak sawit (BBN).

 

Sebelumnya, Menteri Perekonomian Airlinga Hartarto buka-bukaan soal rencana pemerintah membatasi pembelian BBM atau BBM bersubsidi pada 17 Agustus 2024.

Pernyataan Menko Erlanga nyatanya bertolak belakang dengan pernyataan Menko Maritim dan Investasi Lohit Bansar Panjitan. Sebelumnya, Menko Lohit sempat menyampaikan akan ada larangan pembelian BBM pada 17 Agustus 2024.

Sementara itu, Menko Erlanga memastikan tidak akan ada larangan pembelian BBM. Sebaliknya, pemerintah berupaya meningkatkan kualitas udara di Indonesia dengan menurunkan kadar sulfur dalam bahan bakar agar lebih bersih.

“Tidak ada batasan,” kata Erlanga di Jakarta. “Yang kemarin dibicarakan adalah menurunkan kadar sulfur dalam bahan bakar. Kita perlu melihat udara Jakarta. Kualitas udaranya mengkhawatirkan bagi kesehatan. akan diproduksi oleh,” kata Erlanga di Jakarta, Kamis (11/7/2024).

Erlanga juga menyoroti revisi Perpres (Prepress) Nomor 191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak.

Menurut dia, revisinya masih dalam pembahasan. “Nah, soal PP 191 sedang dibahas. Sekarang sedang dibahas, tidak ada batasannya,” tegas Erlanga.

Dalam kesempatan itu, dia juga menegaskan pemerintah belum berencana menambah BBM bersubsidi. Namun untuk BBM nonsubsidi tentu ada kemungkinan kenaikannya tergantung kondisi pasar.

“Belum ada rencana kenaikan, hanya perlu diperjelas bahwa Pertalite bersubsidi, sedangkan Pertamax disesuaikan dengan kondisi pasar,” ujarnya.

Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erik Thohar menegaskan, pengetatan pengawasan penggunaan bahan bakar bersubsidi (BBM) yang direncanakan pemerintah akan diterapkan di era digitalisasi saat ini.

“Sekarang dengan keterbukaan informasi, dengan adanya apa yang disebut digitalisasi, sepertinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan (pengetatan penggunaan BBM bersubsidi),” kata Eric, dikutip Antara, Kamis (11). /7). /2024).

Eric mengatakan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara mendukung inisiatif pemerintah dalam mengelola bantuan yang harus diterima masyarakat, tidak hanya sekedar BBM bersubsidi termasuk listrik dan gas.

“Yang pasti yang mampu, tidak perlu menggunakan bahan bakar bersubsidi seperti listrik.”

Sebelumnya, Eric sempat mengatakan pihaknya mendukung revisi Perpres 191 Tahun 2014 (Pr. 191) yang membatasi pembelian BBM bersubsidi untuk penyaluran tepat sasaran.

Menurut dia, tujuan revisi Perpres 191 adalah untuk menghindari penyalahgunaan subsidi yang seharusnya ditujukan kepada masyarakat kelas bawah.

Eric juga mengatakan Kementerian BUMN tidak terlibat dalam pengambilan keputusan terkait kebijakan dialog ini. Namun, kata dia, saat ini sedang berlangsung pembahasan antar kementerian terkait.

Eric pun berharap hal tersebut tidak menjadi polemik di masyarakat karena akan membawa manfaat, dimana penyaluran BBM bersubsidi lebih tepat sasaran.

“Pemerintah juga memahami sulitnya mengapa harga BBM tidak naik di bulan Januari, dan tidak naik di bulan Maret dan April, karena daya beli masyarakat sedang tertekan,” kata Eric Thuhr.

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Investasi Lohit Bansar Panjitan mengatakan, pemerintah menargetkan pengetatan penggunaan subsidi BBM pada 17 Agustus 2024, sehingga besaran subsidi yang disalurkan bisa mengurangi mereka yang tidak berhak.

Pernyataan tersebut disampaikan saat membahas persoalan konsumsi BBM terkait defisit APBN 2024.

Ia yakin pemerintah bisa menghemat APBN 2024 dengan menyeret pihak penerima subsidi.

happy Menteri ESDM Arifin Tasrif Pede Penerapan B40 Meluncur pada 2025
Happy
0 %
sad Menteri ESDM Arifin Tasrif Pede Penerapan B40 Meluncur pada 2025
Sad
0 %
excited Menteri ESDM Arifin Tasrif Pede Penerapan B40 Meluncur pada 2025
Excited
0 %
sleepy Menteri ESDM Arifin Tasrif Pede Penerapan B40 Meluncur pada 2025
Sleepy
0 %
angry Menteri ESDM Arifin Tasrif Pede Penerapan B40 Meluncur pada 2025
Angry
0 %
surprise Menteri ESDM Arifin Tasrif Pede Penerapan B40 Meluncur pada 2025
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D