BSSN Ungkap Pusat Data Nasional Kena Brain Cipher Ransomware, Pengamat: Kok Bisa Kecolongan?

0 0
Read Time:3 Minute, 7 Second

gospelangolano.com, Jakarta – Kepala Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), Hinsa Siburian mengungkapkan, server Pusat Data Nasional (PDN) diserang ransomware pada Kamis (20/06/2024). .

“Kami mengindikasikan bahwa kejadian data center sementara ini merupakan serangan siber yang disebabkan oleh Brain Cipher Ransomware,” kata Hinsa dalam konferensi pers kejadian Data Center Nasional di kantor Kominfo, Jakarta, Senin (24/6/2024).

Dia menjelaskan, penyerangan ini merupakan kejadian yang biasa terjadi belakangan ini.

“Ransomware ini merupakan evolusi terbaru dari Lockbit 3.0 Ransomware,” tambahnya.

Terkait hal itu, pengamat keamanan siber dari Akuncom Alfons Tanujaya meyakini Ransomware jenis baru akan selalu muncul.

Apapun namanya, setiap kali Ransomware berhasil melakukan serangan, ia akan melakukan operasi pembersihan untuk menghilangkan jejaknya agar dapat digunakan kembali, kata Alfons. Tekno gospelangolano.com.

Kalaupun berhasil diidentifikasi, tambahnya, pengembang ransomware dapat dengan mudah melakukan perubahan kecil, menggunakan teknik kompilasi yang berbeda atau sedikit mengubah skrip menjadi ransomware baru.

“Jadi tidak ada yang istimewa dari ransomware baru ini, apapun namanya,” tegas Alfons.

“Sangat serius bahwa pusat data sekelas PDN yang menjalankan ribuan mesin virtual (VM) bisa rentan terhadap ransomware. Dan lebih menyedihkan lagi jika datanya berhasil diambil,” ujarnya.

Alfons pun mempertanyakan kemampuan pengurus PDN tersebut, mengapa ia melewatkannya. Ia yakin kasus ini bisa dijadikan bahan penilaian atau pembelajaran.

Mungkin cara pemilihan pemasoknya perlu dievaluasi, kalau bisa Kominfo bisa jadi pengawas murni dan tidak ikut campur dalam operasional, karena wasit tidak boleh pemain. Tinggalkan data manajemen kepada pihak yang berkompeten, seperti penyedia layanan cloud lokal”, jelasnya.

Dia mengatakan hal ini akan memudahkan pemerintah untuk bertanggung jawab jika terjadi sesuatu yang tidak normal.

“Jadi kalau sampai terjadi sesuatu, pengelola cloud bisa dimintai pertanggung jawaban baik secara finansial maupun hukum. Tentu saja, jika ada akibat seperti itu, pengelola cloud PDN tidak akan ceroboh seperti saat ini,” tutupnya.

 

 

 

Sementara itu, Group Director Network and IT Solutions Telkom Herlan Wijanarko menjelaskan, pelaku serangan ransomware BrainChipper meminta uang tebusan untuk pengembalian data PDN.

“Mereka minta 8 juta. Uang tebusan USD (sekitar Rp 131 miliar),” kata Herlan.

BSSN, Cyber ​​Crime Polri dan TelkomSigma masih melakukan penyelidikan menyeluruh terhadap barang bukti forensik tersebut.

“Bukti-bukti yang kita miliki, dan segala bukti yang terbatas, kemudian kita laporkan perkembangan upaya pemerintah,” ujarnya.

Kepala BSSN Hinsa Siburian mengatakan kejadian ini dapat dijadikan pembelajaran agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

“Hal ini kami sampaikan sebagai pembelajaran untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya hal seperti ini,” ujarnya.

Karena PDN tersebut saat ini masih dalam tahap perbaikan, maka BSSN akan bekerja sama dengan Telkomsingma untuk mendirikan pusat data nasional sementara agar layanan publik tetap berjalan.

Pemanfaatan pusat data nasional sementara mampu mengembalikan pelayanan publik seperti semula.

Hingga Senin pagi, layanan keimigrasian yang terdampak beroperasi seperti biasa, meliputi layanan visa dan izin tinggal, tempat pemeriksaan imigrasi, DPI, paspor, visa on Arrival, boarding, layanan proses keimigrasian, tutupnya.

Sebelumnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) menyebut sistem layanan alien yang sebelumnya tidak bisa berfungsi akibat tidak berfungsinya Pusat Data Nasional (PDN), perlahan mulai pulih.

Direktur Jenderal APTIKA Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan menjelaskan Direktorat Jenderal Imigrasi terus memulihkan layanan keimigrasian agar sistem berangsur pulih.

Sistem Autogate dan loket petugas imigrasi dapat bekerja baik di gerbang keberangkatan maupun kedatangan, kata Semuel, Senin (24/6/2024).

Ia mengatakan upaya pemulihan dan langkah-langkah mitigasi untuk sistem utilitas lainnya masih dilakukan untuk mencegah dampak yang lebih luas.

“Tata Kelola adalah menetapkan skala prioritas untuk menjaga pelayanan publik tetap optimal,” kata pria yang akrab disapa Semmy itu.

Semmy dari Kominfo meminta maaf atas gangguan pelayanan publik yang cukup berkepanjangan sejak Kamis 2024. 20 Juni

“Sekali lagi kami mohon maaf atas kemerosotan kualitas pelayanan publik yang terjadi akibat gangguan ini,” ujarnya.

“Upaya pemulihan terus dilakukan bersama BSSN, Polri, kementerian/lembaga terkait, PT Telkom dan mitra penyelenggara lainnya. Kami juga tetap berkomitmen mengambil langkah-langkah strategis dan cepat untuk masyarakat luas,” tutup Semmy.

happy BSSN Ungkap Pusat Data Nasional Kena Brain Cipher Ransomware, Pengamat: Kok Bisa Kecolongan?
Happy
0 %
sad BSSN Ungkap Pusat Data Nasional Kena Brain Cipher Ransomware, Pengamat: Kok Bisa Kecolongan?
Sad
0 %
excited BSSN Ungkap Pusat Data Nasional Kena Brain Cipher Ransomware, Pengamat: Kok Bisa Kecolongan?
Excited
0 %
sleepy BSSN Ungkap Pusat Data Nasional Kena Brain Cipher Ransomware, Pengamat: Kok Bisa Kecolongan?
Sleepy
0 %
angry BSSN Ungkap Pusat Data Nasional Kena Brain Cipher Ransomware, Pengamat: Kok Bisa Kecolongan?
Angry
0 %
surprise BSSN Ungkap Pusat Data Nasional Kena Brain Cipher Ransomware, Pengamat: Kok Bisa Kecolongan?
Surprise
0 %

You May Have Missed

PAY4D